Tautan-tautan Akses

Menlu Amerika Serikat Telepon Menlu Indonesia, Bahas Penguatan Kemitraan di Indo-Pasifik


Kombinasi: Kiri - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio (ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP), Kanan - Menlu RI Sugiono (Azneal Ishak / POOL / AFP)
Kombinasi: Kiri - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio (ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP), Kanan - Menlu RI Sugiono (Azneal Ishak / POOL / AFP)

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio menelepon Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono untuk membahas penguatan hubungan bilateral kedua negara, dan kemitraan di Indo-Pasifik.

Sehari setelah resmi dilantik, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio, Rabu (22/1) menghubungi beberapa pejabat tinggi mitra kerjanya, antara lain Menteri Luar Negeri Korea Selatan Cho Tae-yul, Wakil Perdana Menteri yang juga Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab Abdullah bin Zayed Al Nahyan, dan Putra Mahkota yang juga Perdana Menteri Arab Saudi Mohammed bin Salman Al Saud. Juga Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono.

Dalam pembicaraan melalui telepon dengan Cho Tae-yul, Rubio membahas tantangan bersama yang dihadapi di kawasan Indo-Pasifik, dan menekankan urgensi “aliansi Amerika-Korea Selatan sebagai ujung tombak perdamaian, keamanan dan kemakmuran di Semenanjung Korea dan seluruh Indo-Pasifik.” Secara khusus Rubio menyoroti perlunya meningkatkan kerjasama trilateral antara Amerika, Jepang dan Korea Selatan.

Penguatan hubungan diplomasi Amerika dengan Uni Emirat Arab dan Arab Saudi juga menjadi pembahasan utama dalam pembicaraan telpon Rubio yang dilakukan secara terpisah. Tetapi secara khusus Rubio juga membahas soal perjanjian gencatan senjata di Gaza, pembebasan sandera Israel dan tahanan Palestina, serta bantuan kemanusiaan.

Pernyataan pers yang dilis Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Menlu Marco Rubio “menekankan pentingnya perjanjian gencatan senjata ini bagi keamanan dan stabilitas regional, dan perlunya melanjutkan implementasi, dan diskusi lebih lanjut untuk memajukan perencanaan pascakonflik bagi pemerintahan dan keamanan Gaza untuk jangka panjang.”

Sementara saat menelpon Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono, Rubio menegaskan urgensi kontribusi kemitraan strategis komprehensif Amerika Serikat dan Indonesia pada kawasan Indo Pasifik yang aman dan sejahtera.

Juru bicara Deplu Amerika Serikat, Tammy Bruce, dalam pernyataan tertulisnya mengatakan ini merupakan percakapan pertama kedua menteri luar negeri tersebut sejak Rubio masuk ke dalam kabinet yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump.

Kedua pejabat tinggi ini juga saling tukar pandangan soal keamanan maritim di Laut Cina Selatan, pentingnya perdamaian dan stabilitas di Indo-Pasifik, dan penguatan hubungan perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan. Rubio secara khusus menyambut baik kesediaan Indonesia dalam upaya mencapai perdamaian di Timur Tengah dan rekonstruksi pascakonflik di Gaza.

Dalam pertemuan dengan wartawan di Jakarta pada 10 Januari lalu, Sugiono memang mengatakan “pemerintah Indonesia siap melakukan upaya-upaya dalam rangka mendukung perbaikan atau rekonstruksi di Gaza.” Tetapi ia tidak memberi rincian lebih jauh perbaikan apa yang akan dilakukan Indonesia.

Namun sejak pecahnya perang Israel-Hamas, Indonesia telah berulangkali mengirim bantuan kemanusiaan, dan bahkan tim medis dan logistik dengan bantuan MER-C.

Menlu Amerika Serikat Telepon Menlu Indonesia, Bahas Penguatan Kemitraan di Indo-Pasifik
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:47 0:00


Banyak Dialog, Potensi Ketegangan

Pengamat hubungan internasional di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Nanto Sriyanto mengatakan mengingat Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama memiliki pemerintahan baru maka akan banyak dialog dilakukan, terutama dalam hal geo-ekonomi.

"Bagaimana tata kelola ekonomi berimbas pada kepentingan nasional. Di sisi lain ada persoalan kerjasama keamanan maritim dan perdamaian Timur Tengah. Kita perlu menekan hal-hal detil bagaimana kerjasama itu," katanya seraya mengingat agar “Indonesia sedianya selalu ingat dengan kebijakan politik luar negeri bebas aktif, sehingga tidak perlu merasa terikat dengan salah satu negara saja.”

Menlu Rubio Janjikan Amerika yang Mendorong Perdamaian Dunia
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:12 0:00

Diwawancarai secara terpisah, pengamat hubungan internasional di Universitas Diponegoro, Mohamad Rosyidin mengatakan melihat prinsip Presiden Donald Trump yang lebih mengutamakan kepentingan dalam negeri Amerika Serikat, maka Indonesia dan bahkan ASEAN, tidak akan terlalu penting bagi Amerika Serikat.

“Hubungan Indonesia dengan Amerika Serikat di bawah Trump akan tetap berjalan baik, hanya tidak terlalu dekat. Tidak akan lebih dekat dibanding era pemerintahan Biden,” ujarnya.

Ia menilai hal ini merupakan imbas dari masuknya Indonesia menjadi anggota BRICS. " Indonesia tidak masuk sebagai mitra strategis yang penting bagi Trump. Di Indo-Pasifik, fokus Trump hanya pada China, di mana ia akan menggunakan dua mekanisme yaitu lewat perang dagang dan lewat Quad. Ini mungkin instrumen Amerika dalam membendung pengaruh China," tuturnya.

Melihat rekam jejak Marco Rubio yang sangat keras terhadap China, Rosyidin memproyeksikan situasi rentan yang dapat memicu ketegangan di kawasan Indo-Pasifik dalam empat tahun ke depan. [fw/em]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG