Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

Empat Bandara Tutup, Bantuan Logistik ke Flores Timur Lewat Laut dan Darat

Warga mengungsi saat Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali meletus sehari setelah letusan pertama di Desa Boru, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 5 November 2024. (ARNOLD WELIANTO / AFP)
Warga mengungsi saat Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali meletus sehari setelah letusan pertama di Desa Boru, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, 5 November 2024. (ARNOLD WELIANTO / AFP)

Hingga Selasa (5/11) pengiriman bantuan logistik ke lokasi bencana erupsi gunung api Lewotobi Laki-laki masih dilakukan dengan memanfaatkan transportasi laut dan darat. Sementara itu empat bandar udara masih ditutup karean terdampak erupsi.

Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan masyarakat sudah meninggalkan rumah-rumah mereka yang berada dalam radius tujuh kilometer dari puncak Gunung Lewotobi Laki-laki yang meletus pada Senin (4/11) dini hari.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hery Lamawuran, dihubungi VOA, Senin (4/11) malam mengatakan berdasarkan data sementara sebanyak 1.944 jiwa telah berada di tiga titik lokasi pengungsian terpusat yang disiapkan oleh pemerintah di kecamatan Titihena, yang letaknya sekitar 20 kilometer dari puncak gunung berapi tersebut.

“Jadi penanganan untuk para pengungsi sudah dilakukan evakuasi sampai sore tadi, para pengungsi sudah berada di tiga lokasi pengungsian yaitu desa Konga, desa Lewolaga dan dan desa Bokang,” jelas Hery.

Menurut Hery, pemerintah menyediakan sarana transportasi untuk mengantar masyarakat yang terdampak menuju lokasi-lokasi pengungsian tersebut, meskipun ada juga warga yang mengungsi secara mandiri. Ia menambahkan, khusus bagi pengungsi kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak dan lansia ditempatkan di gedung-gedung sekolah. Di masing-masing lokasi pengungsian juga di tempatkan petugas kesehatan, dan disediakan listrik, air bersih dan air minum.

“... Kemudian untuk logistik juga sudah disiapkan dan perlengkapan untuk usia-usia rentan juga kita sudah siapkan, sampai malam ini masih kita droping dari kabupaten menuju lokasi-lokasi pengungsian,” kata Hery.

Korban tewas

Dihubungi secara terpisah, kepala kantor Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere, Supriyanto Ridwan, mengungkapkan, hingga pukul 18.00 WITA jumlah korban tewas terkait erupsi gunung api Lewotobi Laki-laki adalah sembilan dengan satu lainnya masih dalam perawatan.

“Untuk sementara data yang kami dapat dari lapangan sampai di jam 18.00 WITA itu jumlah korban yang awalnya kami dapat info sepuluh, ternyata sembilan, sembilan orang yang MD (meninggal dunia-red), satu orang yang kritis, masih dalam perawatan,” kata Supriyanto kepada VOA pada Senin (4/11) malam.

Dalam gambar yang diambil dari video AP, warga menaiki truk saat mereka dievakuasi dari desa mereka di daerah yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, 5 November 2024. (Foto AP)
Dalam gambar yang diambil dari video AP, warga menaiki truk saat mereka dievakuasi dari desa mereka di daerah yang terdampak letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, 5 November 2024. (Foto AP)

Menurut Supriyanto, pihaknya telah membuka posko di lokasi-lokasi pengungsian untuk menerima laporan dari masyarakat bila memiliki anggota keluarga yang belum ditemukan atau hilang. Namun sepanjang hari itu tidak ada penemuan korban baru atau laporan baru warga hilang yang diterima pihaknya.

“Untuk sementara tim kami buka posko di sana, untuk standby kalau ada informasi terbaru terkait orang hilang, kami siap,” jelas Supriyanto.
Masyarakat Diimbau Hindari area dalam radius tujuh kilometer

Berdasarkan data BNPB per Senin (4/11), pukul 12.30 WITA, erupsi gunung Lewotobi Laki-laki berdampak pada rumah-rumah penduduk dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung itu. Pusat Vulkalonogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menaikkan status aktivitas gunung Lewotobi Laki-laki dari level III menjadi IV atau ‘Awas’ pada Minggu, 3 November 2024 pukul 24.00 WITA.

