Isu Iklim
- Associated Press
Banjir di Wilayah Barat Tengah AS Runtuhkan Jembatan di South Dakota
Banjir di wilayah Amerika Serikat bagian barat tengah meruntuhkan jembatan kereta api dan membuat air meluap di sekitar bendungan pada hari Senin (24/6) setelah hujan lebat berhari-hari yang memaksa ratusan orang mengungsi atau diselamatkan dari bahaya banjir.
Banjir menambah kesengsaraan di beberapa bagian Iowa, Nebraska, South Dakota dan Minnesota selama gelombang panas tinggi yang tidak kunjung reda. Di beberapa komunitas yang dilanda banjir, suhu udara pada Senin sore mendekati 38 derajat Celcius.
Lebih dari tiga juta orang tinggal di daerah yang terkena banjir, dari kota Omaha di negara bagian Nebraska, hingga kota St. Paul di negara bagian Minnesota. Badai menyebabkan hujan sangat deras dari Kamis hingga Sabtu, dengan curah hujan sebanyak 46 sentimeter di selatan Sioux Falls, South Dakota, menurut Badan Cuaca Nasional. [lt/rs]
- Associated Press
Jutaan Orang Alami Kepanasan Karena Suhu Tinggi di Seluruh AS
Jutaan orang di Amerika Serikat harus berkeringat ketika melewati hari yang terik saat suhu udara melonjak pada hari Minggu (23/6) di seluruh AS, sementara banjir yang mematikan menggenangi sebagian wilayah Barat Tengah AS (Midwest), termasuk sebuah kota di Iowa yang alat pengukur ketinggian airnya terendam.
Dari pesisir Atlantik tengah hingga Maine, di seluruh wilayah Great Lakes (Barat Tengah), dan di seluruh wilayah Barat hingga California, para pejabat publik memperingatkan warga tentang bahaya panas dan kelembapan yang berlebihan.
Di wilayah Oklahoma sendiri, indeks panas diperkirakan mencapai 41 derajat Celcius pada hari Minggu.
Di wilayah Midwest tempat bertemunya South Dakota, Iowa, dan Minnesota, banjir meningkat sepanjang akhir pekan. Di barat laut Iowa, 13 sungai membanjiri wilayah tersebut, kata Eric Tigges dari manajemen darurat Clay County.
Dalam konferensi pers, Gubernur Iowa Kim Reynolds, mengatakan: “Setelah empat tahun mengalami kekeringan, negara bagian ini mengalami curah hujan yang luar biasa deras pada musim semi ini dan mulai terjadi pada hari Jumat (21/6) di beberapa daerah di barat laut Iowa, sehingga tanah menjadi jenuh. Beberapa daerah mendapat curah hujan hingga 15 inci (38 sentimeter) selama dua hari. Dan tentu saja, karena tanahnya jenuh air, hal ini mengakibatkan banjir besar di beberapa wilayah.”
Seluruh lingkungan – dan setidaknya satu kota – dievakuasi, dan Kota Spencer memberlakukan jam malam pada hari Minggu untuk malam kedua berturut-turut setelah banjir dengan tingkat yang melampaui rekor pada tahun 1953 melanda wilayah tersebut. [lt/jm]
VOA Headline News: Jutaan Warga AS Alami Panas Terik Karena Suhu Udara Melonjak pada Hari Minggu
Sapa Dunia: Suhu Terik Menyengat Sebagian Wilayah AS
Jurnalis VOA Helmi Johannes melaporkan gelombang panas melanda sebagian besar wilayah AS; Amerika Serikat dan sekutunya mengkritik kesepakatan Rusia-Korea Utara; pemanfaatan bekas kontainer kapal untuk menampung tunawisma; dan upaya diaspora Indonesia memperkenalkan tanah air lewat produk kuliner.
Menteri Perekonomian Jerman Desak China Beralih dari PLTU
Menteri Perekonomian Jerman, Robert Habeck, pada Minggu (23/6) menyatakan bahwa China memegang peran vital dalam mencapai target iklim global. Ia menekankan pentingnya China menemukan sumber energi yang aman selain batu bara, yang pada 2023 menyumbang hampir 60 persen pasokan listrik negara tersebut.
