Tautan-tautan Akses

Gedung Putih Pantau Keluhan China atas Tarif Trump di WTO


FILE - Logo di markas besar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Jenewa, Swiss, 2 Juni 2020.
FILE - Logo di markas besar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Jenewa, Swiss, 2 Juni 2020.

Dalam pengajuan yang sebagian besar bersifat performatif, Beijing menuduh Amerika Serikat membuat 'tuduhan tidak berdasar dan salah' tentang perannya dalam perdagangan fentanil.

Gedung Putih, Kamis (6/2) mengatakan sedang memantau pengaduan China kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang menuding Amerika Serikat membuat "tuduhan yang tidak berdasar dan salah" tentang peran China dalam perdagangan fentanil untuk membenarkan tarif pada produk-produk China.

Pengaduan tersebut dibuat pada Rabu (5/2), sehari setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif pada barang-barang China sebesar 10 persen. Gedung Putih mengatakan bea masuk baru pada barang-barang China ditujukan untuk menghentikan aliran opioid fentanil dan bahan kimia prekursornya.

China mengatakan akan mengenakan tarif pembalasan pada beberapa barang Amerika mulai 10 Februari, termasuk bea masuk 15 persen pada impor batu bara dan gas alam dan 10 persen pada minyak bumi, peralatan pertanian, kendaraan beremisi tinggi, dan truk pikap. Negara itu juga segera menerapkan pembatasan pada ekspor mineral penting tertentu dan meluncurkan penyelidikan antimonopoli terhadap raksasa teknologi Amerika Google.

Dalam pengajuan kepada WTO, China mengatakan tindakan tarif Amerika Serikat "diskriminatif dan proteksionis" dan melanggar aturan perdagangan internasional. Beijing telah meminta konsultasi dengan Washington.

Permintaan China akan memulai proses dalam Badan Banding WTO, yang memiliki keputusan akhir tentang penyelesaian sengketa. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada VOA bahwa pemerintah sedang memantau berkas Beijing tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Analis mengatakan langkah Beijing sebagian besar bersifat performatif dan tidak mungkin menghasilkan banyak keringanan. Badan Banding sebagian besar lumpuh setelah langkah pertama pemerintahan Trump 2019 untuk memblokir penunjukan hakim banding atas apa yang dipandangnya sebagai tindakan peradilan yang melampaui batas. Pemerintahan Biden melanjutkan kebijakan tersebut.

FILE: Logo Organisasi Perdagangan Dunia (WHO) terlihat di kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 4 Maret 2021. (Denis Balibouse/REUTERS)
FILE: Logo Organisasi Perdagangan Dunia (WHO) terlihat di kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 4 Maret 2021. (Denis Balibouse/REUTERS)

China mengakui WTO tidak akan memberikan banyak tekanan pada Amerika Serikat karena Washington sepenuhnya mampu memblokir proses hukum apa pun di sana, kata Jeffrey Schott, peneliti senior di Peterson Institute for International Economics.

"Jadi, saya pikir reaksi China moderat dalam menunjukkan bahwa mereka akan bertindak setimpal terhadap perdagangan Amerika Serikat," katanya kepada VOA.

Schott menambahkan bahwa ada "keinginan untuk menjaga keadaan tetap tenang" dan mengurangi kerusakan, seperti yang terjadi selama pemerintahan Trump pertama ketika kesepakatan perdagangan disetujui setelah tindakan perdagangan balasan awal.

Di pihak Amerika Serikat, tarif 10 persen terhadap China jauh lebih rendah daripada tarif hingga 60 persen yang dijanjikan Trump selama kampanye presidennya, katanya.

Telepon Trump-Xi

Trump mengenakan bea masuk impor pada Beijing setelah menunda tindakannya untuk mengenakan tarif 25 persen pada Meksiko dan Kanada, menyusul percakapan pada hari Senin dengan para pemimpin mereka. Para pengkritik tarif berharap bahwa pembicaraan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping dapat menghasilkan hasil yang serupa.

Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan pada hari Selasa bahwa pembicaraan via telepon antara kedua pemimpin tersebut "sedang dijadwalkan dan akan segera terjadi."

Namun, Trump telah mengabaikan dampak negatif dari tarif China dan mengatakan bahwa dia "tidak terburu-buru" untuk berbicara dengan Xi.

"Kami akan berbicara dengannya pada waktu yang tepat," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Selasa.

Tidak seperti kesepakatan Trump dengan Meksiko dan Kanada, kesepakatan dengan Beijing tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat, mengingat dukungan bipartisan yang kuat untuk mengenakan tarif pada China karena kekhawatiran tentang masuknya obat-obatan terlarang dan masalah keamanan nasional lainnya, kata Rachel Ziemba, peneliti senior tambahan di Center for a New American Security.

“Bahkan jika mereka membuat semacam kesepakatan untuk menyelesaikan tarif khusus ini atau menghapus tarif balasan, kemungkinan akan ada lebih banyak tarif pada China di kemudian hari dalam pemerintahan ini,” katanya kepada VOA.

Layanan Pos Amerika Serikat (USPS), Selasa (4/2) mengumumkan bahwa mereka menangguhkan penerimaan paket masuk dari China dan Hong Kong, menutup celah yang telah digunakan oleh perusahaan garmen China dan perusahaan barang konsumen lainnya di masa lalu. Perusahaan-perusahaan ini, termasuk Shein dan Temu serta vendor Amazon, menghindari tarif Amerika Serikat yang ada dengan mengirimkan barang langsung dari China kepada pelanggan Amerika.

Pada hari Rabu, USPS membatalkan keputusannya, dengan mengatakan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan untuk mendapatkan cara untuk memungut tarif baru tersebut.

Layanan Pos "akan terus menerima semua surat dan paket internasional dari China dan Hong Kong Posts," katanya. "USPS dan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan bekerja sama erat untuk menerapkan mekanisme pengumpulan yang efisien untuk tarif China yang baru guna memastikan gangguan paling sedikit pada pengiriman paket."

Tidak jelas bagaimana biaya akan dikumpulkan dalam transaksi langsung antara penjual China dan pembeli Amerika.

Tindakan perdagangan Trump terhadap China, Kanada, dan Meksiko, serta ancamannya untuk mengenakan bea atas semua pengiriman asing ke negara tersebut, termasuk dari sekutu Eropa, telah menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian dalam perdagangan global.

Bisnis biasanya menanggapi ketidakpastian perdagangan dengan menunda investasi atau membebankan biaya yang lebih tinggi kepada pelanggan. Namun, kerusakannya tidak hanya terjadi pada bisnis kecil dan besar di dalam negeri dan luar negeri, kata Ziemba.

"Jika salah satu tujuan Amerika Serikat adalah mengurangi ketergantungan pada China dan rantai pasokan China untuk mineral penting, energi, dan hal-hal lain seperti itu, maka ketidakpastian tentang apakah akan ada tarif dan pembatasan investasi pada sekutunya akan menghalangi tujuan tersebut," katanya. [es/ft]

XS
SM
MD
LG