Dalam gambar yang diambil dari video AP, Gunung Lewotobi Laki-Laki memuntahkan asap vulkanik, menyelimuti desa yang terdampak letusannya di Flores Timur, 5 November 2024. (AP)
Dalam gambar yang diambil dari video AP, Gunung Lewotobi Laki-Laki memuntahkan asap vulkanik, menyelimuti desa yang terdampak letusannya di Flores Timur, 5 November 2024. (AP)

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari mengimbau masyarakat untuk tidak berada dalam radius tujuh kilometer dari pusat erupsi.

“Makanya sekali lagi, kami menghimbau untuk masyarakat yang saat ini sudah keluar dari lokasi tujuh kilometer, jangan masuk dulu ke lokasi yang kita sarankan untuk disterilkan,” kata Abdul dalam konferensi pers, Senin (4/11).

Pengiriman bantuan logistik lewat laut dan darat

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, mengungkapkan selama masa tanggap darurat bencana erupsi gunung api Lewotobi Laki-laki penanganan diprioritaskan pada evakuasi warga yang tinggal di daerah rawan yaitu dalam radius tujuh kilometer dari puncak gunung api.

Empat Bandara Tutup, Bantuan Logistik ke Flores Timur Lewat Laut dan Darat
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:56 0:00

Pemerintah juga berupaya menormalkan jalur transportasi agar logistik dapat dikirim ke wilayah terdampak di Flores Timur. “Memang akses ke sana semakin sulit, sekarang ini ada empat bandara yang ditutup masih belum bisa operasional. Oleh karena itu akses ke sana harus melalui laut dan darat dan tentu saja kita terus berusaha untuk mengaktifkan jalur jalur logistik ini agar tidak semakin mempersulit masyarakat,” jelas Praktino dalam konferensi pers, Selasa (5/11).

Menurut Pratikno, di lokasi-lokasi pengungsian juga telah didirikan tenda-tenda yang dilengkapi fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK), air bersih, air minum, makanan dan pelayanan kesehatan. [yl/ab]

Greenland Berupaya Kembangkan 'Pariwisata Pamungkas'

Rumah akomodasi bagi para turis terlihat berada di atas bukit di dekat Maniitsoq, di pesisir barat Greenland, pada 3 September 2024. (Foto: AFP/James Brooks)
Rumah akomodasi bagi para turis terlihat berada di atas bukit di dekat Maniitsoq, di pesisir barat Greenland, pada 3 September 2024. (Foto: AFP/James Brooks)

Terkenal akan padang beku yang luas dengan pemandangan yang luar biasa, Greenland tengah berupaya menarik lebih banyak turis, namun lokasinya yang terpencil dan kondisi lingkungannya yang rentan, yang membuatnya menjadi destinasi wisata unik, menciptakan sejumlah tantangan.

"Dampak dari pemanasan global paling terasa di wilayah Arktika," ungkap Michael Hall, profesor dari University of Canterbury dan ahli pariwisata, kepada AFP.

Pemanasan global mempercepat "hilangnya es laut Arktika di musim panas, (serta) mencairnya permafrost, rak es, dan gletser," ujar Hall, mengacu kepada elemen-elemen yang berkontribusi pada keunikan Greenland.

Di seluruh wilayah Greenland, para warga lokal menyaksikan langsung dampak dari pemanasan global.

Di Maniitsoq yang terletak di pesisir barat daya pulau tersebut, lautan esnya tak bisa dijelajahi sejak 2018 karena sudah tidak cukup solid. Warga juga telah menyaksikan penyusutan lautan es dari tahun ke tahun, selain semakin berkurangnya jumlah salju yang turun.

Warga lokal tampak berjalan di wilayah Kangaamiut, di pesisir barat Greenland, pada 4 September 2024. (Foto: AFP/James Brooks)
Warga lokal tampak berjalan di wilayah Kangaamiut, di pesisir barat Greenland, pada 4 September 2024. (Foto: AFP/James Brooks)

Namun, para wisatawan tetap saja tercengang dengan pemandangan yang tersaji di Greenland.