Para pejabat mengatakan kepada Habeck bahwa China meningkatkan produksi batu bara demi alasan keamanan, kata menteri tersebut kepada wartawan di Kota Hangzhou, sehari setelah bertemu dengan para pejabat China di Beijing.
"China juga mengimpor sejumlah besar gas dan minyak, dan China sudah melihat apa yang terjadi di Eropa dan Jerman dalam dua tahun terakhir," tambahnya, merujuk pada krisis energi yang dipicu oleh invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
Dia mengatakan kerja sama dengan China harus diperkuat, dan menambahkan: "Tanpa China, tidak mungkin memenuhi target iklim secara global."
“Anda tidak perlu mengajari mereka bahwa emisi CO2 buruk bagi iklim. Mereka sudah paham,” kata Habeck, seraya menambahkan bahwa tingkat keamanan yang sama bisa dicapai dengan lebih sedikit pembangkit listrik tenaga batu bara atau PLTU.
Belakangan ini, Habeck menyampaikan kepada mahasiswa di Universitas Zhejiang bahwa tantangannya adalah menggabungkan berbagai sumber energi, seperti angin dan matahari, ke dalam infrastruktur yang berorientasi pada bahan bakar yang lebih stabil.
Dia menyatakan bahwa meningkatkan kapasitas adalah metode tradisional untuk memenuhi permintaan energi, tetapi bukanlah yang paling optimal dari segi efisiensi.
China tidak hanya mengembangkan produksi batu bara, tetapi juga memasang hampir 350 gigawatt (GW) kapasitas energi terbarukan baru pada 2023, jumlah yang melebihi setengah dari total kapasitas energi terbarukan global.
Habeck menyatakan bahwa dengan memperluas jaringan listrik dan memanfaatkan baterai untuk penyimpanan energi, China dapat mengurangi ketergantungannya pada pembangkit listrik konvensional untuk memenuhi kebutuhan energinya. Dia menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi dan langkah-langkah untuk mengatasi perubahan iklim sebenarnya tidak bertentangan satu sama lain.
“Mengubah perekonomian ke arah netral iklim tidak hanya baik bagi iklim, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi kesejahteraan dan pertumbuhan,” kata Habeck. [ah]
- Associated Press
Banjir Bersejarah di Guangdong, China, Tewaskan 9 Orang
Sembilan orang tewas dan enam lainnya hilang setelah hujan lebat menyebabkan banjir bersejarah di wilayah pedesaan provinsi Guangdong di China selatan, sementara pihak berwenang pada Jumat (21/6) memperingatkan akan terjadi lebih banyak banjir di wilayah-wilayah lain di negara itu.
Empat orang tewas dan empat hilang, di distrik Meixian di kota Meizhou, Guangdong, menurut laporan stasiun televisi pemerintah CCTV pada Kamis malam. Lima orang lainnya tewas di Kabupaten Jiaoling, yang juga berada di Meizhou.
Hujan lebat terjadi dari hari Minggu hingga Selasa, menumbangkan pohon-pohon dan merobohkan rumah-rumah. Sebuah jalan menuju distrik Meixian rusak total saat hujan lebat. Sungai Songyuan, yang mengalir melalui Meizhou, mengalami banjir terbesar yang pernah tercatat, menurut CCTV.
Perkiraan kerugian ekonomi langsung akibat banjir ini adalah 3,65 miliar yuan ($502 juta sekitar 8,15 triliun rupiah) di wilayah Jiaoling, sedangkan di distrik Meixian, kerugiannya mencapai 1,06 miliar yuan ($146 juta atau sekitar 2,37 triliun rupiah).
Wilayah-wilayah lain di negara itu juga akan menghadapi hujan lebat dan cuaca ekstrem dalam 24 jam ke depan, dan Pusat Meteorologi Nasional mengeluarkan peringatan untuk beberapa provinsi di selatan dan beberapa wilayah di utara.
