Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada Jumat (21/2) bahwa ia berharap Ukraina segera menyetujui kesepakatan yang diusulkan, yang mencakup investasi Amerika Serikat dalam aset mineralnya guna membantu memulihkan sebagian dana pertahanan negara itu.
"Kami menandatangani perjanjian, semoga dalam waktu yang cukup singkat, yang akan memastikan kami mendapatkan kembali $400 atau 500 miliar," kata Trump kepada wartawan di Ruang Oval saat ditanya tentang kemungkinan kesepakatan.
"Ini adalah kesepakatan besar, tetapi mereka [Ukraina] menginginkannya, dan itu membuat kami tetap berada di negara itu," kata Trump, seraya menambahkan, "kami mendapatkan kembali uang kami. Ini seharusnya ditandatangani jauh sebelum kami masuk."
Pemerintahan Trump mengusulkan kesepakatan mineral tanah jarang sebagai bagian dari negosiasi yang lebih luas untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Pernyataan Trump muncul setelah laporan bahwa pemerintahannya mengajukan versi revisi perjanjian mineral kepada Kyiv, menyusul penolakan proposal awal oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Mike Waltz, menyampaikan pernyataan serupa pada Jumat sebelumnya di Konferensi Aksi Politik Konservatif tahunan di luar Washington.
"Baiklah, begini, intinya: Presiden Zelenskyy akan menandatangani kesepakatan itu. Dan Anda akan melihatnya dalam jangka waktu yang sangat pendek. Dan itu bagus untuk Ukraina," katanya.
Diskusi mengenai kesepakatan mineral muncul setelah perdebatan sengit minggu ini antara Trump dan Zelenskyy. Menanggapi pernyataan Trump yang menyebut Ukraina memulai perang dengan Rusia, Presiden Ukraina itu mengatakan bahwa Trump hidup dalam "ruang disinformasi" yang dipengaruhi Rusia.
Trump membalas di platform Truth Social-nya, menyebut Zelenskyy sebagai "diktator tanpa pemilu."
Pada Jumat, Trump menyinggung pernyataan tidak langsungnya dengan Zelenskyy saat berbicara di pertemuan Asosiasi Gubernur Negara Bagian Republik di Gedung Putih. Ia mengatakan telah melakukan "pembicaraan yang sangat baik dengan [Presiden Rusia Vladimir] Putin" dan "pembicaraan yang tidak begitu baik dengan Ukraina." Trump menambahkan bahwa Ukraina bersikap "keras" tetapi tidak memiliki banyak daya tawar.
Bom Diplomatik
Pada Senin, komunitas internasional akan berkumpul di Majelis Umum PBB untuk menandai tiga tahun sejak invasi Rusia ke Ukraina. Dengan dukungan Uni Eropa, Ukraina telah mengajukan rancangan resolusi yang dijadwalkan untuk diputuskan dalam sidang itu.
Dokumen itu menegaskan "perlunya segera mengakhiri perang tahun ini" melalui "perdamaian yang komprehensif, adil, dan berkelanjutan" sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam PBB. Resolusi tersebut juga menyerukan penarikan penuh pasukan Rusia dari Ukraina "hingga perbatasan yang diakui secara internasional."
Namun, rencana Ukraina batal pada Jumat malam setelah pemerintahan Trump mengedarkan rancangan resolusi mereka sendiri. Berjudul Jalan Menuju Perdamaian, teks singkat sepanjang 65 kata itu menyoroti "hilangnya nyawa yang tragis selama konflik Rusia-Ukraina" serta "mendesak diakhirinya perang secepat mungkin dan terwujudnya perdamaian abadi antara Ukraina dan Rusia."
Para diplomat mengatakan bahwa para duta besar Eropa menggelar pertemuan untuk membahas langkah mengejutkan itu, yang berisiko melemahkan dukungan terhadap rancangan mereka atau bahkan memaksa mereka menghentikan upaya tersebut sepenuhnya.
