Tautan-tautan Akses

Rusia Klaim Kemajuan di Kursk; Zelenskyy Tegaskan Komitmen untuk Berunding


Seorang prajurit Ukraina berpatroli di jalan di samping bangunan yang rusak selama pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di Kota Sudzha yang dikuasai Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, 16 Agustus 2024. (Foto: Yan Dobronosov/arsip)
Seorang prajurit Ukraina berpatroli di jalan di samping bangunan yang rusak selama pertempuran antara pasukan Ukraina dan Rusia di Kota Sudzha yang dikuasai Ukraina di wilayah Kursk, Rusia, 16 Agustus 2024. (Foto: Yan Dobronosov/arsip)

Perang yang berlangsung selama tiga tahun ini berada pada titik kritis bagi Kyiv setelah Trump menangguhkan bantuan militer AS menyusul perselisihan dengan Zelenskyy pada minggu lalu.

Rusia mengatakan pad Sabtu (8/3) bahwa pasukannya telah merebut kembali tiga desa yang direbut oleh Ukraina di wilayah perbatasan Kursk, yang menandai kemunduran baru bagi Kyiv menjelang perundingan untuk mencoba mengakhiri perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu menunjuk delegasi tingkat tinggi termasuk menteri untuk bertemu dengan para negosiator Amerika Serikat di Arab Saudi pada Selasa (11/3) nanti. Pertemuan itu adalah upaya untuk memperbaiki hubungan dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Utusan Amerika Steve Witkoff mengatakan pada Kamis (6/3) bahwa Washington ingin membahas "kerangka kerja untuk perjanjian damai."

"Kami berharap untuk membahas dan menyetujui keputusan serta langkah-langkah yang diperlukan," kata Zelenskyy, menekankan bahwa Ukraina "berkomitmen penuh untuk dialog yang konstruktif."

Namun, Witkoff mengutuk serangan mematikan yang "brutal" di Ukraina timur, dengan mengatakan bahwa itu membuktikan bahwa Rusia "tidak memikirkan cara untuk mengakhiri perang."

Trump pada Jumat mengancam sanksi dan tarif baru terhadap Rusia atas pengeboman di Ukraina.

Perang yang telah berlangsung selama tiga tahun kini berada pada titik kritis bagi Kyiv setelah Trump menangguhkan bantuan militer Amerika menyusul perselisihan antara Trump dan Zelenskyy di muka umum minggu lalu.

Ukraina masih menguasai sekitar 400 kilometer persegi di wilayah Kursk setelah melancarkan serangan Agustus lalu. Zelenskyy melihat ini sebagai kemungkinan alat tawar-menawar dalam perundingan damai.

Namun, posisi pasukan Ukraina di Kursk kian memburuk dalam beberapa minggu terakhir dengan pasukan Rusia yang terus merangsek.

Peluncur roket milik Rusia, Uragan (badai), menembakkan misil ke arah posisi Ukraina di lokasi yang tidak disebutkan di wilayah perbatasan Kursk. (Foto: Russian Defense Ministry Press Service via AP)
Peluncur roket milik Rusia, Uragan (badai), menembakkan misil ke arah posisi Ukraina di lokasi yang tidak disebutkan di wilayah perbatasan Kursk. (Foto: Russian Defense Ministry Press Service via AP)

Rusia Klaim Kemajuan

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada Sabtu bahwa mereka telah merebut kembali tiga desa lagi: Viktorovka, Nikolaevka, dan Staraya Sorochina.

Menurut DeepState, pelacak militer daring yang terhubung dengan tentara Ukraina, langkah Rusia tersebut menyusul "terobosan" di garis pertahanan Ukraina di dekat Kota Sudzha, yang berada di bawah kendali Kyiv.

Kemajuan tersebut tampaknya telah memutus jalur logistik yang dibutuhkan Ukraina untuk memasok pasukannya, meskipun Kyiv belum mengonfirmasi hal ini.

Rusia telah mengambil kembali sekitar dua pertiga wilayah di Kursk yang awalnya direbut oleh Ukraina.

Staf Umum Militer Ukraina mengatakan pada Sabtu bahwa bentrokan sedang berlangsung di tengah pengeboman besar-besaran dengan artileri dan bom udara berpemandu.

Pertemuan di Arab Saudi

Pejabat senior Amerika dan Ukraina akan bertemu di Arab Saudi pada Selasa (11/3) untuk membicarakan perang. Zelenskyy juga akan berkunjung pada Senin (10/3) untuk berunding dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Untuk Amerika, Witkoff mengatakan bahwa ia ingin membahas "gencatan senjata awal" dengan Rusia dan "kerangka kerja" untuk perjanjian yang lebih panjang.

Zelenskyy mengatakan Ukraina akan diwakili oleh pejabat termasuk Menteri Luar Negeri Andriy Sybiha dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov.

Dalam pidato malamnya, ia mengatakan kepada warga Ukraina bahwa ia "yakin bahwa pertemuan itu akan produktif. [ft/ah]

XS
SM
MD
LG