Saad Hariri yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri Lebanon, Kamis (15/7), mengundurkan diri dengan alasan "perbedaan utama" dengan presiden. Mundurnya Hariri memperdalam krisis politik yang membuat Lebanon tanpa pemerintah selama sembilan bulan dan terjadi ketika mereka mengalami krisis ekonomi yang belum pernah terjadi.
Tanpa kandidat pengganti yang jelas, Lebanon kemungkinan akan semakin tenggelam dalam kekacauan dan ketidakpastian. Prospek pembentukan pemerintah untuk melakukan reformasi yang sangat dibutuhkan dan pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) untuk paket pemulihan kini semakin jauh.
Kemiskinan melonjak dalam beberapa bulan ini dan kekurangan obat-obatan, bahan bakar dan listrik telah menandai apa yang digambarkan oleh Bank Dunia sebagai salah satu krisis ekonomi terburuk di dunia dalam 150 tahun terakhir.
"Saya minta diri untuk tidak membentuk pemerintahan," kata Hariri setelah pertemuan 20 menit dengan Presiden Michel Aoun. "Semoga Tuhan membantu negara ini."
Hariri, salah satu pemimpin Muslim Sunni paling terkemuka di Lebanon, kemudian mengatakan kepada Al-Jadeed TV bahwa dia tidak berniat mendukung penggantinya.
Menurut sistem politik Lebanon yang berbasis sektarian, perdana menteri dipilih dari kalangan Sunni. Tanpa dukungan Hariri, prospek pembentukan pemerintahan akan semakin jauh. Aoun mengatakan ia akan segera menetapkan tanggal untuk konsultasi dengan blok parlemen tentang penunjukan perdana menteri baru.[ka/ft]