"Ini adalah tanah yang tak dikenal," ujar Amy Yankovic, turis berusia 55 tahun asal Amerika Serikat.

Yankovic, yang merupakan warga asli Texas, menempuh waktu hampir 24 jam untuk mencapai Greenland dengan menaiki tiga penerbangan lanjutan.

Pariwisata menyumbang sekitar delapan persen dari emisi gas rumah kaca global, menurut PBB, yang sebagian besar disebabkan oleh transportasi.

Terdapat "semacam 'pariwisata pamungkas', di mana mengunjungi lokasi-lokasi yang terancam punah ini menjadi semacam keinginan untuk melihatnya sebelum benar-benar hilang," ujar Emmanuel Salim, seorang dosen geografi di University of Toulouse di Prancis.

Ia mengatakan destinasi serupa seperti di Churchill di Kanada, yang dikenal sebagai "ibu kota beruang kutub di dunia", "telah mencoba menempatkan destinasi mereka sebagai tempat untuk 'mempelajari' tentang lingkungan."

Pemandangan dari wilayah pesisir Nuuk di Greenland, pada 31 Agustus 2024. (Foto: AFP/James Brooks)
Pemandangan dari wilayah pesisir Nuuk di Greenland, pada 31 Agustus 2024. (Foto: AFP/James Brooks)

Tetapi, walaupun destinasi-destinasi seperti itu dapat meningkatkan kesadaran akan praktik kepedulian lingkungan yang lebih baik, jejak karbon yang dihasilkan tetaplah tinggi, tambah Salim.

Membangun pariwisata di lokasi yang rentan memerlukan tindakan penyeimbang yang rumit.

"Mitigasi dari dampak pemanasan global pada wilayah Arktika merupakan tanggung jawab global," ujar Hall, seraya menambahkan bahwa "upaya mitigasi saat ini belumlah mencukupi."

Pihak berwenang Greenland menekankan mereka menginginkan pembangunan pariwisata yang hati-hati, agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan.

"Dalam beberapa tahun terakhir kami telah melihat anak muda menjadi operator pariwisata," kata Wali Kota Maniitsoq Gideon Lyberth kepada AFP.

"Kami sangat, sangat senang, karena anak muda telah pergi meninggalkan kota ini dan memilih Nuuk, dan hidup di sana, namun kini mereka telah kembali," tambahnya.

"Jelas bahwa perkembangan ini merupakan ide yang bagus, setidaknya untuk jangka pendek," pungkas Hall. [rs]

Polusi Udara di Lahore Capai Titik Terburuk dalam Sejarah

Warga tampak mengenakan masker saat bersepeda di jalanan Kota Lahore, Pakistan, pada 3 November 2024. (Foto: AP/K. M. Chaudary)
Warga tampak mengenakan masker saat bersepeda di jalanan Kota Lahore, Pakistan, pada 3 November 2024. (Foto: AP/K. M. Chaudary)

Tingkat polusi udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di kota terbesar kedua di Pakistan, Lahore, mendorong pihak berwenang untuk mengambil tindakan darurat pada hari Minggu (3/11), termasuk mengeluarkan perintah bekerja dari rumah dan menutup sekolah-sekolah dasar.

Kota itu menduduki posisi teratas dalam daftar terkini kota paling tercemar di dunia pada hari Minggu setelah mencatat angka polusi tertinggi sepanjang masa yakni 1900 di dekat perbatasan Pakistan-India pada hari Sabtu (2/11), berdasarkan data yang dirilis oleh pemerintah provinsi dan grup Swiss IQAir.

Pemerintah telah menutup sekolah dasar selama seminggu, dan menghimbau orang tua untuk memastikan anak-anak mengenakan masker, tutur Menteri Senior Punjab Marriyum Aurangzeb selama konferensi pers, saat kabut asap tebal menyelimuti kota tersebut.

Warga diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, menutup pintu dan jendela, serta menghindari perjalanan yang tidak perlu, katanya, seraya menambahkan bahwa rumah sakit telah dilengkapi dengan alat pengukur asap.

Untuk mengurangi polusi kendaraan, 50% karyawan kantor akan bekerja dari rumah, kata Aurangzeb.

