Binatang yang sangat kuat dan licik, buaya air asin adalah salah satu pembunuh yang paling efisien di alam.
Makhluk ini merupakan binatang reptilia terbesar di dunia. Dengan rahang tergolong salah satu terkuat di dunia, dan keterampilan berburu yang diasah selama jutaan tahun, yang disebut 'saltie' ini adalah binatang pemangsa agresif dan bergerak cepat.
Di Australia, buaya pernah diburu sampai ke ambang kepunahan, terutama untuk mendapatkan kulit mereka, yang digunakan untuk membuat barang dan pakaian kulit tahan lama.
Buaya telah menjadi spesies yang dilindungi sejak awal 1970-an, dan jumlahnya di Australia utara yang beriklim tropis telah melonjak.
Pemerintah daerah utara sekarang melihat peluang ekonomi bagi masyarakat adat, di mana para pejabat ingin melihat perluasan program pengumpulan telur buaya.
Telur itu akan menopang persediaan bagi peternakan buaya milik penduduk Aborigin, atau yang disebut pemilik tanah tradisional, yang memasok kulit reptilia itu ke rumah mode besar termasuk Louis Vuitton dan Gucci, serta memasok daging buaya.
Perdana Menteri Northern Territory, Michael Gunner mengatakan, "Kami melihat investasi langsung ke polisi hutan untuk memastikan bahwa kami melihat pertumbuhan industri buaya di negara ini, jadi panen telur, pertumbuhan buaya secara lokal dan di daerah terpencil, yang sangat penting dan berharga dilakukan oleh para pemilik tanah tradisional."
Anggota parlemen Australia yang independen, Bob Katter mengatakan, jika jumlah buaya bertambah, demikian juga ancaman bagi orang. Dia yakin pemburu harus diizinkan menembak buaya-buaya itu sebagai rekreasi. Katter berpendapat bahwa safari buaya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat adat.
Sementara pemerintah Northern Territory mendukung safari buaya, keputusan terakhir terletak pada pemerintah federal Australia, yang menolak mengizinkan itu. Pelestari lingkungan bersikeras bahwa membunuh binatang yang merupakan lambang Australia itu untuk mendapat keuntungan, sangat menjijikkan dan seharusnya tidak pernah diizinkan. [ps/al]