Hamas membebaskan tiga sandera Israel pada Sabtu (8/2) di tengah gencatan senjata yang rapuh, saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump terus menggaungkan rencananya untuk mengambil alih Jalur Gaza.
Pertukaran ini merupakan yang kelima sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas diberlakukan pada bulan lalu.
Eli Sharabi (52 tahun) dan Ohad Ben Ami (56 tahun) disandera dari Kibbutz Beeri, sebuah komunitas pertanian, sementara Or Levy (34 tahun) diculik dari festival musik Nova saat Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023.
Sementara itu, Israel akan membebaskan 183 tahanan Palestina pada Sabtu malam.
Dalam tahap pertama gencatan senjata yang berlangsung enam minggu, Hamas akan membebaskan 33 sandera Israel secara bertahap dengan imbalan ratusan tahanan Palestina. Hingga kini, 13 sandera Israel dan lima pekerja Thailand yang diculik dalam serangan Hamas telah dibebaskan, sementara sekitar 600 tahanan Palestina telah dilepaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi kepada AFP pada Jumat (7/2) bahwa mereka telah menerima daftar sandera yang akan dibebaskan dari Gaza setelah Hamas mengumumkan tiga nama tawanan yang akan dibebaskan.
Mantan sandera Yarden Bibas, yang dibebaskan minggu lalu oleh militan Hamas di Gaza, pada Jumat mendesak Netanyahu untuk membantu membawa kembali istri dan dua anaknya dari wilayah Palestina.
"Perdana Menteri Netanyahu, saya sekarang berbicara kepada Anda dengan kata-kata saya sendiri... bawa kembali keluarga saya, bawa kembali teman-teman saya, bawa semua orang pulang," kata Bibas dalam pesan publik pertamanya setelah pembebasannya.
Hamas sebelumnya mengatakan istrinya Shiri dan kedua putranya Ariel dan Kfir — sandera termuda — telah meninggal, tetapi Israel belum mengonfirmasi kematian mereka.
Netanyahu, yang sedang berada di Washington, akan "memantau tahap pembebasan sandera ini dari pusat kendali delegasi di Amerika," kata kantor perdana menteri dalam pernyataan terpisah.
Ini Saatnya
Forum Sandera dan Keluarga Hilang pada Jumat mendesak pemerintah untuk tetap mempertahankan gencatan senjata Gaza, meskipun komentar Trump memicu kegemparan di Timur Tengah dan sekitarnya.
"Seluruh bangsa menuntut agar para sandera kembali ke rumah," kata kelompok kampanye Israel dalam sebuah pernyataan.
"Sekaranglah saatnya untuk memastikan perjanjian tersebut diselesaikan -- hingga yang terakhir," tambahnya.
Israel dan Hamas telah menyelesaikan empat pertukaran di bawah tahap pertama perjanjian gencatan senjata.
Militan Palestina yang dipimpin oleh Hamas sejauh ini telah membebaskan 18 sandera sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 600 tahanan Palestina, sebagian besar dari penjara Israel.
Gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat bertujuan untuk memastikan pembebasan 33 sandera selama 42 hari pertama dari perjanjian tersebut.
Negosiasi tahap kedua gencatan senjata dijadwalkan dimulai pada Senin (10/2), tetapi belum ada informasi lebih lanjut mengenai perkembangan pembicaraan tersebut.
Tahap kedua gencatan senjata bertujuan untuk memastikan pembebasan lebih banyak sandera dan membuka jalan untuk mengakhiri perang secara permanen, yang dimulai pada 7 Oktober 2023 setelah serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel.
Selama serangan tersebut, militan Hamas menyiduk 251 sandera ke Gaza. Hingga kini, 76 orang masih ditahan, termasuk 34 yang menurut militer Israel telah meninggal.
Menurut Kementerian Kesehatan wilayah yang dikuasai Hamas, serangan balasan Israel telah mengakibatkan sedikitnya 47.583 orang tewas di Gaza, sebagian besar adalah warga sipil. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap angka tersebut dapat dipercaya. [ah/ft]
Forum