Pemerintah juga telah memberlakukan larangan penggunaan kendaraan roda tiga dan menghentikan pembangunan di beberapa wilayah untuk mengurangi tingkat polusi. Pabrik dan lokasi konstruksi yang tidak mematuhi peraturan ini dapat ditutup, katanya.

Aurangzeb menggambarkan situasi tersebut sebagai "tidak terduga" dan menghubungkan memburuknya kualitas udara dengan angin yang membawa polusi dari negara tetangga Pakistan, yakni India.

"Hal ini tidak dapat diselesaikan tanpa perundingan dengan India," katanya, seraya menambahkan pemerintah provinsi akan memulai perundingan dengan negara tetangganya yang lebih besar melalui kementerian luar negeri Pakistan.

Krisis kabut asap di Lahore, mirip dengan situasi yang terjadi di ibu kota India, New Delhi, yang cenderung memburuk selama bulan-bulan yang lebih dingin karena inversi suhu yang menjebak polusi lebih dekat ke permukaan tanah. [rz/rs]

Kabut Asap Beracun Selimuti New Delhi, Sehari Usai Festival Diwali

Anak-anak bermain dengan petasan pada festival Diwali, festival cahaya umat Hindu, di sebuah panti asuhan di Jammu, India, 31 Oktober 2024.
Anak-anak bermain dengan petasan pada festival Diwali, festival cahaya umat Hindu, di sebuah panti asuhan di Jammu, India, 31 Oktober 2024.

Lapisan tebal kabut asap beracun yang berasal dari petasan yang dinyalakan untuk merayakan festival cahaya umat Hindu, Diwali, menyelimuti ibu kota India pada Jumat (1/11) dan mendorong polusi udara ke tingkat yang berbahaya.

Indeks kualitas udara New Delhi menyentuh kategori "parah", menurut SAFAR, badan pemantau lingkungan utama India. Di banyak daerah, tingkat partikel yang mematikan mencapai tujuh kali batas aman Organisasi Kesehatan Dunia.

Pihak berwenang di ibu kota India tersebut, telah melarang penggunaan dan penjualan petasan tradisional sejak 2017, dan meminta orang-orang untuk memilih yang ramah lingkungan atau pertunjukan cahaya sebagai gantinya. Namun, aturan tersebut sering dilanggar.

New Delhi, yang dihuni lebih dari 33 juta penduduk, seringkali menempati peringkat teratas sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia.

Krisis polusi udara makin parah terutama di musim dingin, ketika pembakaran sisa tanaman di negara bagian tetangga bertepatan dengan suhu yang lebih dingin yang menjebak asap yang mematikan. Asap tersebut sampai ke New Delhi, menyebabkan lonjakan polusi dan memperburuk krisis kesehatan masyarakat.

Emisi dari industri tanpa pengendalian polusi dan penggunaan batu bara, yang menghasilkan sebagian besar listrik negara itu, terkait dengan buruknya kualitas udara di daerah perkotaan.

"Kita mungkin tidak menyadarinya sekarang, tetapi nanti kita akan menghadapi masalah paru-paru," kata Manoj Kumar, warga New Delhi saat lari pagi di sekitar monumen Gerbang India yang ikonik di ibu kota.

Beberapa penelitian memperkirakan lebih dari satu juta orang India meninggal setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan polusi udara. Partikel kecil di udara yang tercemar dapat bersarang jauh di dalam paru-paru dan menyebabkan berbagai masalah utama kesehatan. [es/ft]

China, Pahlawan atau Penjahat dalam Perang Melawan Iklim?

FILE - Suasana di sebuah lokasi pembangunan di Beijing, China, dengan latar belakang gedung pencakar langit berselimut kabut tebal akibat polusi udara yang parah, 11 Maret 2021.
FILE - Suasana di sebuah lokasi pembangunan di Beijing, China, dengan latar belakang gedung pencakar langit berselimut kabut tebal akibat polusi udara yang parah, 11 Maret 2021.

China merupakan penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia, tetapi juga membangun kapasitas energi angin dan surya terbesar.

China adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia yang menyebabkan pemanasan global — tetapi negara itu juga merupakan pemimpin global dalam mengembangkan sumber-sumber yang disebut teknologi hijau, seperti tenaga surya dan angin. Jadi, apakah China merupakan masalah atau solusi dalam perang melawan perubahan iklim?

