Tautan-tautan Akses

Laporan: Pemerintah Bantu Perusahaan Senjata Hindari Berkurangnya Penjualan


Jet tempur F-35 buatan perusahaan asal AS Lockheed-Martin tampak dalam sebuah acara di California, AS, pada 20 September 2012. Produsen senjata seperti Lockheed-Martin tetap mendapatkan profit di tengah dampak COVID-19 pada perekonomian dunia. (Foto: Reuters/Paul Weatherman)
Jet tempur F-35 buatan perusahaan asal AS Lockheed-Martin tampak dalam sebuah acara di California, AS, pada 20 September 2012. Produsen senjata seperti Lockheed-Martin tetap mendapatkan profit di tengah dampak COVID-19 pada perekonomian dunia. (Foto: Reuters/Paul Weatherman)

Produsen senjata terbesar di dunia pada umumnya terhindar dari perlambatan ekonomi akibat COVID-19 dan tetap mencatat pertumbuhan profit pada tahun lalu untuk tahun keenam berturut-turut, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Senin (6/12).

Pemerintah-pemerintah di seluruh dunia tetap membeli senjata selama pandemi berlangsung dan sebagian bahkan melakukan upaya untuk membantu perusahaan senjata besar, menurut Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).

Pada umumnya, 100 perusahaan senjata besar mengalami pertumbuhan profit sebesar 1,3 persen pada 2019 menjadi $531 miliar, meski ekonomi global mengalami penurunan lebih dari tiga persen.

Kelima perusahaan terbesar semuanya berasal dari Amerika Serikat. Lockheed-Martin, yang menjual jet tempur F-35 dan berbagai jenis rudal, tetap berada di peringkat pertama dengan mencatat raihan penjualan sebesar $58.2 miliar.

BAE Systems Inggris, yang duduk di peringkat keenam, adalah perusahaan Eropa dengan peringkat tertinggi, di atas tiga perusahaan asal China dalam daftar tersebut.

Dari negara-negara produsen senjata terbesar, hanya Prancis dan Rusia yang penjualannya menurun pada tahun lalu. [vm/rs]

XS
SM
MD
LG