Keputusasaan di kalangan perempuan Afghanista yang ingin melanjutkan pendidikan makin meningkat seiring dengan tindakan represif Taliban.
Para kritikus menuduh pemerintah mengawasi pembatasan hak-hak perempuan dan tidak melakukan cukup upaya untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan
Laporan itu menyebut ada sejumlah faktor yang menyebabkan kemunduran hak-hak perempuan, mulai dari perubahan iklim hingga kemunduran demokrasi.
Simak cerita Diana Dunham, diaspora Indonesia di Virginia, Amerika mengenai pengalamannya dalam mempelajari kebudayaan Indonesia lebih dalam di luar negeri, hingga mempromosikannya ke warga lokal. Tak ketinggalan ada informasi mengenai ilmuwan penyandang disabilitas dan camilan khas Kroasia.
Militer AS kini beranggotakan sekitar 1,3 juta personil aktif dan sekitar 800 ribu pasukan cadangan dari berbagai angkatan. Dari jumlah itu, diperkirakan sekitar 45 ribu lahir di luar negeri, termasuk orang keturunan Indonesia, walaupun tidak ada informasi spesifik tentang jumlah mereka.
Simak cerita diaspora Indonesia di Los Angeles yang juga adalah seorang desainer tas yang produksinya dilakukan di Indonesia, perusahaan rintisan di Meksiko yang mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar, serta informasi seputar film dokumenter kelompok boyband "Boyzone."
Rencana itu terungkap ketika ratusan pelajar Afghanistan mengikuti ujian masuk pada Sabtu (25/1) ke program S2, S3, dan Ph.D. di universitas-universitas Pakistan.
Malala Yousafzai berbicara dalam kunjungannya yang jarang terjadi ke negara asalnya untuk berpartisipasi dalam konferensi perdana tentang pendidikan anak perempuan di dunia Muslim.
Para pembicara dalam konferensi itu tidak menyinggung Afghanistan, satu-satunya negara Islam di mana para pemimpin garis keras Taliban melarang anak perempuan mengenyam pendidikan setelah kelas enam.
Studi menunjukkan dunia teknologi dan digital masih didominasi laki-laki. Lantas, sejauh mana perempuan bisa mencapai kesetaraan, terutama di tengah gencarnya pengembangan kecerdasan buatan?
Tunjukkan lebih banyak