Kedua capres AS, Donald Trump dan Kamala Harris, sama-sama berusaha mendekati para pemilih yang belum menentukan capres pilihan mereka. Sementara itu, jelang dilantik, Presiden terpilih Prabowo Subianto memantapkan pilihannya terhadap para calon menteri kabinetnya selama lima tahun ke depan.
Dalam bulan terakhir kampanye presiden Amerika Serikat ini, Donald Trump dan Kamala Harris sama-sama mencoba menjangkau sejumlah kecil pemilih yang mengaku masih belum memutuskan siapa yang akan mereka pilih.
Ketika hujan turun suatu hari pada bulan September, sekelompok jurnalis berkumpul di perkantoran di luar kota Washington. Beberapa di antara mereka adalah reporter berpengalaman, lainnya masih mahasiswa. Namun, mereka semua belajar bagaimana agar tetap aman saat meliput pemilu dan kerusuhan.
Selain mengecam serangan terhadap pasukan perdamaian PBB di Lebanon, Uni Eropa bantah tuduhan bahwa Sekjen PBB hambat gerak pasukan Israel. Sementara itu, dukungan selebriti, yang menjadi ciri khas pilpres di AS, masih sulit diprediksi dampaknya.
Asosiasi Psikolog Amerika mengatakan saat pemilu semakin dekat, tingkat stres meningkat, terlepas dari afiliasi politiknya. Aliran berita yang terus-menerus, argumen yang membuat stres, dan kekhawatiran tentang masa depan negara, semuanya memberikan tekanan pada kesehatan mental.
Harris, saat berbicara kepada wartawan pada Sabtu (12/10) menjelang perjalanan ke North Carolina, mengatakan keengganan Trump untuk menerbitkan catatan kesehatannya sebagai "contoh lebih lanjut dari kurangnya transparansi."
Trump mengusulkan untuk memperluas penerapan hukuman mati kepada pelanggar lainnya, termasuk mereka yang dihukum karena perdagangan seks terhadap kaum perempuan dan anak-anak.
Partai Republik dan Partai Demokrat di AS sama-sama berupaya mencegah terjadinya kecurangan jelang Pemilu AS. Sementara di Indonesia, PTUN tunda pembacaan keputusan soal keabsahan Gibran sebagai calon wakil presiden.
Ada sekelompok signifikan pemilih Amerika Serikat yang berpendapat bahwa satu agama tunggal mendikte hukum negara. Tetapi pendapat seperti itu merupakan isu yang memecah belah pihak liberal dan konservatif, atau Demokrat dan Republik. Isu ini disebut nasionalisme Kristen.
Mantan Presiden AS Donald Trump dan banyak pendukungnya mengklaim tanpa bukti bahwa pemilu 2020 dicuri dan memperingatkan bahwa hal yang sama dapat terjadi pada pemilu 2024. Para pejabat pemilihan di Michigan menyanggah klaim tersebut dan berupaya meyakinkan warga Amerika bahwa suara mereka aman.
Tunjukkan lebih banyak