Aksi demo sebagai bentuk penolakan terhadap rencana kebijakan pemerintah untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM) terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Di Bali, sekitar 60an mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan Harga BBM menggelar aksi treatrikal di sepanjang Jalan Gajah Mada, Denpasar. Aksi treatrikal di jalan ini dilakukan sebagai bentuk aksi penolakan terhadap rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada April mendatang.
Dalam aksi treatrikal menggambarkan kegagalan pemerintah dalam mensejahterakan rakyatnya. Dalam aksinya para mahasiswa juga melakukan aksi tabur bunga terhadap matinya nurani pemerintahan SBY yang disimbolisasi melalui salah satu mahasiswa yang tidur terlentang dengan menggunakan topeng SBY.
Juru Bicara Gerakan Rakyat Tolak Kenaikan Harga BBM Adji Suryo Putro Pribadi pada keteranganya di sela-sela aksi pada Kamis Siang di Denpasar berharap pemerintah tidak menjadikan alasan subsidi sebagai alasan untuk menaikkan harga BBM, padahal Indonesia sebagai negara penghasil minyak seharusnya mampu menjaga harga minyak di dalam negeri.
“Tidak perlu berbicara subsidi saja, Indonesia sebenarnya masih bisa bangkit karena sektor migas dan pertambangan kita saat ini seharusnya kita miliki, karena itu disini kami bicara bahwa kita harus menasionalisasi asset-asset migas,” ujar Adji Suryo.
Sedangkan Kapolda Bali, Irjen Pol Budi Gunawan menyatakan akan menerjukan 700 personil guna melakukan pengawasan terhadap adanya sindikat penimbunan BBM.
“Ini juga kita sudah buat maklumat untuk seluruh Kapolres untuk melaksanakan pemantauan, pengecekan dan juga operasi dalam rangka untuk pengecekan penimbunan-penimbunan, tidak hanya BBM tetapi juga semua bahan pokok karena semua mempunyai korelasi hubungan,” papar Gunawan.
Sedangkan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika merencanakan untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap harga atau nilai proyek pembangunan pada tahun ini menyusul rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM mulai April mendatang. Menurut Pastika, Jika ketersediaan dana sangat terbatas maka tidak menutup kemungkinan proyek tersebut akan ditunda pelaksanaanya.
Mangku Pastika menjelaskan, “Yang bisa ditunda, kalau tidak ya ditawarkan dengan harga segitu, karena tidak mungkin kita naikkan sekarang, mengubah besaran tidak mungkin, mengurangi volume juga tidak mungkin, tergantung kalau memang mampu dilaksanakan dengan kualitas tetap terjamin kita kerjakan, kalau tidak mau gak mau tunggu.”
Pemerintah provinsi Bali kini juga sedang mempertimbangkan program khusus bagi perlindungan UKM agar mampu tetap bertahan ditengah kenaikan harga BBM.
