Rakyat El Salvador mengikuti pemungutan suara pada Minggu (4/2), dalam pemilu yang diperkirakan akan kembali memberikan kemenangan besar bagi Presiden Nayib Bukele. Banyak pemilih dengan sukarela mengabaikan pelanggaran hukum dari pemimpin muda yang otoriter ini, setelah dia mampu menghentikan kekerasan antar geng, yang sebelumnya telah melumpuhkan kehidupan di negara Amerika Tengah yang miskin ini.
Salah seorang pemilih yang bersikap demikian, adalah Diego Guevara. “Saya rasa presiden petahana republik ini akan menang. Saya pikir tidak semua cara yang dia gunakan selama ini sah secara hukum, tetapi tetap saja menurut saya, di majelis akan ada beberapa kursi untuk partai minoritas,” kata dia.
Bukele, 42, tampak bersiap menjadi presiden El Salvador pertama yang terpilih kembali dalam lebih dari satu abad.
Memiliki popularitas yang sangat luas, Bukele telah berkampanye tentang kesuksesan strategi keamanannya, di mana pihak berwenang menangguhkan kebebasan sipil untuk menahan lebih dari 75 ribu warga El Salvador tanpa dakwaan. Penahanan ini menghasilkan penurunan tajam angka pembunuhan secara nasional dan mengubah negara berpenduduk 6,3 juta orang itu, yang sebelumnya menjadi salah satu negara paling berbahaya di dunia.
Lima kandidat presiden lain turut bersaing dalam pemilu ini, termasuk para politisi dari mantan gerilya sayap kiri Farabundo Marti National Liberation Front (FMLN) dan aliansi sayap kanan Republican Nationalist (ARENA). Keduanya secara bergantian memerintah negara itu selama 30 tahun hingga 2019. [ns/ka]
Forum