Dari kota Philadelphia, tim Vlogger on the Road menjelajahi ragam kuliner, mulai dari hidangan internasional hingga mencicipi Waroeng Indonesia Hardena khas Surabaya, yang menjadi favorit warga Amerika dan diaspora Indonesia. Waroeng Hardena juga mendapat penghargaan dari berbagai media di Amerika.
Melalui Studio Bumi, seorang warga Indonesia di New York mempopulerkan konsep Communal Dining, alias makan duduk bersama dengan orang-orang tak dikenal yang sajiannya 100 persen makanan Indonesia. Setahun beredar, tiketnya selalu laris dibeli muda-mudi New Yorker.
Dita’s Market, warung makan dan toko khas Indonesia, melayani pelanggan setianya di tepi jalan utama kota kecil Metuchen, negara bagian New Jersey. Dengan nasi campurnya, warung ini mampu mengobati kerinduan orang Indonesia pada Tanah Air, melalui lidah yang menyimpan kenangan rasa menu Nusantara.
Pergantian tahun bagi warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, termasuk di AS, mengingatkan tantangan selama setahun dan harapan pada tahun yang baru. Perubahan politik, keamanan dan ekonomi tidak lepas dari pengamatan mereka.
Rianto, penari Lengger, koreografer asal Banyumas, yang bermukim di Jepang, baru-baru ini melakukan tur Journey of America di empat kota, Pittsburgh, New York, Washington DC dan Atlanta. Rianto memperkenalkan serta mengajarkan kesenian asli Banyumas ini, ke pecinta seni tari termasuk warga Amerika.
Salah satu tradisi menjelang musim liburan di Amerika adalah munculnya pasar kaget atau holiday market. Para pengunjungnya dapat berbelanja kado, serta pernak-pernik keperluan Natal. Tak sedikit pebisnis asal Indonesia ikut memeriahkan dan berjualan di pasar kaget ini.
Salah satu profesi yang ditekuni oleh diaspora Indonesia di Amerika adalah sebagai distributor untuk produk roti dan kukis yang dilakoni oleh Geliga Purnama di negara bagian Virginia. Tidak hanya meraup keuntungan, melalui bisnisnya, Geliga membuka lapangan pekerjaan dan berkesempatan untuk beramal.
Rendy Wicaksana di New York antarkan berita global terkini, juga dampak bea Trump terhadap petani AS dan persiapan bandara tersibuk jelang akhir tahun. Dari Chantilly, Virginia, Ariadne Budianto menemui diaspora Indonesia yang berbisnis jalur distribusi roti-kue, yang justru diuntungkan inflasi.
Masyarakat Kristiani Indonesia di ibu kota AS dan sekitarnya pada awal Desember mengadakan perayaan Natal Bersama. Meski diadakan secara sederhana, perayaan kali ini terasa meriah bagi mereka yang datang dan menjadi kesempatan bersilaturahmi. Selengkapnya ikuti laporan tim VOA.
Walau menawarkan makanan Jepang yang sudah dikenal di Amerika, pasutri Muhammad Arifin dan Suci Mulyani, adalah satu-satunya diaspora Indonesia yang memiliki bisnis dua food truck di Williamsburg. Keberanian pasutri ini membuat terkesan walikota di negara bagian Kentucky, yang mendukung bisnis ini.
Melalui tari, musik gamelan, pagelaran busana tradisional dan kuliner, warga Amerika yang tergabung dalam International Club of DC, belajar mengenal Indonesia. Beranggotakan pekerja profesional, mereka hadir di acara "Spirit of Indonesia A Cultural Archipelago" di KBRI Washington,D.C.,November lalu.
Tunjukkan lebih banyak