Bursa kripto Dubai, Bybit, mengungkap pada Jumat (21/2) bahwa sejumlah peretas berhasil membawa kabur aset digital senilai $1,5 miliar, menjadikannya pencurian kripto terbesar dalam sejarah industri itu.
CEO sekaligus pendiri Bybit, Ben Zhou, menanggapi peretasan itu dalam obrolan daring, meyakinkan pengguna bahwa "dana Anda aman."
Perusahaan mengumumkan di X: "Kami telah memulai program pengembalian dana bagi pengguna yang terkena dampak peretasan hari ini. Bybit berkomitmen melindungi komunitas kami dan akan sepenuhnya mengganti rugi semua pengguna yang terdampak."
Perusahaan mengatakan peretas berhasil membobol celah keamanan dalam proses transaksi, sehingga bisa mentransfer aset ke alamat yang tidak dikenal.
Penyalahgunaan celah keamanan ini membuat dompet luring yang menyimpan Ethereum terdampak, dan peretas berhasil mencuri 400.000 ETH pada Jumat pagi. ETH sendiri merupakan sebutan bagi mata uang kripto.
Semenatara Ethereum adalah mata uang kripto terbesar kedua berdasarkan nilai pasar setelah Bitcoin, dan bernilai $2.641,41 pada Jumat setelah insiden peretasan, turun hampir empat persen.
Zhou mengatakan Bybit mengelola aset klien senilai $20 miliar dan berjanji akan menutup dana yang belum dikembalikan menggunakan kas perusahaan atau pinjaman dari mitra.
Meski pelakunya belum teridentifikasi, skala pencurian ini jauh melampaui rekor sebelumnya, yakni pencurian Ethereum dan USD Coin senilai $620 juta dari Ronin Network pada 2022, yang diduga dilakukan oleh kelompok Lazarus dari Korea Utara.
Didirikan pada 2018, Bybit menganggap Peter Thiel—sekutu dekat Donald Trump—sebagai salah satu investor awalnya, menurut Pitchbook. [ah/ft]
Forum