Menteri Luar Negeri Bahrain, Rabu (8/1), bertemu pemimpin de facto Suriah Ahmad al-Sharaa untuk menyerukan pencabutan sanksi terhadap Suriah.
Lawatan itu merupakan yang terbaru dari rangkaian pendekatan diplomatik negara-negara Arab kepada pemimpin baru Suriah setelah Presiden Bashar Assad digulingkan bulan lalu dalam serangan kilat pemberontak.
Seperti negara-negara Teluk lainnya, Bahrain memutus hubungan diplomatik dengan Suriah di bawah pemerintahan Assad selama perang saudara Suriah. Negara itu membuka kembali kedutaan di Damaskus pada 2018 dan secara bertahap memulihkan hubungan dengan pemerintah Assad.
Bahrain sekarang ini menjadi ketua KTT Arab. Beberapa hari setelah Assad terguling, negara itu mengirim pesan kepada al-Sharaa, menawarkan kerja sama dan mengatakan, "Kami berharap Suriah mendapatkan kembali perannya yang sebenarnya dalam Liga Arab".
Dalam pernyataan bersama mitranya dari Suriah, Abdullatif bin Rashid al-Zayani menyerukan pencabutan sanksi ekonomi terhadap Suriah. Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shibani juga mengumumkan bahwa negaranya akan berpartisipasi dalam konferensi-konferensi Arab.
“Kami siap sepenuhnya untuk mewakili Suriah dalam semua forum, konferensi, dan pertemuan Arab, dimulai dengan Liga Arab dan semua isu Arab yang harus kami wakili dalam konferensi-konferensi ini,” katanya dalam konferensi pers, Rabu. [ka/jm]
Forum