Provinsi Henan dan Anhui di China tengah, serta provinsi Jiangsu di pesisir pantai dan provinsi Guizhou di China selatan, semuanya diperkirakan akan mengalami hujan es dan badai petir yang kuat, menurut perkiraan tersebut. Curah hujan bisa mencapai 50 mm hingga 80 mm dalam satu hari di provinsi Henan, Anhui dan Hubei, kata Pusat Meteorologi Nasional China. [lt/ab]
- Associated Press
Survei UNDP: Warga Inginkan Kebijakan Iklim yang Lebih Berani
Kepala Urusan Perubahan Iklim di Program Pembangunan PBB (UNDP), Cassie Flynn, pada Kamis (20/6) mengatakan orang-orang kini menyerukan kebijakan penanganan krisis iklim yang lebih berani.
Saat menerbitkan edisi kedua People's Climate Vote, jajak pendapat terbesar mengenai opini publik tentang aksi iklim global, Flynn mengatakan pesannya sangat jelas.
"Ada mayoritas besar yaitu 80% orang ingin negara-negara memperkuat komitmen mereka terhadap krisis iklim," ujar Flynn.
"Dan yang semakin mengejutkan adalah di saat kita melihat dan mengalami peningkatan polarisasi, peningkatan perpecahan terkait isu-isu seperti perdagangan dan keamanan, lebih dari 86% orang mengatakan mereka ingin negara-negara mengesampingkan perbedaan dan berkolaborasi dalam mengatasi krisis iklim," tambahnya.
The People’s Climate Vote adalah survei opini publik independen terbesar di dunia tentang perubahan iklim. Survei tersebut berfungsi sebagai platform bagi masyarakat untuk mengekspresikan keprihatinan dan kebutuhan mereka tentang perubahan iklim kepada para pemimpin dunia.
Insiatif UNDP dan University of Oxford itu diluncurkan pada tahun 2021 dengan jajak pendapat pertama yang mensurvei orang di 50 negara melalui iklan di aplikasi game seluler yang populer.
Survei tahun 2024 memiliki cakupan yang lebih luas lagi. Cakupannya tersebar pada 77 negara dan mewakili 87% populasi dunia, yang ditanya tentang pandangan mereka pada perubahan iklim.
Flynn mengatakan "jelas bahwa orang-orang di seluruh dunia, di tiap-tiap negara, merasakan krisis iklim."
"Secara global, lebih dari separuh orang mengatakan bahwa mereka memikirkan krisis iklim, baik setiap hari atau setiap minggu. Dua pertiganya mengatakan mereka membuat keputusan seputar kehidupan mereka, tempat tinggal, tempat kerja, dengan mempertimbangkan krisis iklim."
"Tujuan kami, sekali lagi, adalah untuk benar-benar membawa suara masyarakat ke dalam debat ini, untuk menunjukkan kepada para pemimpin dunia bahwa masyarakat bersatu meskipun mereka memiliki perbedaan dalam banyak hal di seluruh dunia," tambahnya.
"Dan kita berada di titik puncak dari beberapa keputusan besar mengenai krisis iklim di tingkat global, nasional, regional, dan subnasional. Merupakan hal yang sangat penting pada saat ini, para pemimpin dunia mendengarkan pesan persatuan ini," pungkas Flynn. [em/aa]
VOA Headline News: Survei UNDP: Warga Tak Khawatir dengan Kebijakan Iklim yang Berani
- Associated Press
Australia Tingkatkan Bantuan ke Papua Nugini untuk Pemulihan Bencana Longsor dan Keamanan
Australia akan menyediakan dana tambahan sebesar dua juta dolar Australia (sekitar 21 miliar rupiah) untuk mendukung upaya rekonstruksi di Papua Nugini setelah bencana tanah longsor yang menelan banyak korban jiwa bulan lalu, kata pemerintah Australia pada hari Kamis (20/6).
Negara kepulauan Pasifik Selatan di lepas pantai utara Australia itu masih berjuang menghadapi dampak bencana di provinsi Enga di daerah pegunungan, yang menurut perkiraan PBB menewaskan 670 penduduk desa dan menyebabkan 1.650 orang yang selamat mengungsi.
Pemerintah Papua Nugini mengatakan kepada PBB bahwa mereka memperkirakan lebih dari 2.000 orang terkubur ketika lereng gunung runtuh dan menimpa kawasan pemukiman Yambali saat orang-orang sedang tidur.
