Puluhan pendidik di Lebanon melakukan protes di Beirut pada Rabu (15/9) untuk menyuarakan ketidak-senangan mereka dengan kondisi pekerjaan di negara yang sedang dilanda krisis itu.
Mereka berkumpul di luar Kementerian Pendidikan untuk memrotes rencana kementerian pendidikan untuk membuka kembali lembaga pendidikan di tengah-tengah kekurangan bahan bakar yang parah serta melumpuhkan negara kecil di kawasan Laut Tengah itu.
“Kepada Yang Mulia Bapak Menteri, bagaimana tahun pelajaran baru bisa dimulai pada saat para guru tidak bisa memperoleh bahan bakar dan gaji mereka tidak memungkinkan mereka membelinya? Para orang tua juga tidak akan mampu mentranspor anak-anak mereka dengan minibus untuk pergi ke sekolah," kata Moeen Charif adalah seorang dosen ilmu hukum.
Lebanon sedang mengalami krisis ekonomi yang digambarkan sebagai yang terburuk sejak 1850.
Kekurangan obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan dasar telah menyebabkan negara itu terjerumus ke dalam kemacetan ekonomi.
Pertikaian politik telah menggagalkan usaha membentuk sebuah pemerintahan yang bisa menyusun paket penyelamatan dengan lembaga finansial internasional.
Untuk sekolah-sekolah negeri, tahun pelajaran ini dijadwalkan untuk mulai pada bulan ini, demikian rencana yang ditetapkan oleh kementerian.
"Kami berada di sini untuk menuntut hak-hak kami, kami memiliki banyak hak yang belum terpenuhi. Kami meneruskan pekerjaan kami tahun lalu sesuai dengan apa yang diminta oleh kementerian, untuk menyelesaikan ujian resmi dan sebagainya. Namun mereka tidak memberikan hak-hak kami. Mereka minta kami memulai tahun pelajaran yang baru, dan kami menolak sampai hak-hak kami dipenuhi," papar Abeer Habil, seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris.
Krisis finansial Lebanon, yang diakibatkan oleh korupsi dan salah urus selama bertahun-tahun, sudah menyebabkan demonstrasi besar pada akhir 2019, dengan protes anti pemerintah dan tuntutan pertanggung-jawaban dari para pejabat pemerintah.
Krisis ini semakin diperparah musim panas ini ketika persediaan bahan bakar kendaraan menjadi langka, sehingga operasi rumah-rumah sakit terganggu, serta berbagai bisnis dan pengadaan layanan internet terhenti. [jm/lt]