Kiprah Perempuan

PBB: Legitimasi Taliban Bergantung pada Respek Terhadap HAM Warga Afghanistan

Para pemimpin Taliban telah mengabaikan seruan internasional yang dipimpin PBB agar mereka membatalkan pembatasan besar-besaran terhadap perempuan, dengan mengatakan bahwa pemerintahan mereka sejalan dengan syariah.

Dunia Kecam Keputusan Baru Taliban Larang Perempuan Sekolah Kedokteran

Pakar: Trump Menang Bukan Karena Amerika Tak Siap Punya Presiden Perempuan

Untuk kedua kalinya perempuan gagal menjadi orang nomor satu di Amerika. Namun beberapa pakar mengatakan kemenangan telak Trump dalam Pemilu Amerika Serikat 2024 bukan karena warga tak siap punya presiden perempuan, tetapi karena berkelindannya kekhawatiran akan ekonomi dan isu global.

Iran Tahan Mahasiswi yang Lepas Baju Saat Demo Anti-Pelecehan Seksual

Perempuan yang belum diungkap identitasnya itu telah mengalami pelecehan di dalam Universitas Sains dan Penelitian Teheran Azad yang bergengsi oleh anggota milisi Basij.

Bulan Peduli Kanker Payudara: “Be Kind to Yourself”

Peraih Nobel Perdamaian Iran Dijatuhi Hukuman Tambahan 6 Bulan Penjara

Mohammadi melakukan protes terhadap eksekusi tahanan politik lainnya.

Dua Transpuan Pakistan Tewas Ditikam di Rumahnya

Polisi mengatakan motif di balik pembunuhan itu belum jelas dan para petugas masih menyelidikinya.

Nissa Wargadipura dari Pesantren Ath-Thaariq Garut Raih “FAO Heroes 2024”

Mengolah Ampas Kopi Jadi Berbagai Produk Bernilai Jual

Kata ampas berarti sisa dari sesuatu yang telah diambil sarinya. Maka segala sesuatu yang disebut ampas, dianggap tidak berguna. Namun tidak demikian dengan kopi. Ampas kopi ternyata banyak gunanya. Apa saja?

Ditahan Terkait Bisnis Sewa Rahim, Perempuan Hamil WN Filipina Terancam Diadili di Kamboja

Kasus baru itu menjadi tidak biasa karena biasanya para ibu pengganti dipekerjakan di negara mereka sendiri, bukan dikirim ke tempat lain.

Penulis Korea Selatan Han Kang Raih Nobel Sastra

Hadiah Nobel dalam bidang sastra diberikan kepada penulis asal Korea Selatan, Han Kang, Kamis (10/10) untuk apa yang disebut komite Nobel sebagai “prosa puitisnya yang intens, yang menghadapi trauma bersejarah dan mengungkap kerapuhan hidup manusia.”