Tautan-tautan Akses

Menhan Amerika: Pengembalian Perbatasan Ukraina ke Pra-2014 Tidak Realistis


Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth berbicara dalam pertemuan kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di markas besar NATO di Brussel, Belgia, Rabu 12 Februari 2025.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth berbicara dalam pertemuan kelompok Kontak Pertahanan Ukraina di markas besar NATO di Brussel, Belgia, Rabu 12 Februari 2025.

Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada hari Rabu (12/2) mengatakan pengembalian perbatasan Ukraina ke batas-batas sebelum tahun 2014 adalah tidak realistis dan pemerintahan Trump tidak melihat keanggotaan Kyiv pada NATO sebagai bagian dari solusi untuk perang yang dipicu oleh invasi Rusia. 

Berbicara dalam sebuah pertemuan sekutu militer Ukraina di markas besar NATO di Brussel, Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth menyampaikan pernyataan publik yang paling jelas dan blak-blakan sejauh ini mengenai pendekatan pemerintahan baru AS terhadap perang yang telah berlangsung hampir tiga tahun ini.

Dalam pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 40 negara yang bersekutu dengan Ukraina, Hegseth mengatakan, “Seperti halnya Anda, kami menginginkan Ukraina yang berdaulat dan makmur. Namun kita harus mulai dengan mengakui bahwa kembali ke perbatasan Ukraina sebelum 2014 adalah tujuan yang tidak realistis. Mengejar tujuan ilusi ini hanya akan memperpanjang perang dan menyebabkan lebih banyak penderitaan.”

Dia juga mengatakan kepada sekutu-sekutu AS di NATO bahwa mereka harus melangkah maju dan memikul tanggung jawab yang lebih besar untuk keamanan Eropa.

Pernyataan Hegseth mengenai Ukraina ini menunjukkan perubahan drastis dari pemerintahan Biden dan banyak sekutu terdekat Ukraina.

Menteri Pertahanan Inggris, John Healey menanggapi seruan Hagseth tersebut dengan menekankan komitmen dan bantuan yang telah diberikan negara-negara Eropa sejauh ini.

“Kami mendengar seruan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth agar negara-negara Eropa meningkatkan bantuan. Kami siap dan kami akan melakukannya. Sekutu NATO menjanjikan bantuan militer sebesar €40 miliar untuk Ukraina pada tahun 2024 dan kemudian memberikan bantuan sebesar 50 miliar. Mayoritas, hampir 60% dari bantuan untuk Ukraina tahun lalu berasal dari negara-negara Eropa," kata Healey.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, Rabu di Brussel juga menanggapi seruan Presiden Trump terkait peningkatan peran Eropa terhadap Ukraina.

Dari kiri: Menhan AS Pete Hegseth, Kepala Pertahanan Inggris Laksamana Sir Tony Radakin, Menhan Inggris John Healey, Menhan Ukraina Rustem Umerov, dan Sekjen NATO Mark Rutte di Brussel, Rabu, 12 Februari 2025.
Dari kiri: Menhan AS Pete Hegseth, Kepala Pertahanan Inggris Laksamana Sir Tony Radakin, Menhan Inggris John Healey, Menhan Ukraina Rustem Umerov, dan Sekjen NATO Mark Rutte di Brussel, Rabu, 12 Februari 2025.

Rutte mengatakan, “Ini juga merupakan langkah besar ke arah yang diserukan oleh Presiden (AS) Donald Trump. Saya setuju dengannya bahwa kita harus menyamakan bantuan keamanan untuk Ukraina. Namun untuk benar-benar mengubah arah konflik, kita perlu melakukan lebih banyak lagi. Semakin kuat Ukraina di medan perang, semakin kuat pula mereka di meja perundingan.”

Rusia mencaplok semenanjung Krimea di Laut Hitam dari Ukraina pada bulan Maret 2014 dan kemudian mendukung separatis pro-Rusia dalam pemberontakan bersenjata melawan pasukan Kyiv di wilayah Donbas timur Ukraina.

Moskow saat ini menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina, terutama di bagian timur dan selatan.

Hegseth juga mengatakan keanggotaan NATO bukan hasil yang realistis dari perundingan guna menyelesaikan konflik ini.

“Amerika Serikat tidak yakin bahwa keanggotaan NATO bagi Ukraina merupakan hasil realistis dari penyelesaian yang dinegosiasikan,” tambahnya.

Menanggapi pernyataan Hegseth tersebut Menhan Inggris John Healey juga mengatakan, “Tempat yang tepat bagi Ukraina adalah di NATO.”

Menhan Amerika: Pengembalian Perbatasan Ukraina ke Pra-2014 Tidak Realistis
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:04:19 0:00

Sementara itu Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu (12/2) mengatakan ia telah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengenai perang di Ukraina. “Pembicaraan itu berjalan sangat baik. Dia, seperti Presiden Putin, ingin menciptakan PERDAMAIAN,” kata Trump dalam sebuah postingan di Truth Social.

Zelenskyy kemudian dalam pesannya melalui video, Rabu mengatakan bahwa ia telah melakukan “negosiasi substantif dengan Amerika Serikat” dan yakin bahwa kekuatan Amerika bersama Ukraina, dan semua mitra, cukup untuk menekan Rusia dan Putin menuju perdamaian.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Kamis (13/2) juga akan menuju Munich di tengah-tengah dorongan diplomatik intensif untuk mengakhiri agresi Rusia di Ukraina. [my/jm/hj/aa]

Forum

XS
SM
MD
LG