Menjelang konferensi iklim COP29 di Baku, Azerbaijan, posisi China yang tampaknya kontradiktif dalam perang melawan perubahan iklim mulai terlihat.

Lebih dari 80 persen energi China diproduksi menggunakan bahan bakar fosil, dengan ketergantungan yang besar pada batu bara. Produksi batu bara negara itu memecahkan rekor tahun lalu, dan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara sedang dibangun.

Meskipun demikian, emisi karbon China kemungkinan akan mencapai puncaknya pada 2025, lima tahun lebih cepat dari target awal 2030, menurut proyeksi Yiyun Cui, profesor riset asosiasi dan penjabat direktur Pusat Keberlanjutan Global di Universitas Maryland.

“Hal ini terutama didorong oleh perkembangan teknologi hijau yang sangat cepat, khususnya tenaga surya dan angin. Kami melihat penyebaran kendaraan listrik sangat cepat. [Hal ini] juga didorong oleh menurunnya permintaan untuk banyak produk yang membutuhkan banyak energi seperti bahan konstruksi karena perlambatan ekonomi dan restrukturisasi,” kata Cui.

Laporan terbaru dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, sebuah organisasi penelitian dan kebijakan yang berbasis di Finlandia, menunjukkan bahwa pada kuartal ketiga tahun ini, emisi batu bara China meningkat. Namun peningkatan tersebut diimbangi oleh pengurangan emisi yang disebabkan oleh produksi baja, semen, dan minyak, akibat melambatnya ekonomi China.

Sementara itu, China adalah pemimpin global dalam membangun kapasitas energi terbarukan. Jumlah energi yang dipasok oleh pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang dibangunnya, ketika mulai beroperasi, diperkirakan akan menjadi dua kali lipat dari gabungan seluruh dunia, cukup untuk memberi daya pada seluruh Korea Selatan.

Selama beberapa tahun terakhir, Beijing telah mendorong serangkaian kebijakan nasional, termasuk mengalokasikan lahan untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin dan meningkatkan penggunaan panel surya atap. Lauri Myllyvirta, peneliti senior di Asia Society Policy Institute, kepada VOA News mengatakan kebijakan ini telah merangsang ekonomi hijau China dan merupakan kepentingan Beijing untuk mengekspor teknologi hijau.

“Ada banyak antusiasme dari pemerintah daerah, bank-bank negara, investor swasta untuk proyek-proyek tenaga surya dan angin, karena proyek-proyek tersebut menguntungkan terutama setelah kontraksi pasar real estat. Semua pemain ini mencari target baru untuk investasi dan sumber pertumbuhan,” kata Myllyvirta.

Bidang cermin heliostat memantulkan sinar matahari di lokasi Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal Menara Dunhuang Shouhang 100MW, selama tur media terorganisir ke Taman Industri Fotovoltaik Dunhuang, di provinsi Gansu, China, 16 Oktober 2024. (Tingshu Wang/REUTERS)
Bidang cermin heliostat memantulkan sinar matahari di lokasi Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal Menara Dunhuang Shouhang 100MW, selama tur media terorganisir ke Taman Industri Fotovoltaik Dunhuang, di provinsi Gansu, China, 16 Oktober 2024. (Tingshu Wang/REUTERS)

Industri tenaga surya China, misalnya, mengalami kelebihan pasokan, yang mengancam akan membuat harga peralatan tetap rendah selama bertahun-tahun mendatang.

Ketika negara-negara seperti Amerika Serikat memperingatkan adanya ancaman terhadap produksi lokal, Cui mengatakan hal itu membebankan biaya untuk transisi energi global, terutama bagi negara-negara di belahan bumi selatan.

Negara-negara akan mengajukan rencana iklim baru awal tahun depan untuk mencapai Tujuan Perjanjian Paris yang bertujuan untuk membatasi kenaikan suhu global.

Sebagai penghasil emisi terbesar di dunia, komitmen China diharapkan menjadi "sangat penting bagi upaya iklim global," kata Myllyvirta.

COP29 akan berlangsung dari 11 November hingga 22 November di Azerbaijan. [es/ft]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG