Para perunding Uni Eropa mendesak pihak-pihak lain dalam perundingan iklim COP17 di Durban untuk menyetujui sebuah "peta jalan" yang akan menghasilkan perjanjian iklim yang mengikat secara hukum supaya negara-negara anggota memangkas emisi yang dianggap penyebab perubahan iklim.
Ketua delegasi Uni Eropa, Tomasz Chruszczow dari Polandia, mengatakan ada tambahan dukungan bagi kebijakan itu.
Ia mengatakan, "Banyak pihak melihat usaha menjaga batas pemanasan global, sebesar dua derajat, memerlukan tindakan segera. Peristiwa-peristiwa cuaca ekstrim di bumi dan peringatan yang disebabkan banjir baru-baru ini dalam laporan-laporan lembaga dan organisasi internasional telah mempersulit untuk lari dari kesimpulan semacam ini."
Usulan Uni Eropa akan mengikuti kerangka hukum yang telah ditetapkan dalam Protokol Kyoto yang akan berakhir tahun depan.
Mereka ingin pihak-pihak dalam konferensi COP17 setuju untuk membentuk sebuah perjanjian baru menjelang tahun 2015 yang akan mulai berlaku tahun 2020.
Laporan-laporan terbaru mendukung argumen Uni Eropa bagi pemotongan emisi gas rumah kaca lebih jauh, seperti karbon dioksida, untuk menjaga suhu global jangan meningkat ke tingkat berbahaya.
Badan Energi Internasional memperingatkan dunia punya kira-kira lima tahun lagi untuk secara signifikan mengurangi emisi karbon untuk mencegah perubahan iklim yang permanen.
Uni Eropa berupaya meyakinkan negara-negara berkembang untuk menandatangani perjanjian tersebut.
Juru runding Uni Eropa Artur Runge-Metzger menyatakan keberhasilan Uni Eropa dalam usaha ini, dan mengatakan emisi Uni Eropa turun ke bawah tingkat tahun1990, sementara secara keseluruhan perekonomian benua itu terus berkembang.
Ia mengatakan, "Ketakuan yang banyak dalam proses ini adalah pilihan apakah 'kita melawan perubahan iklim atau kita menumbuhkan perekonomian,' tapi kami bisa membuktikan bahwa kita dapat melakukan keduanya bersamaan."
Amerika tidak meratifikasi Protokol Kyoto, dan juru runding iklim Amerika mengatakan tidak akan mendukung usaha untuk mengurangi emisi tanpa mengetahui rincian kesepakatan seperti itu.
Mengomentari peta jalan yang diusulkan Uni Eropa, wakil utusan perubahan iklim Amerika, Jonathan Pershing mengatakan peraturan seperti itu harus mengikat semua pihak dengan merata.
Ia mengatakan, "Kami tidak mengupayakan mekanisme di mana kita akan berkewajiban mengurangi emisi tapi negara berkembang yang besar memiliki program sukarela. Itu semacam struktur perjanjian Kyoto. Kami tidak ambil bagian dalam perjanjian Kyoto, karena adanya kendala itu."
Amerika berargumen pengurangan emisi sukarela yang disepakati negara-negara dalam konferensi iklim terakhir di Cancun, Meksiko tidak akan berubah dalam tahun-tahun mendatang. Amerika berupaya memulai diskusi, pada apa yang bisa dilakukan tahun 2020.