Polygraph
Minggu 26 Januari 2025
-
Cek Fakta: Rusia Manfaatkan Kebakaran Los Angeles untuk Sebarkan Propaganda Anti-Amerika dan Ukraina
Amerika Serikat telah melibatkan para narapidana untuk "kerja paksa" dalam upaya memadamkan kebakaran di Los Angeles, sementara AS juga mengenakan sanksi kepada China karena tuduhan praktik kerja paksa di wilayah Xinjiang.
Di California, narapidana yang memenuhi syarat bisa menjadi sukarelawan sebagai petugas pemadam kebakaran guna membantu memadamkan kebakaran hutan di Los Angeles. Sementara, China menggunakan kerja paksa yang melibatkan Muslim yang mereka tahan secara sewenang-wenang di Xinjiang. -
“Mereka [musuh-musuh Iran] secara konsisten mengatakan bahwa Republik Islam telah kehilangan kekuatan proksi regionalnya — ini adalah kesalahan lain! Republik Islam tidak memiliki kekuatan proksi apa pun.”
Iran beroperasi atau berkoordinasi dengan lebih dari 100 kelompok militan di Irak, Lebanon, Suriah, Yaman, dan sekitarnya untuk memajukan kepentingan kebijakan luar negerinya. -
Cek Fakta: Rusia Salahkan Burung Penyebab Jatuhnya Pesawat Azerbaijan; Bukti Mengarah ke Rudal Rusia
"Pendahuluan: setelah bertabrakan dengan burung, karena situasi darurat di dalam pesawat [Azerbaijan Airlines, penerbangan dari Baku ke Grozny], (kemudian) Pilot memutuskan untuk pergi ke lapangan terbang alternatif — yang dipilih adalah Aktau."
Beberapa lubang pecahan peluru di badan pesawat dan ketinggiannya pada saat insiden terjadi, bertentangan dengan "teori burung". Azerbaijan menuduh Rusia menyerang pesawat penumpang itu dengan rudal. Pilot tidak memutuskan untuk terbang ke Aktau; bandara Rusia menolak pendaratan darurat pesawat itu. -
“Angka-angka (korban) yang diumumkan berkenaan dengan kerugian di kedua belah pihak, jelas bahwa angka-angka tersebut disajikan dalam interpretasi Ukraina … Kerugian (yang dialami) Ukraina beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kerugian Rusia.”
Angka korban yang disampaikan Donald Trump sesuai dengan sumber intelijen, pertahanan, dan militer Barat pada bulan Juli-Oktober, berbeda dengan perkiraan Ukraina. Semua data Barat menunjukkan bahwa Rusia telah menderita kerugian militer yang lebih besar daripada Ukraina dalam konflik tersebut. -
“Juru bicara Kementerian Perdagangan China menekankan bahwa Beijing dengan tegas menentang ‘kerja paksa’ dalam bentuk apa pun dan tidak ada praktik kerja paksa di Daerah Otonomi Uygur Xinjiang di China barat laut.”
Perserikatan Bangsa-Bangsa, peneliti independen, dan media semuanya telah mendokumentasikan tuduhan kredibel tentang praktik kerja paksa di Xinjiang. -
“[T]idak ada cara untuk 'mencegat' senjata semacam itu [rudal balistik hipersonik Oreshnik] saat ini. … Itu tidak mungkin (dicegat).”
Senjata hipersonik seperti rudal "Oreshnik" Rusia menghadirkan tantangan berat bagi sistem pertahanan rudal yang ada saat ini. Namun, tetap ada pertahanan udara yang mampu mencegatnya. -
“Setiap eskalasi antara China dan Filipina — tanpa kecuali — disebabkan oleh provokasi Filipina dan pelanggaran terhadap kedaulatan China. Ketenangan akan kembali setelah Filipina menghentikan aktivitas (provokasi) tersebut.”
China telah menolak putusan internasional yang menjelaskan hak-hak Filipina di Laut China Selatan, dan berulang kali melakukan tindakan agresif untuk mempertahankan dominasinya di wilayah tersebut. -
“[K]ami selalu mengakui batas-batas Ukraina dalam kerangka perjanjian kami setelah runtuhnya Uni Soviet. … Namun kemudian, seperti diketahui, pimpinan Ukraina mengubah Undang-Undang Dasar dan mengumumkan keinginannya untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan kami tidak menyetujuinya.”
Ukraina abaikan kenetralan konstitusionalnya untuk mengejar keanggotaan UE dan NATO baru pada tahun 2019, beberapa tahun pasca Rusia mencaplok Krimea dan mendukung separatis pro-Rusia di Donbas. NATO mempertimbangkan keanggotaan Ukraina setelah Moskow menginvasi Georgia, yang memicu perang di Eropa. -
"...bukan tindakan Rusia yang memicu eskalasi di Ukraina, melainkan kudeta 2014, yang terutama didukung oleh Amerika Serikat. Bahkan diungkapkan kepada publik berapa banyak dukungan finansial yang dialokasikan pemerintah AS saat itu untuk mempersiapkan dan mengatur kudeta ini."
Dalam kurun waktu lebih dari 22 tahun antara runtuhnya Uni Soviet, saat Ukraina memperoleh kembali kemerdekaannya, dan Revolusi Martabat 2014, AS menginvestasikan $5 miliar untuk mendukung LSM dan program pembangunan demokrasi di Ukraina, bersama dengan inisiatif dalam mengamankan dan membongkar senjata pemusnah massal, bantuan militer, keamanan perbatasan, antiperdagangan manusia, antikorupsi, pengendalian narkotika, dan penegakan hukum. -
“[Tuduhan bergabungnya pasukan Korea Utara dalam perang Rusia di Ukraina] ini tampaknya lagi-lagi hanya sekadar informasi yang tidak benar.”
Pejabat Ukraina dan Korea Selatan telah melaporkan pengerahan pasukan Korea Utara ke perang Rusia di Ukraina. Media berita independen melaporkan sedikitnya enam personel militer Pyongyang telah tewas dalam pertempuran pada bulan Oktober 2024. -
“Harian The Washington Post, mengutip seorang pejabat tinggi Ukraina yang tidak disebutkan namanya, menyatakan bahwa jumlah [warga Ukraina] yang siap membuat konsesi teritorial untuk menyelesaikan konflik (dengan Rusia) terus bertambah. Jumlah warga yang tidak puas dengan tindakan sekutu Barat juga terus bertambah.”
AiF memilih kutipan-kutipan, menggunakannya di luar konteks, menghilangkan informasi penting, dan memutarbalikkan laporan The Washington Post agar sesuai dengan propaganda Kremlin. AiF juga salah mengaitkan semua kutipan dengan "pejabat senior Ukraina" sementara The Post mengutip beberapa sumber. -
“Republik Islam Iran pasti akan terus mendukung pemerintahan sah dan legal Presiden Maduro dengan seluruh kekuatannya, sebagaimana yang telah dilakukan (Teheran) di masa lalu.”
Sumber: Press TV Iran, 18 September 2024Oposisi Venezuela, yang menghadapi penindakan keras pasca pemilu, telah memberikan banyak bukti bahwa Maduro kalah dalam pemilihan presiden pada tanggal 28 Juli.