FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) sedang menyelidiki "akses tidak sah" terhadap infrastruktur telekomunikasi komersial, dan mengaitkan serangan tersebut dengan aktor yang berafiliasi dengan China.
Reporter VOA Valdya Baraputri melaporkan dari Washington DC untuk pemirsa Metro Pagi Primetime mengenai isu Hak Aborsi yang Kembali Menjadi Isu Panas pada Pilpres AS tahun ini, hari Sabtu pagi 26 Oktober 2024.
Pemilu AS di ambang mata dan warga kian stres. Fenomena “election stress disorder” atau gangguan stres pemilu dialami 50% lebih warga AS yang disurvei pada sejumlah penelitian. Walau ada tips menangkalnya, banyak yang masih kesulitan melepas diri dari terpaan berita dan meruncingnya argumen politik.
Hak aborsi adalah salah satu isu penting pilpres Amerika Serikat. Sejak Mahkamah Agung Amerika menyerahkan kebijakan ini ke masing-masing negara bagian pada 2022,Partai Demokrat bergerak melindungi hak itu, sementara Partai Republik berupaya membatasinya. Isu ini memotivasi pemilih ke TPS tahun ini.
VOA Headline News 09.00 WIB hari Kamis, 24 Oktober 2024: Mantan Kepala Staf AS Katakan Trump Sebut Hitler ‘Lakukan Hal Baik’.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu para pemimpin Israel di Tel Aviv untuk dorong peningkatan akses kemanusiaan warga Palestina dan diakhirinya perang Israel di Gaza dan Lebanon. Sementara ratusan Muslim Rohingya terombang-ambing di perairan Labuhan Haji pascapenolakan warga setempat.
Reporter VOA, Genia Dulot dari California Selatan melaporkan tentang dua orang yang menjual barang cindera mata untuk kampanye kedua partai yang bersaing. Mereka berusaha menurunkan suhu politik bagi para pelanggan mereka.
Dalam kampanye kepresidenan AS, hanya ada sedikit perbedaan pendapat antara pendukung Kamala Harris dan pendukung Donald Trump. Tim VOA melaporkan tentang dua orang yang menjual cindera mata untuk kampanye kedua partai yang bersaing, dan berusaha menurunkan suhu politik bagi para pelanggan mereka.
AS jadi salah satu negara yang menerima pengungsi Rohingya. Mayoritas warga Rohingya di AS lama jadi pengungsi di Malaysia sebelum akhirnya naturalisasi sebagai warga negara Amerika. Tahun ini, banyak dari warga senior Rohingya merasakan hak untuk memilih presiden untuk pertama kali dalam hidupnya.
Tunjukkan lebih banyak