Situs internet Wikileaks telah merilis ratusan ribu kawat diplomatik Amerika lewat beberapa suratkabar internasional, tindakan yang dikecam oleh Gedung Putih.
Harian New York Times mengatakan, kawat-kawat diplomatik itu mengungkapkan bahwa Amerika sejak tahun 2007 telah berusaha secara diam-diam untuk mengambil uranium yang sangat diperkaya dari sebuah reaktor riset Pakistan, karena dikhawatirkan uranium itu akan dipakai untuk membuat senjata nuklir gelap. Tapi kata New York Times, usaha itu gagal.
Harian The Guardian yang terbit di Inggris mengatakan kawat-kawat rahasia itu mengungkapkan bahwa sejumlah pemimpin Arab secara pribadi mendesak supaya dilancarkan serangan udara atas Iran. New York Times dan The Guardian adalah diantara surat-surat kabar internasional yang diberi kopi dokumen-dokumen itu sebelum dirilis lewat situs Wikileaks.
Jurubicara Gedung Putih hari Minggu mengutuk pembocoran itu karena membahayakan usaha-usaha penegakan HAM dan keselamatan orang-orang yang namanya disebutkan dalam dokumen-dokumen itu.
Hari Minggu pagi, Wikileaks mengatakan situs internetnya telah mendapat serangan elektronik tapi menegaskan bahwa informasi-informasi rahasia itu tetap akan disiarkan.
Kemarin, Penasihat hukum Departemen LN Amerika mengirim surat peringatan kepada pendiri Wikileaks Julian Assange, bahwa rencananya untuk menyiarkan lebih banyak dokumen rahasia Amerika, adalah tindakan melanggar hukum.
Jumat kemarin, Menteri LN Hillary Clinton telah menghubungi beberapa negara sekitar ancaman Wikileaks itu. Kata jurubicara Departemen LN, Clinton telah berbicara dengan para pemimpin Jerman, Inggris, Perancis, Arab Saudi, emirat persatuan Arab, dan Afghanistan.
Kata Wikileaks minggu lalu, dokumen yang akan dibocorkan itu berjumlah hampir tiga juta, atau tujuh kali lipat dari dokumen yang dibocorkan sebelumnya tentang perang Irak.