Perundingan untuk pemberlakukan fase kedua gencatan senjata Israel-Hamas berlanjut di Qatar di tengah tarik ulur alot. Pada saat yang sama, Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan proposal mengambil alih Gaza dan merelokasi warganya.
Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel, di mana fase pertama dimulai sejak 19 Januari 2025, sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan sebagai ganti bagi sekitar 1.900 tahanan, yang sebagian besar merupakan warga Palestina, yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Sementara Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengulangi janjinya untuk menguasai Gaza, tekanan semakin besar bagi Israel dan Hamas untuk memperpanjang gencatan senjata yang rapuh hingga melebihi tahap awalnya.
VOA Headline News: Presiden Turki Tolak Rencana Presiden Trump Terkait Gaza Senin, 10 Februari 2025, pukul 11.00 WIB
Sebagai bagian dari gencatan senjata, Israel setuju untuk memindahkan pasukannya dari koridor Netzarim sepanjang 6 kilometer, wilayah yang membagi bagian utara dan selatan Gaza yang digunakan Israel sebagai zona militer selama perang.
Setelah pembebasan belasan sandera – dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel – dalam gencatan senjata tahap pertama ini, yang berikutnya adalah pembicaraan mengenai tahap kedua gencatan senjata.
Transaksi penjualan itu masih harus disetujui oleh Kongres Amerika.
Hamas kembali melepas tiga sandera Israel dalam pertukaran pada Sabtu (8/2), diikuti pelepasan 183 warga Palestina dari penjara Israel. Sebelumnya, sudah ada 18 sandera — lima di antaranya pekerja Thailand — dan 583 tahanan Palestina yang masing-masing dibebaskan dalam fase pertama gencatan senjata.
Hamas mengumumkan bahwa ketiga pria yang akan dibebaskan pada Sabtu adalah Eli Sharabi, Or Levy, dan Ohad Ben Ami. Nama-nama mereka telah dikonfirmasi oleh kantor Netanyahu.
Trump, Kamis (6/2) mengatakan Israel harus menyerahkan Jalur Gaza kepada Amerika Serikat.
Tunjukkan lebih banyak