“Akses jalan sangat penting untuk layanan esensial serta rantai pasokan makanan dan bahan bakar,” kata Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dalam sebuah pernyataan yang bertepatan dengan kunjungan ke lokasi longsor bersama Menteri Pertahanan Papua Nugini Billy Joseph dan Gubernur Enga Peter Ipatas.
“Dukungan tambahan sebesar $2 juta yang diumumkan hari ini adalah sebagai tanggapan atas permintaan Papau Nugini untuk memulihkan konektivitas Highlands Highway, jalur transportasi penting di wilayah tersebut,” tambah Wong.
Wong mengatakan bantuan tersebut juga akan mendukung layanan kesehatan setempat dan penyediaan lebih dari 1.000 paket pembelajaran untuk anak-anak.
Bantuan awal Australia sebesar $2,5 juta menyediakan pasokan darurat, dukungan untuk mitra kemanusiaan dan petugas tanggap bencana serta pakar teknis pada hari-hari setelah bencana tanah longsor pada 24 Mei.
Dukungan Keamanan PNG
Wakil Perdana Menteri Richard Marles dan Wong, bersama para pejabat senior pemerintah lainnya berada di Papua Nugini untuk menghadiri forum tingkat menteri, pertemuan bilateral yang paling signifikan bagi Australia di antara negara-negara kepulauan Pasifik Selatan.
Papua Nugini memiliki populasi hampir 10 juta orang dan merupakan negara kepulauan Pasifik yang paling padat penduduknya.
Dalam kunjungan tersebut, mereka mengumumkan paket bantuan komprehensif yang bertujuan untuk memperkuat keamanan dalam negeri Papua Nugini dan memajukan prioritas hukum dan keadilan berdasarkan perjanjian keamanan bilateral yang dibuat tahun lalu sebagai bagian dari upaya Australia untuk menangkal semakin besarnya pengaruh China di wilayah tersebut.
Komponen utama dari paket ini mencakup dukungan terhadap program pengelolaan senjata dan peningkatan kerangka hukum Papua Nugini untuk memerangi kejahatan keuangan.
“Papua Nugini yang aman dan terjamin baik bagi Papua Nugini, baik bagi Australia, dan baik bagi wilayah ini,” kata Wong pada hari Kamis di acara Channel Nine's Today.
“Jadi, kami punya kepentingan, warga Australia punya kepentingan untuk memastikan kami bekerja sama dengan Papua Nugini, tetangga terdekat kami, untuk menjamin keamanan dan stabilitas,” tambahnya.
Pada tahun ini, Papua Nugini dilanda kerusuhan mematikan di dua kota terbesarnya, Port Moresby dan Lae, sementara perseteruan antara suku yang berkepanjangan menyebabkan sedikitnya 26 orang tewas dalam penyergapan pada bulan Februari, serta bentrokan antara dua suku yang bersaing yang menewaskan delapan orang bulan lalu. [ab/lt]
Sedikitnya 562 Jamaah Haji Meninggal Akibat Sengatan Panas
Hampir dua juta muslim menyelesaikan ibadah haji minggu ini, namun cuaca panas yang ekstrem telah berakibat fatal bagi ratusan orang yang memulai perjalanan Jumat lalu menuju Ka'bah di Masjidil Haram di Makkah.
Sedikitnya 562 orang tewas selama ibadah haji, menurut penghitungan kantor berita Reuters berdasarkan pernyataan dan sumber Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Para ilmuwan iklim mengatakan kematian seperti itu memberikan gambaran sekilas tentang apa yang akan terjadi pada puluhan juta umat Islam yang diperkirakan akan menunaikan ibadah haji dalam beberapa dekade mendatang.
Tahun lalu, lebih dari 2.000 orang menderita sengatan panas, menurut pejabat Saudi. Sengatan panas bisa menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur suhu karena kepanasan.
Para ilmuwan mengatakan situasinya akan menjadi lebih buruk seiring dengan pemanasan global. [lt/ab]
Gelombang Panas Tewaskan Lima Orang di Ibu Kota India
Gelombang panas parah yang melanda India telah menewaskan sedikitnya lima orang pekan ini di ibu kota India, New Delhi, menurut laporan surat kabar Times of India, Rabu (19/6), setelah melalui malam terpanas dalam enam tahun terakhir.
Miliaran orang di benua Asia tengah bergulat menghadapi panas ekstrem pada musim panas ini, sebuah tren yang menurut para ilmuwan diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia.
Kasus kematian itu tercatat sejak Senin (17/6) di sejumlah rumah sakit di kota berpenduduk 20 juta jiwa itu. Di sana, menurut laporan surat kabar itu, kelangkaan air semakin buruk.
Konsumsi listrik di kota itu pun menyentuh titik tertinggi pada Selasa (18/6), ketika suhu udara minimum pada malam hari mencapai 33,8 derajat Celcius.
Sejak Maret, temperatur udara melonjak hingga 50 derajat Celcius di Delhi dan negara bagian Rajasthan yang bergurun dan terletak di dekat Delhi. Sementara itu, hari-hari dengan gelombang panas terjadi lebih dari dua kali lipat lebih sering musim ini di sisi barat laut dan timur India.
Kondisi itu disebabkan oleh berkurangnya hujan petir dan angin hangat yang bertiup dari daerah tetangganya yang gersang ke India. [rd/ns]
Hampir 2.000 Anak Meninggal Tiap Hari Akibat Polusi Udara
Sebanyak hampir 2.000 anak-anak meninggal dunia setiap hari akibat masalah kesehatan yang berkaitan dengan polusi udara. Polusi kini menjadi faktor risiko terbesar kedua untuk kematian dini di seluruh dunia.
Laporan Health Effects Institute yang berbasis di Amerika Serikat, Rabu (19/6) menunjukkan bahwa paparan polusi udara berkontribusi pada kematian 8,1 juta orang, sekitar 12 persen dari seluruh kematian, pada tahun 2021.
Yang berarti polusi udara telah melampaui penggunaan tembakau dan pola makan yang buruk, menjadi faktor utama kedua penyebab kematian dini, setelah tekanan darah tinggi.
Anak-anak kecil sangat rentan terhadap polusi udara, dan lembaga ini bermitra dengan UNICEF untuk laporan tahunan "State of Global Air".
Polusi udara berkontribusi pada kematian lebih dari 700.000 anak-anak di bawah usia lima tahun, menurut laporan tersebut. Lebih dari 500.000 kematian itu disebabkan oleh kegiatan memasak di dalam rumah dengan menggunakan bahan bakar kotor seperti batu bara, kayu, atau kotoran, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia.
“Ini adalah masalah yang kita tahu bisa kita selesaikan,” kata Pallavi Pant, kepala kesehatan global Health Effects Institute, kepada kantor berita AFP.
Dampak yang Mendalam pada Generasi Berikutnya
Laporan tersebut menyatakan bahwa hampir setiap orang di dunia menghirup polusi udara yang tidak sehat setiap hari. Lebih dari 90 persen kematian terkait dengan polutan kecil di udara yang disebut PM2.5, partikel polusi berukuran 2,5 mikrometer atau kurang.
Menghirup PM2.5 telah terbukti meningkatkan risiko kanker paru-paru, penyakit jantung, stroke, diabetes, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Laporan tersebut bertujuan untuk menghubungkan tingkat penyakit itu dengan tingkat polusi udara. Namun menurut Pant, terlepas dari angka-angka yang “cukup mencolok,” laporan tersebut masih meremehkan dampak polusi udara.
Pasalnya, laporan itu disebutnya tidak memperhitungkan bagaimana polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan otak, penyakit neurodegeneratif, atau dampak dari penggunaan bahan bakar padat untuk pemanasan.
Laporan tersebut juga mendapati bahwa polusi ozon yang diperkirakan akan semakin memburuk seiring pemanasan global akibat perubahan iklim yang disebabkan ulah manusia, berkaitan dengan hampir 500.000 kasus kematian pada tahun 2021.
“Semakin banyak bagian dunia yang mengalami fenomena polusi udara yang singkat dan intens,” selama peristiwa seperti kebakaran hutan, badai debu, atau panas yang ekstrem, dan dapat meningkatkan kadar ozon, kata Pant. Ada “solusi yang sangat mirip” untuk perubahan iklim dan polusi udara, terutama mengurangi emisi gas rumah kaca, tambahnya.
