Tautan-tautan Akses

India Bertekad Bebaskan Mantan Personel AL yang Jadi Terpidana Mati di Qatar


Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar berpidato di sesi ke-78 Majelis Umum PBB, Selasa, 26 September 2023. (Foto: AP/Richard Drew)
Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar berpidato di sesi ke-78 Majelis Umum PBB, Selasa, 26 September 2023. (Foto: AP/Richard Drew)

Menteri Luar Negeri India pada Senin (30/10) mengatakan negaranya akan “melakukan semua upaya” untuk memastikan pembebasan delapan mantan personel Angkatan Laut yang dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Qatar. Mereka didakwa menjadi mata-mata Israel.

Subrahmanyam Jaishankar mengatakan ia telah bertemu dengan keluarga warga negara India yang ditahan dan memberitahu mereka bahwa pemerintah “menetapkan kepentingan tertinggi” pada kasus mereka.

Media India melaporkan bahwa kedelapan orang itu – di antaranya adalah mantan perwira tinggi dan terhormat, termasuk beberapa kapten yang pernah menjadi komandan kapal tempur – ditangkap di Doha pada Agustus 2022.

Dalam postingan di media sosial, Jaishankar mengatakan ia sepenuhnya merasakan “kekhawatiran dan kepedihan para keluarga,” dan bahwa “pemerintah akan terus melakukan semua upaya untuk memastikan pembebasan mereka.”

Qatar belum mengomentari kasus itu dan dakwaan terhadap mereka belum diumumkan secara terbuka.

Panglima Angkatan Laut India, Laksamana R. Hari Kumar, mengatakan kepada wartawan hari Senin bahwa “semua upaya” sedang dilakukan pemerintah untuk “mendapatkan bantuan bagi personel kami.”

Hukuman itu baru diungkapkan pekan lalu sewaktu kementerian luar negeri India mengatakan pihaknya “terkejut” atas kasus tersebut.

Kedelapan orang itu adalah karyawan Al Dahra, perusahaan berbasis di Teluk yang menawarkan “solusi dukungan komplet” untuk sektor kedirgantaraan, keamanan dan pertahanan, menurut situs web perusahaan itu.

Surat kabar the Hindu melaporkan bahwa kedelapan orang itu “memata-matai” untuk negara ketiga, sedangkan the Times of India mengatakan bahwa “berbagai laporan mengklaim mereka dituduh menjadi mata-mata untuk Israel.”

Pemerintah Israel belum mengomentari kasus tersebut.

Meetu Bhargava, saudara perempuan salah seorang terpidana, mengesampingkan tuduhan itu.

“Saudara saya berusia 63 tahun .. Mengapa ia menjadi mata-mata untuk Israel? Mengapa ia melakukan hal seperti ini pada usianya sekarang ini?” kata Bhargava yang dikutip oleh harian the India Express.

Ia mengatakan ia ingin meminta “campur tangan pribadi” dari PM Narendra Modi.

Pekan lalu, Kementerian Luar Negeri India mengatakan akan mempertimbangkan vonis itu dengan pihak berwenang Qatar dan akan terus “memberikan semua bantuan konsuler dan hukum” kepada para terpidana.

Qatar jarang melakukan eksekusi, dan negara Teluk ini sebelumnya mengatakan bahwa hukuman mati setara dengan hukuman penjara seumur hidup.

Menurut Amnesty International, negara itu mengeksekusi seorang pekerja migran Nepal pada tahun 2020, setelah jeda melaksanakan hukuman itu selama 20 tahun.

New Delhi memiliki hubungan persahabatan yang baik dengan Doha, pemasok utama gas alam ke India. Lebih dari dua per tiga dari 2,8 juta penduduk Qatar adalah pekerja migran, dan banyak di antara mereka adalah warga negara India.

Qatar, yang menjadi lokasi biro politik Hamas dan telah memberikan bantuan keuangan untuk Gaza, terkait dengan upaya-upaya mediasi untuk pertukaran tahanan antara kelompok bersenjata Palestina dan Israel. [uh/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG