Tautan-tautan Akses

Isu Iklim

Kebakaran Semak di California Selatan Lalap Ratusan Hektare Lahan

Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran Boyles di Clearlake, California, Minggu, 8 September 2024. (Noah Berger/AP)
Petugas pemadam kebakaran berjuang melawan kebakaran Boyles di Clearlake, California, Minggu, 8 September 2024. (Noah Berger/AP)

Kebakaran semak yang terjadi bagian selatan California, Senin (9/9) telah dengan cepat meluas ke ratusan hektare lahan dan memicu dikeluarkannya perintah evakuasi wajib.

Stasiun televisi KABC yang berbasis di Los Angeles mengatakan para petugas dari kantor polisi setempat mendatangi rumah-rumah di Trabuco Canyon untuk memberlakukan perintah tersebut.

Sejumlah petugas pemadam menggunakan pesawat udara, helikopter dan buldoser untuk memadamkan kobaran api yang menjalar cepat di dekat sebuah bandara untuk pesawat yang dikendalikan dari jarak jauh di Orange County, di sebelah tenggara Los Angeles.

KABC mengatakan kebakaran di bandara itu disebabkan oleh percikan api dari peralatan berat yang digunakan para petugas pekerjaan umum untuk mendirikan barikade ke area dengan vegetasi kering.

Sementara itu, kebakaran hutan di sebelah timur Los Angeles akibat suhu panas menyengat selama berhari-hari terakhir ini juga terus meluas.

Ribuan rumah dan bangunan komersial terancam hangus sewaktu kebakaran yang disebut “Line Fire” itu terjadi di pinggiran kawasan Hutan Nasional San Bernardino, sekitar 105 kilometer sebelah timur Los Angeles.

Hingga Senin pagi, kebakaran tersebut telah menghanguskan sekitar 83 kilometer persegi kawasan rumput dan semak, dan menyelimuti area itu dengan gumpalan asap hitam tebal. Sejauh ini baru tiga persen kebakaran yang dapat ditanggulangi. [uh/em]

Kelompok HAM: Kolombia Jadi Negara Paling Mematikan Bagi Aktivis Lingkungan pada 2023

Seorang pria tampak berada di gudang yang menyimpan kayu-kayu hasil penebangan ilegal di Socorro, Kolombia, pada 3 Desember 2023. (Foto: AFP/Juan Barreto)
Seorang pria tampak berada di gudang yang menyimpan kayu-kayu hasil penebangan ilegal di Socorro, Kolombia, pada 3 Desember 2023. (Foto: AFP/Juan Barreto)

Kolombia, negara tuan rumah konferensi keanekaragaman hayati Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP16) tahun ini, adalah negara paling mematikan bagi para aktivis lingkungan dan pembela hak atas tanah pada tahun 2023. Hal tersebut terbukti dari data yang menunjukkan sebanyak 79 aktivis lingkungan tewas di negara tersebut pada 2023, menurut kelompok advokasi Inggris Global Witness.

Jumlah aktivis lingkungan yang terbunuh merupakan jumlah tertinggi yang pernah dicatat Global Witness untuk satu negara dalam kurun waktu satu tahun sejak lembaga tersebut mulai memantau kasus pembunuhan terhadap aktivis pada tahun 2012, demikian ungkap laporan tahunan lembaga itu yang diterbitkan pada Senin (9/9).

"Angka tersebut benar-benar mengerikan" kata Laura Furones, penasihat senior kampanye pembela tanah dan lingkungan Global Witness, seraya menambahkan bahwa temuan laporan tersebut konservatif dan angka-angka tersebut kemungkinan tidak lengkap.

Secara global, 196 aktivis lingkungan dan tanah terbunuh pada tahun 2023, kata Global Witness, dengan Amerika Latin memimpin secara persentase dengan jumlah pembunuhan terbanyak, yakni sebesar 85%.

Temuan di Kolombia sangat kontras dengan janji pemerintah Presiden Gustavo Petro, yang menjabat sejak tahun 2022 dan telah berjanji untuk mengakhiri konflik selama 60 tahun di negara tersebut dan mengejar keadilan lingkungan bagi masyarakat.

Proses perdamaian dengan berbagai kelompok bersenjata yang terkadang terlibat dalam pembunuhan aktivis lingkungan telah tersendat. Selain itu, meskipun deforestasi turun ke titik terendah dalam 23 tahun terakhir pada tahun lalu, kementerian lingkungan hidup telah memperingatkan akan adanya peningkatan pada tahun 2024.

"Sangat tidak terhormat" menduduki puncak daftar Global Witness, kata pemerintah Kolombia dalam sebuah pernyataan pada Senin (9/9) malam.

"Pemerintah Kolombia menyadari situasi serius yang bersumber dari konflik sosial-ekologis yang terkait dengan perdagangan narkoba, praktik ekstraktif yang terkait dengan ekonomi gelap, dan konfigurasi ulang konflik bersenjata," tambah pemerintah.

Kolombia juga merupakan negara paling mematikan bagi para pencinta lingkungan pada tahun 2022, menurut Global Witness. Tercatat sedikitnya 60 orang tewas.

"Angka tersebut sangat memalukan bagi kami di negara ini" kata Astrid Torres, koordinator Somos Defensores, sebuah kelompok hak asasi manusia Kolombia. Torres mengatakan masalah tersebut bukan hanya tanggung jawab pemerintah yang sedang berkuasa, tetapi juga lembaga negara, seperti jaksa penuntut dan juga pemerintah daerah.

Seorang juru bicara pemerintah Kolombia mengatakan pihaknya sedang berupaya memberikan tanggapan.

Tahun lalu, investigasi Reuters menemukan bahwa pembunuhan aktivis lingkungan di Kolombia mengakibatkan efek negatif jangka panjang terhadap konservasi, dan beberapa kota tempat aktivis terbunuh mengalami lonjakan signifikan dalam deforestasi.

Pada acara peluncuran agenda COP 16 di Bogota pada bulan Juli, wakil presiden Kolombia, Francia Marquez, pemenang hadiah Goldman Environmental untuk aktivisme pada tahun 2018, mengatakan konferensi tersebut akan menghormati mereka yang terbunuh.

"Hati saya dipenuhi emosi saat melihat mimpi yang telah digaungkan selama bertahun-tahun oleh para aktivis lingkungan, banyak di antaranya yang tidak bersama kita saat ini, yang sayangnya dibunuh di negara kita" katanya. "Acara global ini merupakan penghormatan bagi suara-suara tersebut." [rz/rs]

Sistem Tropis akan Guyur Sebagian Wilayah Teluk Meksiko 

Gambar satelit pada 8 September 2024 menunjukkan gangguan tropis yang berada di atas wilayah Teluk Meksiko dan diperkirakan akan membawa hujan deras ke wilayah tersebut. (Foto: NOAA via AP)
Gambar satelit pada 8 September 2024 menunjukkan gangguan tropis yang berada di atas wilayah Teluk Meksiko dan diperkirakan akan membawa hujan deras ke wilayah tersebut. (Foto: NOAA via AP)

Gangguan tropis di wilayah barat daya Teluk Meksiko diperkirakan akan membawa hujan lebat ke sebagian Texas dan Louisiana pekan ini, dan diperkirakan berkembang menjadi badai tropis dan bahkan mungkin badai topan, kata Layanan Cuaca Nasional AS.

Sistem tersebut diperkirakan bergerak perlahan ke arah barat laut dalam beberapa hari ke depan, bergerak di dekat dan di sepanjang pantai Teluk Meksiko dan Texas, kata layanan cuaca pada Minggu (8/9).

“Badai tropis diperkirakan terbentuk dalam satu atau dua hari ke depan,” kata layanan cuaca pada Minggu sore.

Donald Jones, pakar meteorologi di Layanan Cuaca Nasional AS di Lake Charles, Louisiana, mengatakan dalam pengarahan cuaca pada Sabtu (7/9) malam bahwa sebagian wilayah Texas Tenggara dan Louisiana barat daya akan mengalami “banyak sekali” hujan di pertengahan dan akhir minggu ini.

Gangguan tropis ini terjadi setelah Agustus dan awal September yang luar biasa tenang dalam musim badai Atlantik, yang berlangsung hingga 30 November. Musim itu diperkirakan mencapai puncaknya pada Selasa (10/9), kata Jones.

Sejauh ini, ada lima badai yang diberi nama pada musim badai ini, termasuk Badai Beryl, yang memutus aliran listrik ke hampir tiga juta rumah dan bisnis di Texas — sebagian besar di wilayah Houston — pada Juli. Para ahli memperkirakan salah satu musim badai Atlantik tersibuk yang pernah tercatat. [ka/lt]

Kebakaran Hutan di California Ancam Puluhan Ribu Rumah, Paksa Evakuasi Warga

Bara api beterbangan di udara saat jalan tol Highway 330 diselimuti api akibat kebakaran hutan dekat Running Springs, California. Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat. Kebakaran hutan ini telah menghanguskan lebih dari 2.800 hektar. (AFP)
Bara api beterbangan di udara saat jalan tol Highway 330 diselimuti api akibat kebakaran hutan dekat Running Springs, California. Gubernur California Gavin Newsom mengumumkan keadaan darurat. Kebakaran hutan ini telah menghanguskan lebih dari 2.800 hektar. (AFP)

Evakuasi wajib diperluas sementara kebakaran hutan melalap kaki bukit sebuah kawasan hutan nasional di sebelah timur Los Angeles. Puluhan ribu rumah dan bangunan-bangunan lainnya terancam oleh kebakaran yang disebut Line Fire itu.

Api berkobar tak terkendali di sepanjang tepian Hutan Nasional San Bernardino, sekitar 100 kilometer di sebelah timur Los Angeles.

Hingga Minggu pagi, kebakaran itu telah menghanguskan sekitar 70 kilometer persegi kawasan rumput dan kaparal (wilayah kering yang didominasi oleh semak cemara dan rumput).

Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan.

Lebih dari 600 petugas pemadam berjuang mengatasi kebakaran, bersama-sama dengan helikopter dan pesawat pemadam lainnya.

Para pejabat county (kabupaten), yang menyatakan situasi darurat pada Sabtu malam, mengeluarkan perintah evakuasi untuk Running Springs, Arrowbear Lake, daerah-daerah di sebelah timur Jalan Raya 330 dan wilayah-wilayah lainnya.

“Suhu ekstrem, angin dan sambaran petir telah membuat kebakaran membesar dengan cepat,” kata pemerintah setempat dalam sebuah pernyataan.

Tidak ada laporan mengenai korban luka. Sejauh ini juga tidak ada rumah atau struktur lainnya yang rusak atau hancur. [uh/ab]

Tunjukkan lebih banyak

XS
SM
MD
LG