Ribuan orang Kristen Koptik Mesir memprotes kekerasan sektarian mematikan terbaru dan menyerukan pengunduran diri penguasa militer di negara itu, dan mereka bersumpah untuk tidak meninggalkan aksi duduk di luar gedung televisi pemerintah di Kairo.
Minggu malam, para demonstran menuntut Marsekal Mohamed Hussein Tantawi turun dan pelaku kebakaran yang membakar dua gereja Koptik diseret ke pengadilan. Para pengunjuk rasa juga ingin menjadikan tindakan menghasut kekerasan agama menjadi kejahatan. Pada pagi hari sebelumnya, bentrokan pecah ketika pemuda-pemuda Islam menyerang pengunjuk rasa.
Media pemerintah melaporkan 12 orang tewas dan lebih dari 220 orang cedera selama dua hari bentrokan sektarian yang dimulai Sabtu malam di daerah pemukiman miskin yang kumuh, Imbaba di Kairo. Sumber-sumber medis mengatakan 65 orang cedera karena ditembak.
Saksi mata mengatakan sebuah kelompok terdiri dari kira-kira 500 orang konservatif Salafis Muslim mengepung sebuah gereja Koptik setelah tersebar kabar angin bahwa seorang perempuan Kristen ditahan di gereja itu untuk mencegah ia masuk Islam. Laporan lainnya mengatakan kerumunan orang yakin perempuan itu sudah masuk Islam dan dicegah untuk menikah dengan pria Islam.
Pemimpin sipil Mesir berjanji menanggapi bentrokan itu dengan cepat, termasuk peningkatan keamanan di rumah ibadah dan larangan baru berdemonstrasi di luar gereja dan masjid. Pemimpin militer hari Minggu mengatakan 190 orang yang ditahan sehubungan dengan kekerasan akan menghadapi persidangan di pengadilan militer.
Ratusan polisi anti huru hara bersenjata berat dikerahkan ke Imbaba hari Minggu, kendaraan militer ditempatkan di dekat gereja dan memblokir jalan masuk ke Gereja St Mina, dimana bentrokan itu dimulai.
Umat Kristen Mesir Penuhi Lapangan Kairo Protes Kekerasan Agama
Demonstran menuntut Marsekal Tantawi turun dan pelaku kebakaran dua gereja Koptik diseret ke pengadilan.