Suriah mengecam keras Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, setelah dia mengatakan Presiden Bashar al-Assad telah “kehilangan legitimasi.”
Selasa ini, kantor berita pemerintah SANA menyatakan pemerintah “dengan keras mengecam” komentar Clinton. Kantor berita itu mengutip pejabat yang menyebut komentarnya merupakan “bukti lebih jauh” campur tangan Amerika yang menyolok dalam urusan domestik Suriah.
Pada hari Senin Clinton mengatakan Presiden Assad “bukannya tidak dapat digantikan,” dan Amerika tidak berkepentingan mempertahankan Assad tetap berkuasa.
Komentar itu adalah kecaman Washington yang paling keras terhadap Assad sejak pasukan keamanannya menindak keras demonstran anti pemerintah pada bulan Maret.
Perancis juga meningkatkan kecaman terhadap Damaskus Selasa, dan meminta Dewan Keamanan agar bertindak. Perdana Menteri Perancis Francois Fillon mengatakan kepada radio Europe-1 bahwa bungkamnya Dewan Keamanan PBB mengenai Suriah tidak dapat dipertahankan. Fillon juga mengemukakan semakin hari kian sulit bagi Assad untuk tetap berkuasa.
Pada hari Senin, massa yang setia kepada Assad menyerbu kompleks kedutaan Amerika di Damaskus dan melakukan protes di depan kedutaan Perancis.
Insiden itu terjadi setelah Dutabesar Amerika Robert Ford dan Dutabesar Perancis Eric Chevallier berkunjung ke kota Hama minggu lalu untuk menunjukkan solidaritas dengan penduduk yang menghadapi tindakan keras terhadap para pemberontak.