Bursa saham Jepang turun Kamis ini, dan para pejabat dari negara dengan perekonomian kuat di dunia sepakat untuk bertemu guna membicarakan dampak gempa bumi, tsunami dan krisis nuklir terhadap pemulihan ekonomi yang rapuh.
Para investor mendorong indeks Nikkei Tokyo turun 1,4 persen, tapi pejabat ekonomi mengekspresikan kekhawatiran yang lebih besar bahwa mata uang Jepang, yen, akan mencapai nilai tukar tertinggi terhadap dolar sejak Perang Dunia Kedua, sebelum turun kembali. Yen menguat secara signifikan sejak bencana alam dan keprihatinan akan radiasi akibat kebocoran di PLTN Fukushima.
Para analis mengatakan sebagian pialang valuta mempersepsikan yen sebagai investasi yang aman selama kekacauan di Jepang. Yanglain mengatakan nilai mata uang ini naik sementara perusahaan-perusahaan Jepang memulangkan uang mereka untuk membantu membiayai upaya pembangunan kembali yang akan dibutuhkan dalam bulan-bulan mendatang. Nilai yen yang lebih tinggi menimbulkan masalah bagi pemulihan ekonomi nomor tiga terbesar di dunia ini, karena membuat ekspor Jepang lebih mahal di luar negeri.
Menteri Keuangan Jepang Yoshihiko Noda mengatakan para pemimpin keuangan dari tujuh negara industri akan bertemu lewat telepon hari Jumat untuk membahas bencana tersebut dan apakah bank sentral mereka akan campur tangan untuk menekan kenaikan yen. Negara G-7 adalah Amerika Serikat, Perancis, Inggris, Jerman, Kanada, Italia dan Jepang.