Utusan Presiden Donald Trump untuk Ukraina mengatakan pada Sabtu (15/2) bahwa Eropa tidak akan dilibatkan dalam perundingan damai Ukraina. Pernyataan tersebut disampaikan setelah Washington mengirim kuesioner ke berbagai ibu kota Eropa untuk menanyakan sejauh apa kontribusi mereka dalam memberikan jaminan keamanan bagi Kyiv.
Trump mengejutkan sekutu-sekutu Eropanya pekan ini dengan menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan mereka atau Kyiv, serta mengumumkan akan dimulainya perundingan damai dalam waktu dekat.
Pejabat pemerintahan Trump dalam beberapa hari terakhir menegaskan bahwa mereka mengharapkan sekutu Eropa di Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO memikul tanggung jawab utama di kawasan tersebut, sementara Amerika Serikat kini lebih fokus pada prioritas lain, seperti keamanan perbatasan dan menghadapi China.
Langkah-langkah Amerika itu menimbulkan kekhawatiran bahwa Eropa bisa tersisih dari perundingan damai yang turut menentukan keamanan mereka, terutama jika hasilnya dinilai terlalu menguntungkan Rusia.
Utusan Khusus Amerika untuk Ukraina dan Rusia, Keith Kellogg, mengatakan dalam konferensi keamanan global di Munich bahwa Washington akan berperan sebagai mediator dalam perundingan, sementara Ukraina dan Rusia tetap menjadi pihak yang bertikai.
Ketika ditanya tentang prospek keterlibatan Eropa dalam perundingan tersebut, Kellogg berkata: "Saya (berasal) dari aliran realisme. Saya rasa itu tidak akan terjadi."
Kellogg menyatakan bahwa perundingan untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina dapat menitikberatkan pada konsesi teritorial dari Rusia serta menekan pendapatan minyak Putin.
"Rusia benar-benar negara minyak" katanya, seraya menambahkan bahwa negara-negara Barat perlu berbuat lebih banyak untuk menghujani sanksi secara efektif terhadap Rusia.
Sementara itu, Kellogg juga berupaya menenangkan Eropa dengan menegaskan bahwa hal itu tidak berarti "kepentingan mereka tidak dipertimbangkan, digunakan, atau dikembangkan."
Namun, para pemimpin Eropa mengatakan mereka tidak akan menerima jika tidak dilibatkan dalam perundingan tersebut.
"Tidak mungkin kita bisa berdiskusi atau bernegosiasi tentang Ukraina, masa depan Ukraina, atau struktur keamanan Eropa tanpa melibatkan orang Eropa," kata Presiden Finlandia Alexander Stubb kepada wartawan di Munich.
"Namun, ini berarti Eropa perlu bertindak bersama. Eropa perlu lebih sedikit bicara dan lebih banyak bertindak."
Stubb mengatakan bahwa kuesioner yang dikirim Amerika kepada negara-negara Eropa "akan memaksa mereka untuk berpikir."
Seorang diplomat Eropa menyebutkan bahwa dokumen kuesioner Amerika tersebut berisi enam pertanyaan. Satu pertanyaan di antaranya khusus ditujukan kepada negara-negara anggota Uni Eropa.
"Amerika mendekati ibu kota Eropa dan menanyakan berapa banyak tentara yang siap mereka kerahkan," kata seorang diplomat.
Seorang pejabat kepresidenan Prancis pada Sabtu (15/2) mengatakan bahwa Prancis tengah berdiskusi dengan sekutunya untuk menggelar pertemuan informal para pemimpin Eropa terkait Ukraina, meskipun hingga kini belum ada keputusan yang diambil.
Menteri Luar Negeri Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan pertemuan itu akan berlangsung pada Senin (17/2).
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte juga mendesak negara Eropa untuk bertindak bersama.
Sebagai indikasi bahwa masih ada tingkat kerja sama internasional di era baru Trump, para menteri luar negeri G7, termasuk Amerika, pada Sabtu (15/2) menyetujui pernyataan yang menegaskan komitmen mereka untuk terus bekerja sama dalam mencapai kesepakatan perdamaian yang abadi bagi Ukraina dengan jaminan keamanan yang kuat. [ah/ft]
Forum