Wali kota di sebuah kota di Ekuador mengatakan pada Sabtu (19/8) bahwa dia menjadi korban percobaan pembunuhan sehari sebelum negara itu menggelar pemilihan umum.
Francisco Tamariz, Wali Kota La Libertad, sebuah kota di pesisir pantai mengatakan dia berhasil meloloskan diri tanpa cedera dalam serangan pada Jumat (18/8) ketika sekelompok pria bersenjata melepaskan 30 tembakan ke arah kendaraannya.
“Mereka mencoba membunuh saya,” kata Tamariz mencuit melalui platform media sosial X, atau yang sebelumnya dikenal dengan Twitter. Dia menambahkan bahwa sejumlah orang menyaksikan penembakan itu.
Dalam kiriman di Facebook, Tamariz mengatakan dia kembali cukup larut dari perjalanan dekat Guaquil pada Jumat (18/8) malam ketika dua pria bersenjata keluar dari sebuah mobil polisi dan mulai menembaki mobil van bajanya.
“Hanya dalam beberapa detik mereka mulai membombardir kendaraan dengan peluru..tanpa menanyakan siapa yang ada dalam kendaraan,” katanya melalui kiriman foto dan teks di Facebook. Dalam unggahan itu, Tamariz yang mengenakan rompi antipeluru tampak bersama istrinya yang bersamanya dalam mobile itu pada saat kejadian.
Ekuador akan menyelenggarakan pemilihan presiden (pilpres) pada Minggu (20/8) setelah pembunuhan kandidat ungulan dan bertekad akan mengatasi situasi tanpa hukum yang melanda negara itu.
Negara kecil di Amerika Selatan itu selama beberapa tahun terakhir menjadi lahan cuan para mafia narkoba asing yang ingin mengekspor kokaina dari negara itu. Kehadiran mereka memicu perang brutal dengan geng-geng setempat.
Tingkat pembunuhan di Ekuador melonjak di atas tingkat pembunuhan di Meksiko dan Kolombia. Pembunuhan sejumlah politisi menjelang pemungutan suara makin menekankan tantangan yang dihadapi oleh para pemimpin Ekuador.
Kasus pembunuhan yang paling mendapat perhatian antara lain adalah penembakan calon presiden dan pejuang antikorupsi, Fernando Villavicencio. Dia ditembak pada siang hari saat meninggalkan lokasi kampanye, hanya beberapa hari sebelum hari pemungutan suara. [ft/ah]
Forum