Suasana kantin di SMA Negeri 10 Surabaya siang itu tidak seramai biasanya. Terdapat 10 kios yang menjual berbagai jenis makanan, jajanan, dan minuman. Sejumlah siswa terlihat datang ke kantin untuk membeli minuman dan makanan ringan, meskipun mereka telah menyantap makanan bergizi gratis yang dibagikan di sekolah.
Program makan bergizi gratis yang disediakan pemerintah meresahkan Anik. Penjual makanan di kantin sekolah ini mengaku khawatir pendapatannya akan menurun. Dia hanya bisa berharap masih ada dagangannya yang laku, dibeli oleh siswa sekolah.
“Biasanya kan kalau istirahat kedua ini anak-anak ada yang makan. Karena ini ada program gratis dari pemerintah, jadi berkurang (yang membeli). Biasanya makan siang anak-anak beli di kantin. Sekarang, tidak. Otomatis ya cuma kue-kue saja (yang laku), sama bakso, minuman, itu saja," kata Anik.
Anik mengaku hanya bisa pasrah dan mencoba bertahan. Bersama pedagang yang lain di kantin sekolah itu, ia berharap pemerintah memperhatikan nasib mereka. Mereka juga bertanya-tanya apakah para penjual makanan di kantin bisa dilibatkan dan diberi kepercayaan untuk menyediakan makanan bergizi untuk para murid sekolah? Tentu dengan pengawasan dari pemerintah.
“Dari kantin-kantin ini bisa umpama makanan dari pemerintah itu juga dialihkan ke setiap kantin, mungkin begitu juga bisa. Tetap diawasi dari pemerintah juga, ada pengawasannya. Jadi, kantin-kantin di sekolah juga dilibatkan dalam hal makanan. Insyaa Allah kalau begitu mungkin kita bisa ada pendapatan," ujarnya.
Abdlil Janitra, siswa kelas 12, mengaku masih datang ke kantin untuk membeli minuman dan makanan ringan bersama teman-temannya. Ia menilai program makan bergizi gratis sangat baik, tetapi perlu diperhatikan variasi serta menu yang disukai oleh anak-anak agar tidak sampai menimbulkan sisa dan terbuang.
“Kalau teman-teman saya masih ke kantin, dari istirahat pertama tadi. Kan istirahatnya dua kali, istirahat pertama tadi sarapan pagi, terus mungkin yang makan bergizi kan dapatnya siang," kata Abdlil.
Elizabeth Carissa, siswi kelas 9 SMP Negeri 13 Surabaya, mengaku senang mendapat makan bergizi gratis dari pemerintah. Ia berpendapat, dengan adanya program ini pengunjung kantin tidak akan sebanyak sebelumnya.
“Kalau menurut saya pribadi sih, (yang ke kantin) belum tentu ada sebanyak yang sebelumnya ya mungkin," kata Elizabeth.
Kepala SMP Negeri 13 Surabaya, Budi Setyawan mengatakan, pihaknya mengakui adanya pengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh para penjual makanan di kantin sekolah. Namun, ia masih menunggu regulasi dan petunjuk dari pemerintah terkait usul untuk melibatkan kantin sekolah dalam penyediaan makanan bergizi bagi siswa.
“Kalau sementara, memang berpengaruh mungkin ya. Nanti kita koordinasi bagian kantin seperti apa bentuknya. Mungkin kalau regulasi berikutnya ada keinginan seperti itu, silakan. Tapi, untuk awal ini memang dipegang Badan Gizi," kata Budi.
Anggota DPRD Kota Surabaya, Michael Leksodimulyo, menyambut positif bila ke depan penyediaan makanan bergizi melibatkan kantin sekolah maupun UMKM makanan yang ada di kota Surabaya. Selain memberdayakan ekonomi masyarakat, penyediaan makanan bergizi tetap dapat melibatkan pemerintah untuk pengawasannya.
“Harusnya UMKM yang bisa, dan kalau di kantin itu bisa mengembangkan pemberdayaan masyarakat. Itu nanti mungkin, next ke depan, sehingga anak-anak itu bebas untuk bisa memilih menu apa yang ada di kantin. Tetapi ini tergantung dari kebijakan dari pemerintah yang ada, apakah itu pengawasan pengelolaan kantin sudah diawasi oleh sekolah," kata Michael.
Menanggapi kekhawatiran dari pengelola kantin dan UMKM, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi berjanji akan membicarakan usul itu kepada pemerintah pusat dan penanggung jawab penyediaan makanan bergizi gratis. Ia berharap, ke depannya UMKM Surabaya dapat dilibatkan bersama pengelola makan bergizi untuk menyediakan makanan bergizi bagi para siswa, sehingga ekonomi masyarakat dapat ikut terangkat.
“Ketika ada makanan gratis di tempatnya, maka mereka akan berharap untuk mengurangi pengangguran, mengurangi kemiskinan, untuk pergerakan ekonomi, maka yang bergerak adalah UMKM yang di daerahnya masing-masing. Ya jangan dari Surabaya UMKM-nya setelah itu menyediakan di Gresik, kasihan UMKM-nya Gresik. Makanya saya nanti coba akan diskusi dengan yang menyediakan jasa tadi dengan UMKM Surabaya untuk daftar," papar Eri. [pr/ka]
Forum