Pasar global bersiap menghadapi gejolak baru pada Senin (3/2) setelah Presiden AS Donald Trump melancarkan perang dagang dengan menerapkan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China.
Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang terbesar AS, langsung bereaksi atas kebijakan Trump, sementara China menyatakan akan mengambil “langkah balasan.”
“Saya yakin pasar akan bereaksi terhadap hal ini,” kata Mark Malek, Kepala Investasi di Siebert Financial, New York. “Sejauh ini, pasar cenderung mendukung kebijakan Trump, tetapi situasi ini bisa berubah.”
Dalam tiga instruksi presidennya, Trump menetapkan tarif sebesar 25% terhadap sebagian besar produk impor dari Meksiko dan Kanada, serta 10% terhadap produk dari China, yang mulai berlaku pada Selasa (4/2).
Trump pada hari Minggu (2/2) mengatakan di akun platform Truth Social miliknya bahwa masyarakat AS mungkin akan menghadapi “kesulitan ekonomi” akibat tarif yang diberlakukan terhadap mitra dagang utama AS. Namun, ia menilai hal itu “sepadan dengan harga yang harus dibayar” demi melindungi kepentingan AS.
Kanada menanggapi kebijakan tarif itu dengan memberlakukan tarif 25% terhadap barang-barang AS senilai $155 miliar, dimulai dengan $30 miliar yang mulai berlaku pada Selasa dan sisanya senilai $125 miliar akan diberlakukan dalam 21 hari berikutnya.
“Ini akan berdampak negatif terhadap CAD (dolar Kanada), MXN (peso Meksiko), dan CNH (yuan China), serta meningkatkan risiko secara keseluruhan,” kata Nick Twidale, Kepala Analis Pasar di ATFX Global, Sydney, Australia.
Ia memperkirakan nilai tukar mata uang akan mengalami pergerakan besar saat pasar Asia dibuka, terutama setelah pupusnya harapan terkait adanya penangguhan pemberlakuan tarif.
Para analis juga memprediksi akan terjadi aksi jual saham dan aset-aset berisiko lainnya ketika Wall Street dibuka pada Senin.
Gene Goldman, Kepala Investasi di Cetera Financial Group, mengatakan kombinasi dari harga saham yang tinggi, dampak tarif terhadap inflasi, serta kebijakan suku bunga The Fed akan turut memicu pelemahan harga saham.
Saat ini, indeks S&P 500 berada di dekat level tertinggi sepanjang masa. Namun, analis di Evercore ISI memprediksi indeks tersebut bisa bergerak naik atau turun 3% hingga 5% dalam jangka pendek.
Dampak Tarif
Sebelumnya para analis Bank Barclays memperkirakan kebijakan tarif itu dapat menyebabkan penurunan laba perusahaan-perusahaan di S&P 500 sebesar 2,8%, termasuk dampak dari langkah balasan oleh negara-negara yang terkena tarif.
Instruksi presiden tersebut juga mencakup ketentuan yang memungkinkan Trump meningkatkan skala dan cakupan tarif jika negara-negara yang terdampak melakukan pembalasan. [br/ns]
Forum