Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio pada hari Minggu (2/2) bertemu dengan Presiden José Raúl Mulino, di Panama pada tahap pertama dari lawatan resmi pertamanya ke luar negeri sebagai diplomat tertinggi AS.
Rubio juga akan melawat ke El Salvador, Kosta Rika, Guatemala, dan Republik Dominika. Lawatan ini akan mencakup pembicaraan dengan Presiden El Salvador Nayib Bukele, Presiden Kosta Rika Rodrigo Chaves, Presiden Guatemala Bernardo Arévalo, dan Presiden Dominika Luis Abinader.
Ini menandai yang pertama kalinya dalam lebih dari 100 tahun kunjungan resmi pertama Menteri Luar Negeri AS ke luar negeri adalah ke Amerika Latin, menurut Utusan Khusus AS untuk Amerika Latin Mauricio Claver-Carone.
Para pejabat dan pakar mengatakan kunjungan ini sebagian bertujuan untuk melawan pengaruh China yang semakin besar di kawasan ini. Lawatan ini dilakukan ketika Presiden Donald Trump berusaha menguasai kembali Terusan Panama, dan ketika Washington mengintensifkan upaya untuk mengekang migrasi ilegal.
“Pertemuan Menteri Rubio dengan para pejabat senior dan pemimpin bisnis akan mendorong kerja sama regional untuk kepentingan bersama: Menghentikan migrasi ilegal dan berskala besar, memerangi tantangan organisasi kriminal transnasional dan pengedar narkoba, melawan China, dan memperdalam kemitraan ekonomi untuk meningkatkan kemakmuran di belahan bumi kita,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Trump telah menegaskan bahwa China menguasai Terusan Panama, sebuah jalur perdagangan penting yang menghubungkan Laut Atlantik dan Pasifik. Namun, Panama membantah klaim tersebut dan bersikeras bahwa mereka mengelola terusan tersebut secara imparsial untuk semua lalu lintas maritim. Pada hari Kamis, Rubio memperingatkan bahwa China berpotensi memblokir akses ke terusan tersebut jika terjadi konflik.
“Jika pemerintah di China dalam sebuah konflik menyuruh mereka untuk menutup Terusan Panama, mereka harus melakukannya. Dan pada kenyataannya, saya tidak ragu bahwa mereka memiliki persiapan rencana untuk melakukannya. Itu adalah ancaman langsung,” kata Rubio dalam sebuah wawancara dengan Radio SiriusXM.
Di Panama City, Presiden Panama Mulino mengesampingkan diskusi mengenai kontrol atas terusan tersebut dengan Rubio.
“Saya tidak bisa bernegosiasi apalagi membuka proses negosiasi mengenai terusan itu,” katanya kepada para wartawan pada hari Kamis. “Itu sudah ditutup. Terusan itu adalah milik Panama.”
Dalam sebuah pengarahan singkat pada hari Jumat, Utusan Khusus AS Claver-Carone memperingatkan tentang “peningkatan kehadiran” perusahaan-perusahaan China di Zona Terusan itu, mulai dari pelabuhan hingga infrastruktur telekomunikasi. Dia menyebutnya sebagai masalah serius tidak hanya untuk keamanan nasional AS tetapi juga untuk Panama dan seluruh Belahan Bumi Barat.
Beberapa analis memperingatkan bahwa China telah menggunakan taktik ekonomi dan non-ekonomi di seluruh Belahan Bumi Barat untuk memperluas pengaruhnya, yang memicu kekhawatiran keamanan nasional.
“Kita mungkin menganggap baru saja mendapatkan lebih banyak investasi China di negara kita, tetapi segera kita semacam dipaksa atau dibujuk untuk menandatangani Inisiatif Sabuk dan Jalan, atau kita dibujuk untuk menandatangani, kesepakatan lain yang memberikan elemen telekomunikasi kita,” kata Ryan Berg, direktur Program Amerika di Pusat Studi Strategis dan Internasional, dalam sebuah diskusi online pada hari Kamis.
Belt and Road Initiative, atau BRI, adalah sebuah proyek infrastruktur besar-besaran yang diluncurkan oleh China pada tahun 2013 di bawah Presiden Xi Jinping, yang bertujuan untuk menghubungkan berbagai benua melalui jalur darat dan maritim. Amerika Serikat telah memperingatkan bahwa BRI “didorong oleh misi China untuk memanipulasi dan merusak sistem perdagangan berbasis aturan global demi keuntungannya sendiri.”
Investasi asing langsung China, atau FDI, di Amerika Latin dan Karibia telah tumbuh secara signifikan, kata Berg. Dia menambahkan bahwa lima negara di kawasan ini telah memiliki perjanjian perdagangan bebas (FTA) dengan China, sementara dua negara lainnya saat ini sedang menegosiasikan FTA dengan negara tersebut.
“Dari sudut pandang keamanan nasional, banyak upaya komersial China pada dasarnya merupakan ambisi militer yang mereka siapkan sebelumnya menuju Amerika Latin,” kata Joseph Humire, direktur eksekutif Center for a Secure Free Society, atau SFS, sebuah lembaga kajian keamanan nasional.
“China telah berada di Panama selama lebih dari 20 tahun, tetapi China benar-benar aktif secara politik di Panama setelah tahun 2017,” ketika Panama menandatangani BRI dan mengalihkan pengakuan diplomatiknya dari Taiwan ke Republik Rakyat China, kata Humire pada hari Kamis. Dia mencatat bahwa ekonomi Panama telah menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Semua negara yang ada dalam rencana lawatan Rubio saat ini memiliki hubungan diplomatik dengan Kuba dan Venezuela. Mengingat hubungan AS yang tegang dengan negara-negara ini dan pembatasan mereka dalam menerima orang yang dideportasi, Rubio dapat menggunakan perjalanannya untuk mengadvokasi perjanjian “negara ketiga”, yang memungkinkan negara-negara lain untuk menerima individu yang dideportasi oleh AS. Selain itu, ia bisa memfasilitasi peningkatan penerbangan pemulangan bagi para migran.
Pada hari Jumat, utusan Trump, Richard Grenell, diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Venezuela yang telah lama berkuas,a Nicolás Maduro di Venezuela di tengah-tengah tindakan deportasi dan penumpasan anti geng yang dilakukan oleh pemerintahan Trump. Grenell juga mendesak pemerintah Maduro untuk segera membebaskan sandera-sandera Amerika. [my/jm]
Forum