Lebih banyak lagi yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar padat kotor untuk memasak di dalam ruangan, kata Pant, sembari menunjuk bagaimana China telah melakukan perbaikan yang signifikan di bidang ini.
Lebih dari dua miliar orang memasak dengan kompor sederhana atau di atas api terbuka di dalam ruangan, menghirup asap yang berbahaya. Oleh karena akses terhadap kompor yang bersih meningkat, menurut laporan tersebut, tingkat kematian anak kecil akibat masalah yang terkait dengan polusi udara turun lebih dari 50 persen sejak tahun 2000.
Laporan yang dirilis pada hari Rabu ini menggunakan data yang mencakup lebih dari 200 negara dan wilayah dari studi Global Burden of Disease yang dilakukan oleh Institute For Health Metrics and Evaluation yang berbasis di Amerika Serikat.
"Setiap hari, hampir 2.000 anak di bawah usia lima tahun meninggal dunia karena dampak kesehatan yang terkait dengan polusi udara," kata Kitty van der Heijden dari UNICEF dalam sebuah pernyataan.
"Kelambanan kita dalam bertindak memiliki dampak yang sangat besar terhadap generasi berikutnya." [th/es]
Cuaca Ekstrem di China: 4 Tewas, Belasan Hilang
Sedikitnya empat orang tewas dan belasan orang dilaporkan hilang akibat bencana hujan lebat yang mengguyur bagian selatan China, menurut laporan media pemerintah, Selasa (18/6). Pada saat bersamaan, wilayah utara justru menghadapi suhu terpanas pada tahun ini.
Hujan deras yang "melebihi rekor maksimum harian" di beberapa daerah di Provinsi Fujian, menyebabkan empat orang meninggal, menurut kantor berita negara Xinhua, mengutip keterangan markas besar pengendalian banjir di Kabupaten Shanghang.
Lebih dari 66.000 orang di wilayah tersebut terdampak cuaca ekstrem, menurut laporan Xinhua. Laporan tersebut juga menyebutkan "infrastruktur komunikasi dan listrik... belum sepenuhnya pulih" serta memperingatkan kemungkinan terjadinya tanah longsor.
Xinhua menyebutkan "investigasi mengenai kondisi orang-orang yang terdampak" sedang dilakukan.
Di wilayah Meizhou, Provinsi Guangdong, tanah longsor yang terjadi Senin (17/6) menewaskan lima orang, menyebabkan 15 orang hilang, dan menjebak 13 orang lainnya, menurut laporan stasiun televisi negara CCTV, Selasa (18/6).
Rekaman CCTV memperlihatkan insiden mobil terguling dan gambar bangunan rusak di sekitar Meizhou. Penduduk, mengenakan sepatu bot karet, berjalan melintasi jalanan yang berlumpur dan penuh dengan puing-puing, untuk menyelamatkan barang-barang mereka.
Gambar lain menunjukkan bagian jalan raya tersapu tanah longsor dan petugas penyelamat yang mengenakan jaket pelampung berwarna oranye, mengarahkan perahu melewati air banjir untuk menjangkau penduduk desa yang terperangkap.
Presiden China Xi Jinping memerintahkan pekerja darurat untuk melakukan segala upaya dalam menanggapi situasi bencana, serta mendistribusikan bantuan dan melakukan penyelamatan secara efektif dalam memerangi banjir dan kekeringan, menurut Xinhua.
Dia menginstruksikan tim penyelamat untuk "menjamin keselamatan jiwa dan harta benda masyarakat, serta stabilitas sosial secara keseluruhan," katanya.
Banjir juga melanda Provinsi Guangxi dan Hunan di bagian selatan dan tengah China, serta wilayah barat laut Xinjiang. Xinhua melaporkan, Selasa (18/6) bahwa empat orang hilang setelah terjadi banjir bandang di dekat Kota Changji.
Sementara itu, wilayah utara China saat ini menghadapi gelombang panas terburuk pada tahun ini.
Pusat Meteorologi Nasional mengatakan suhu diperkirakan akan mencapai 39 derajat Celsius di ibu kota Beijing, serta daerah sekitarnya Tianjin dan Hebei, Selasa (18/6).
