Sebuah terobosan baru dicapai pada hari Minggu (9/2) dalam gencatan senjata Israel-Hamas yang rapuh di Gaza, dengan pasukan Israel menarik diri dari koridor Netzarim, sebidang tanah sempit yang memisahkan wilayah tersebut. Hal ini memungkinkan lebih banyak warga Palestina untuk kembali ke sektor utara tempat mereka pernah tinggal, tetapi sebagian besar tanah telah diratakan oleh pertempuran selama 15 bulan.
Mobil-mobil yang penuh dengan barang-barang, termasuk tangki air dan koper, terlihat menuju ke utara melalui jalan yang melintasi jalur Netzarim sepanjang enam kilometer. Di bawah gencatan senjata itu, Israel diharuskan membiarkan mobil-mobil itu melintas tanpa pemeriksaan, dan tidak ada pasukan di sekitar jalan tersebut.
Juru bicara Hamas Abdel Latif Al-Qanoua mengatakan bahwa penarikan tersebut menunjukkan bahwa Hamas telah “memaksa musuh untuk tunduk pada tuntutan” dan bahwa hal tersebut menggagalkan ilusi Perdana Menteri Israel Benjamin “Netanyahu untuk mencapai kemenangan total.”
Para pejabat Israel tidak mengungkapkan berapa banyak tentara yang mundur atau ke mana. Tentara saat ini masih berada di sepanjang perbatasan Gaza dengan Israel dan Mesir dan penarikan penuh diperkirakan akan dirundingkan pada tahap selanjutnya dari gencatan senjata semula selama 42 hari yang akan diperpanjang hingga awal Maret.
Namun hampir tidak ada kemajuan yang dicapai dalam menegosiasikan perpanjangan gencatan senjata, yang seharusnya mengarah pada pembebasan lebih banyak sandera yang ditahan oleh Hamas dan para tahanan Palestina yang dipenjara di Israel.
Netanyahu mengirimkan sebuah delegasi ke Qatar, mediator utama dalam pembicaraan antara kedua belah pihak, namun misi tersebut juga mencakup para pejabat tingkat rendah. Pemimpin Israel tersebut juga diperkirakan akan mengadakan pertemuan dengan para menteri utama Kabinet minggu ini untuk membahas gencatan senjata tahap kedua, yang perpanjangannya tidak dijamin.
Secara terpisah pada hari Minggu, kementerian kesehatan Palestina mengatakan bahwa dua wanita berusia 20-an, termasuk seorang wanita yang sedang hamil delapan bulan, tewas oleh tembakan Israel di Tepi Barat yang diduduki Israel, di mana pasukan Israel telah melakukan operasi besar-besaran terhadap para militan.
Selama fase enam minggu pertama gencatan senjata, Hamas secara bertahap membebaskan 33 sandera Israel yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober 2023 kepada Israel dengan imbalan jeda pertempuran, pembebasan ratusan tahanan Palestina, dan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Kesepakatan tersebut juga menetapkan bahwa pasukan Israel akan mundur dari daerah berpenduduk di Gaza serta koridor Netzarim.
Pada tahap kedua, semua sandera yang masih hidup akan dibebaskan sebagai imbalan atas penarikan mundur Israel sepenuhnya dari Gaza dan sebuah “ketenangan yang berkesinambungan.” Namun rincian perjanjiannya masih belum jelas dan belum dinegosiasikan.
Perjanjian gencatan senjata tersebut makin kacau minggu lalu ketika Presiden AS Donald Trump, yang berdiri di samping Netanyahu dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, menyerukan kepemilikan AS atas Gaza di akhir perang dan kemudian menyatakan bahwa Israel akan menyerahkan wilayah di sepanjang Laut Tengah itu.
Hamas, negara-negara Arab, dan sekutu-sekutu serta musuh-musuh AS sama-sama mengecam proposal tersebut, meskipun Netanyahu memuji proposal tersebut sebagai sebuah terobosan potensial yang dapat mengubah keadaan, mengarah pada perdamaian Timur Tengah.
Namun Netanyahu berada di bawah tekanan besar dari sekutu politik sayap kanannya untuk melanjutkan perang setelah tahap pertama, sehingga Hamas, yang melakukan serangan paling mematikan terhadap warga Israel dalam sejarah mereka, dapat dikalahkan. Dia juga menghadapi tekanan dari warga Israel yang sangat ingin melihat lebih banyak sandera kembali ke rumah dan ingin gencatan senjata terus berlanjut, terutama setelah penampilan kurus dari tiga tawanan pria yang dibebaskan pada hari Sabtu mengejutkan negara itu.
Perang di Gaza dipicu oleh serangan teror Hamas pada Oktober 2023 terhadap Israel yang menewaskan 1.200 orang dan menyebabkan penangkapan 250 sandera. Serangan balasan Israel menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina, lebih dari separuhnya adalah perempuan dan anak-anak, menurut otoritas kesehatan setempat. Israel mengatakan bahwa jumlah korban tewas termasuk 17.000 militan yang telah mereka bunuh.
Hamas, kelompok teror yang ditetapkan AS, membebaskan tiga sandera Israel lagi pada hari Sabtu dan Israel menanggapi dengan membebaskan 183 tahanan Palestina dalam pertukaran sandera untuk tahanan terbaru. Ini adalah pertukaran kelima sejak gencatan senjata berlaku bulan lalu. [my/jm]
Forum