Seorang penengah mengatakan presiden Yaman dan pemimpin suku yang paling berpengaruh di negara itu telah sepakat untuk mengakhiri tembak menembak selama lima hari yang dikhawatirkan membawa negara itu ke jurang perang saudara. Sekurangnya 115 orang tewas dalam bentrokan-bentrokan itu.
Pertempuran itu melibatkan pasukan keamanan Presiden Ali Abdullah Saleh dengan pasukan Sheikh Sadeq al-Ahmar, pemimpin suku Hashid. Pertempuran itu merupakan ancaman paling serius bagi Presiden Saleh yang berjuang mempertahankan kekuasaan setelah tiga bulan dilanda demonstrasi-demonstrasi oleh kelompok oposisi.
Kedua pihak sepakat untuk menarik pasukan mereka dari lingkungan Hassaba di ibukota Sana’a mulai Minggu pagi.
Pemimpin suku itu bekas sekutu Presiden Saleh, sebelumnya bergabung dengan para demonstran yang menginginkan presiden itu mundur setelah 32 tahun berkuasa secara otoriter.
Dalam perkembangan lainnya, pejabat keamanan Yaman mengatakan tiga pekerja bantuan Perancis hilang dan dikhawatirkan diculik.
Kementerian Luar Negeri di Perancis membenarkan hilangnya dua perempuan dan seorang laki-laki di Yaman tenggara namun tidak mengkonfirmasi adanya penculikan.