Pihak berwenang memberlakukan langkah pencegahan kekeringan dan memberikan bantuan dalam menghadapi bencana di tujuh provinsi di utara, timur, dan tengah China.
China dilanda cuaca ekstrem pada musim panas, yang menurut para ilmuwan semakin umum terjadi akibat perubahan iklim.
Gas rumah kaca, di mana China merupakan penghasil emisi terbesar di dunia, merupakan kontributor utama terhadap perubahan iklim. [ah/es]
70 Juta Lebih Warga AS Berada di Wilayah "Waspada Panas"
Lebih dari 70 juta orang di Amerika Serikat berada di wilayah waspada panas ekstrem pada hari Senin (17/6) ketika gelombang panas bergerak ke arah timur, dan wilayah Atlantik tengah dan New England (wilayah AS Timur Laut) kemungkinan akan mengalami suhu tertinggi pada lebih dari 32 derajat Celsius seiring berjalannya waktu. Kelembapan yang berlebihan akan membuatnya terasa semakin menyesakkan.
Tahun lalu AS mengalami paling banyak gelombang panas, berupa cuaca panas tidak normal yang berlangsung lebih dari dua hari, sejak tahun 1936. Para pejabat kembali memperingatkan warga agar mengambil tindakan pencegahan.
Sebagian besar wilayah Barat Tengah dan Timur Laut berada dalam peringatan atau kewaspadaan cuaca panas.
Panas sangat berbahaya dalam beberapa tahun terakhir di Phoenix, di mana 645 orang meninggal pada tahun 2023 karena berbagai penyebab yang terkait panas. Suhu di sana mencapai 44,4 Celsius pada hari Sabtu (15/6). Peramal layanan cuaca mengatakan suhu udara pada dua minggu pertama bulan Juni di Phoenix rata-rata lebih panas 5,6 derajat Fahrenheit dari biasanya – rekor awal terpanas pada bulan Juni di kota yang terletak di negara bagian Arizona itu.
Seorang ahli meteorologi dari Layanan Cuaca Nasional di Phoenix, Ted Whittock, menyarankan agar warga mengurangi waktu di luar ruangan antara pukul 10 pagi dan 6 sore, tetap terhidrasi dan mengenakan pakaian yang ringan dan longgar. Lebih dari 100 pusat berpendingin dibuka di kota itu dan sekitarnya, termasuk dua pusat berpendingin baru yang beroperasi pada malam hari.
Di negara tetangga New Mexico, suhu panas di dataran Chaves County termasuk Roswell diperkirakan mencapai 41,6 derajat Celcius pada hari Senin. Di Colorado selatan, suhu diperkirakan melebihi 37,7 derajat Celsius.
Di California Selatan, petugas pemadam kebakaran meningkatkan pengendalian kebakaran hutan besar di pegunungan di utara Los Angeles pada hari Senin setelah memburuk dengan cepat karena dipicu oleh angin di sepanjang jalan raya Interstate 5 pada akhir pekan.
Di California Utara, kebakaran hutan kecil yang terjadi pada hari Minggu memicu perintah evakuasi dan peringatan di daerah berpenduduk jarang di dekat Danau Sonoma.
Jason Clay, pejabat informasi publik Cal Fire (Dinas Kebakaran California) mengatakan: “Ya. Jadi kami mengalami insiden yang meluas di sini hari ini. Kebakaran Point Fire. Kita berada di sisi barat Danau Sonoma, dan kebakaran ini dipicu oleh angin panas dengan kelembapan relatif rendah.”
Kebakaran yang disebut Point Fire itu menimbulkan kepulan asap hitam dalam jumlah besar saat melintasi semak-semak dan kayu sekitar 130 kilometer arah utara dari San Francisco.
Kebakaran itu baru teratasi sekitar 15 persen.
Meskipun sebagian besar wilayah AS mengalami cuaca terik, salju pada akhir musim diperkirakan terjadi di Pegunungan Rocky utara pada hari Senin dan Selasa. Beberapa bagian Montana dan Idaho tengah-utara berada dalam peringatan badai musim dingin. Curah salju setinggi 51 sentimeter diperkirakan akan terjadi pada dataran yang lebih tinggi di sekitar Taman Nasional Gletser. [lt/ka]
G7 Bertekad Hentikan Penggunaan Bahan Bakar Fosil Lebih Cepat, Aktivis Skeptis
Para pemimpin Kelompok Tujuh atau G7, kelompok negara-negara demokrasi maju, akan berkomitmen mempercepat transisi energi bahan bakar fosil dalam dekade ini. Komitmen tersebut sejalan dengan rancangan pernyataan yang akan dikeluarkan G7 setelah pertemuan puncak mereka di Italia.
