Bentrokan di jalan-jalan antara pasukan pro pemerintah dan para anggota suku yang beroposisi berkecamuk di dan di sekitar ibukota Yaman, Sana’a, untuk hari keempat berturut-turut hari Kamis, yang mengancam akan mendorong negara miskin di Teluk Persia itu ke ambang perang saudara habis-habisan.
Laporan-laporan berita Barat mengutip sumber-sumber pemerintah dan saksi mata yang mengatakan sekurang-kurangnya dua puluh orang telah tewas dalam pertempuran Rabu malam dan Kamis malam. Jumlah tersebut adalah tambahan atas sedikitnya 69 korban tewas yang telah terjadi sejak hari Senin. Saksi mata mengatakan para korban mencakup tentara, anggota suku dan warga sipil.
Saksi mata melaporkan penembakan sengit dan bunyi ledakan kuat di ibukota itu sementara pertempuran berlanjut antara pasukan pro pemerintah dan suku Hashid dan para pendukung suku itu. Suku Hashid adalah persekutuan suku yang paling kuat di negara itu.
Aliran listrik terputus-putus dan bandara Sana’a ditutup. Beberapa pejabat mengatakan penerbangan dialihkan ke kota Aden. Para pejuang oposisi telah menguasai beberapa gedung pemerintah, termasuk kantor-kantor lembaga berita negara, Saba, dan kementerian perdagangan dan kepariwisataan.
Banyak warga melarikan diri dari pertempuran dengan menggunakan mobil hari Rabu. Orang-orang lain yang berusaha untuk memasuki kota itu dihentikan oleh pasukan elit pro pemerintah Pengawal Republik yang menjaga pos-pos pemeriksaan yang merintangi semua jalan menuju kota Sana’a.
Sementara itu, Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh telah memerintahkan penangkapan kepala suku oposisi yang pendukungnya telah terlibat dalam bentrokan maut dengan pasukan pemerintah sejak hari Senin.
Kementerian pertahanan mengumumkan perintah penangkapan untuk Sheikh Sadiq al-Ahmar hari Kamis, sementara orang-orang yang setia kepada kepala suku Hashid itu terus bertempur melawan pasukan Yaman di ibukota, Sana’a.
Dalam perkembangan lainnya, kementerian pertahanan mengatakan 28 orang tewas setelah terjadi ledakan di sebuah gudang senjata di ibukota. Namun, Associated Press mengatakan para aktivis oposisi menyangkal pernyataan itu dan mengatakan kematian tersebut disebabkan oleh penembakan sengit oleh pasukan pemerintah di kawasan perumahan penduduk.
