Sementara PM Israel Benjamin Netanyahu bersiap-siap melakukan perjalanan ke Washington untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump, kelompok militan Hamas membebaskan tiga sandera Israel, termasuk di antaranya satu orang Amerika berkewarganegaraan ganda.
Netanyahu menegaskan Israel berkomitmen untuk meraih kemenangan atas Hamas dan memulangkan semua sandera yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023. Ia sendiri juga mendapatkan tekanan dari mitra pemerintahan sayap kanan untuk melanjutkan perang setelah fase pertama berakhir pada awal Maret.
Hamas melepas tiga sandera Israel dalam pertukaran keempat, Sabtu (1/2), diikuti Israel yang melepas 183 warga Palestina dari penjara. Dengan pertukaran keempat ini, sudah ada 18 sandera — lima di antaranya pekerja Thailand — dan 583 tahanan Palestina yang masing-masing dibebaskan.
Dengan adanya kesepakatan gencatan senjata antara Israel-hamas, lebih dari 423.000 warga Palestina telah kembali ke Gaza utara. Militer Israel sebelumnya memerintahkan mereka untuk meninggalkan wilayah tersebut pada tahap awal perang pada Oktober 2023.
Tiga pria Israel dibebaskan sebagai ganti pembebasan 90 tahanan Palestina.
Di tengah pelaksanaan gencatan senjata di Gaza sesuai kesepakatan yang dicapai di Doha, Qatar, dua pekan lalu, Israel justru meningkatkan operasi militernya di Tepi Barat yang diduduki.
Israel juga dijadwalkan akan membebaskan 110 tahanan Palestina.
Pada Sabtu (1/2), Hamas dijadwalkan membebaskan tiga sandera tambahan dan Israel membebaskan puluhan tahanan Palestina lainnya.
Sekjen PBB mengatakan Badan Bantuan untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), tidak bisa digantikan dan tidak ada organisasi lain yang memiliki kapasitas atau mandat untuk melakukan pekerjaan badan tersebut.
Tunjukkan lebih banyak