"Kami akan melakukan transisi dari bahan bakar fosil ke sistem energi secara adil, terstruktur, dan merata, mempercepat langkah-langkah di dekade kritis ini untuk mencapai net-zero pada 2050, sesuai dengan pemahaman ilmiah terbaik yang tersedia," kata rancangan tersebut yang dilihat oleh Reuters.
Dokumen tersebut mencakup komitmen "untuk secara bertahap menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara (Pembangkit Listrik Tenaga Uap/PLTU) yang ada dalam sistem energi kami selama paruh pertama 2030-an," sebagaimana disetujui oleh para menteri energi G7 pada April.
Namun, komitmen tersebut juga memiliki opsi untuk menghentikan PLTU secara bertahap "dalam jangka waktu yang konsisten dengan menjaga kenaikan suhu sebesar 1,5 derajat Celsius, sejalan dengan jalur emisi nol persen yang diikuti oleh negara-negara.” Komitmen tersebut juga memberikan fleksibilitas bagi negara-negara anggota, seperti Jerman dan Jepang, yang masih menggantungkan perekonomiannya terhadap bahan bakar tersebut.
Para aktivis iklim mengkritisi pertemuan tersebut dengan mengatakan KTT itu gagal menghasilkan komitmen yang konkret. Bahkan sebagian besar janji-janji yang digaungkan itu sebetulnya telah disepakati sebelumnya dalam pertemuan yang tingkatknya lebih rendah.
“Pada saat dunia membutuhkan kepemimpinan yang berani dari mereka, pertemuan para pemimpin tidak memberikan nilai tambah,” kata Friederike Roder, Wakil Presiden Global Citizen.
Mendekati konferensi iklim PBB COP29 yang akan dimulai pada November, pemimpin AS, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris, dan Italia menyatakan mereka akan mengajukan rencana iklim nasional yang "lebih ambisius," sesuai dengan rancangan tersebut.
Dokumen tersebut berkomitmen pada upaya kolektif untuk mengurangi emisi metana dari bahan bakar fosil, termasuk dari operasi minyak dan gas, sebesar 75% pada 2030.
Investasi Gas
Namun, para pemimpin menegaskan kemungkinan adanya investasi dalam sektor gas, yang merupakan salah satu bahan bakar fosil yang menyebabkan polusi.
"Dalam keadaan luar biasa yang mempercepat pengurangan ketergantungan kita pada energi Rusia, investasi publik dalam sektor gas dapat dianggap sebagai respons sementara, bergantung pada kondisi nasional yang jelas," kata rancangan tersebut.
Bagian ini membuat kesal para pemerhati lingkungan, yang mengharapkan adanya bahasa yang berbeda menjelang COP29.
“Keengganan G7 untuk mengambil langkah berani untuk meninggalkan investasi minyak dan gas mencerminkan kegagalan yang lebih luas dalam memanfaatkan momen ini,” kata Oscar Soria, CEO Common, sebuah lembaga kajian kebijakan lingkungan dan keuangan.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, yang menjadi tuan rumah pertemuan puncak di wilayah Puglia, Italia selatan, telah mencoba mengalihkan fokus G7 ke Mediterania dan Afrika. Ia meluncurkan inisiatif "Energi untuk Pertumbuhan di Afrika" bersama dengan tujuh negara Afrika.
Melalui inisiatif ini, G7 diharapkan akan mengalokasikan sejumlah investasi dalam energi yang ramah lingkungan ke benua tersebut, yang selama ini berfungsi sebagai sumber bahan bakar fosil dan mineral penting bagi negara-negara maju.
Namun, lembaga kajian perubahan iklim Italia, ECCO, mengatakan kurangnya pendanaan baru untuk Afrika mengurangi kredibilitas inisiatif tersebut. [ah/ft]
Forum