Utusan Rusia mengatakan kepada wartawan bahwa rancangan dari Amerika Serikat merupakan "langkah yang baik."
"Namun, ada satu poin penting yang terlewatkan," kata Vassily Nebenzia. "Akar permasalahannya. Kita harus mengatasi akar permasalahannya."
Delegasi Rusia mengedarkan amandemen terhadap teks yang diajukan Washington dengan menambahkan pernyataan itu.
Moskow terus berupaya membenarkan invasi ilegalnya ke Ukraina dengan klaim bahwa minoritas berbahasa Rusia di timur Ukraina mengalami penganiayaan oleh pemerintah Kyiv. Kremlin juga menuding pemerintah Ukraina sebagai "Nazi" dan "fasis."
Moskow juga mengecam apa yang disebutnya sebagai ekspansionisme NATO ke negara-negara tetangganya.
Richard Gowan, Direktur PBB untuk International Crisis Group, mengatakan di platform X bahwa ia memperkirakan "Uni Eropa dan Ukraina akan mengajukan amandemen balasan, sehingga teks Amerika Serikat menjadi tidak dapat dilaksanakan."
Diskusi
Trump mengirim utusan khususnya untuk Ukraina dan Rusia, pensiunan Letnan Jenderal Amerika Keith Kellogg, untuk bertemu dengan Zelenskyy di Kyiv, Ukraina, pada Kamis. Komentar yang disampaikan setelah pertemuan tersebut mengindikasikan bahwa hubungan antara Washington dan Kyiv mulai membaik.
Di akun media sosial X miliknya, Zelenskyy hanya mengatakan hal-hal positif.
"Pertemuan saya dengan Jenderal Kellogg adalah pertemuan yang memulihkan harapan, dan kita membutuhkan perjanjian yang kuat dengan Amerika Serikat — perjanjian yang benar-benar akan berhasil," kata Zelenskyy. "Saya telah menginstruksikan tim saya untuk bekerja dengan cepat dan sangat bijaksana."
Kellogg, melalui akun X miliknya, membagikan ulang komentar Zelenskyy dan menulis, "Diskusi yang luas dan positif dengan [Presiden Zelenskyy], pemimpin negara yang berjuang dan pemberani dalam perang, serta tim keamanan nasionalnya yang berbakat."
Sebagian besar ketegangan pekan lalu berpusat pada pembicaraan soal perang di Ukraina antara delegasi Amerika Serikat yang dipimpin Menteri Luar Negeri Marco Rubio dan mitra mereka dari Rusia di Arab Saudi. Tidak ada perwakilan dari Ukraina maupun Eropa dalam pertemuan itu.
Rubio kemudian mencatat bahwa pertemuan itu tidak melibatkan poin-poin penting dari kesepakatan.
Saat ditanya wartawan pada Jumat apakah ia akan pergi ke Moskow, Trump membantah laporan tersebut dan menegaskan, "Tidak, tidak, saya tidak akan pergi."
Ukraina khawatir Trump tengah berupaya mengakhiri perang dengan ketentuan yang lebih menguntungkan Moskow. Saat ini, Rusia menguasai sekitar seperlima wilayah Ukraina yang diakui secara internasional.
Para pemimpin Eropa menanggapi pernyataan terbaru Trump tentang Ukraina dengan berjanji meningkatkan anggaran pertahanan, sementara beberapa mempertimbangkan pengerahan pasukan penjaga perdamaian Eropa yang didukung Amerika Serikat jika pertempuran berakhir. Kremlin menyebut rencana itu sebagai sumber kekhawatiran utama, tetapi Zelenskyy dan NATO menyambutnya. [ah/ft]
Margaret Besheer, Tatiana Vorozhko Koprowicz, Myroslava Gongadze, dan Patsy Widakuswara berkontribusi pada laporan ini. Beberapa informasi berasal dari The Associated Press, Reuters, dan Agence France-Presse.
Forum