Tautan-tautan Akses

Trump Keluarkan 'Peringatan Terakhir' Bagi Hamas untuk Bebaskan Seluruh Sandera


Konvoi kendaraan militer bergerak di dalam Gaza, seperti yang terlihat dari sisi Israel, di perbatasan antara Israel dan Gaza, 5 Maret 2025. (Foto: Nir Elias/Reuters)
Konvoi kendaraan militer bergerak di dalam Gaza, seperti yang terlihat dari sisi Israel, di perbatasan antara Israel dan Gaza, 5 Maret 2025. (Foto: Nir Elias/Reuters)

Trump mengatakan bahwa ia "mengirimkan semua yang dibutuhkan oleh Israel untuk menyelesaikan tugasnya."

Presiden Donald Trump pada Rabu (5/3) mengeluarkan apa yang disebutnya sebagai "peringatan terakhir" kepada Hamas, yang ditetapkan oleh Amerika Serikat sebagai kelompok teroris, untuk membebaskan semua sandera yang masih ditahan di Gaza. Peringatan itu muncul setelah Gedung Putih mengonfirmasi pembicaraan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya antara utusan Trump dan kelompok teror tersebut.

Dalam pernyataan yang diunggah ke platform Truth Social miliknya, Trump menambahkan bahwa ia "mengirimkan Israel semua yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya." Dia menggunggah pernyataan itu usai bertemu di Gedung Putih dengan delapan mantan sandera,

"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua jasad orang-orang yang Anda bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi Anda," kata Trump. "Hanya orang sakit dan keji yang menyimpan mayat, dan Anda sakit dan keji!"

Pada Rabu, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa sejumlah pejabat Amerika Serikat telah terlibat dalam "pembicaraan dan diskusi berkelanjutan" dengan pejabat Hamas. Langkah itu di luar kebijakan AS yang telah lama berlaku untuk tidak terlibat langsung dengan kelompok tersebut.

Konfirmasi pembicaraan di ibu kota Qatar, Doha, adalah keterlibatan langsung pertama yang diketahui antara Amerika Serikat dan Hamas sejak Departemen Luar Negeri menetapkan kelompok itu sebagai organisasi teroris asing pada 1997.

Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt menolak memberikan perincian tentang substansi pembicaraan tersebut tetapi mengatakan Trump telah mengizinkan utusannya untuk "berbicara dengan siapa pun."

Perantara Mesir dan Qatar telah bertindak sebagai mediator dengan Hamas untuk Amerika dan Israel sejak kelompok itu melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang.

"Begini, dialog dan berbicara dengan orang-orang di seluruh dunia untuk melakukan apa yang menjadi kepentingan terbaik rakyat Amerika adalah sesuatu yang menurut presiden ... merupakan upaya dengan itikad baik untuk melakukan apa yang benar bagi rakyat Amerika," katanya.

Para demonstran mengacungkan foto-foto para sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza dalam demo yang menuntut pembebasan sandera dari penahanan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Kamis, 6 Maret 2025. (Foto: Oded Balilty/AP Photo)
Para demonstran mengacungkan foto-foto para sandera Israel yang ditahan di Jalur Gaza dalam demo yang menuntut pembebasan sandera dari penahanan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Kamis, 6 Maret 2025. (Foto: Oded Balilty/AP Photo)

Leavitt menambahkan bahwa Israel telah diajak berkonsultasi tentang keterlibatan langsung dengan pejabat Hamas dan mencatat bahwa ada "nyawa warga Amerika yang dipertaruhkan."

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memberikan pengakuan singkat tentang perundingan AS-Hamas. "Israel telah menyampaikan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai perundingan langsung dengan Hamas," kata kantor perdana menteri.

Pejabat Israel mengatakan sekitar 24 sandera yang masih hidup — termasuk Edan Alexander, seorang warga negara Amerika — serta jenazah sedikitnya 35 orang lainnya diyakini masih ditahan di Gaza.

Adam Boehler, calon Trump untuk menjadi utusan khusus untuk urusan penyanderaan, memimpin perundingan langsung dengan Hamas. Boehler, pendiri dan CEO Rubicon Founders, sebuah firma investasi perawatan kesehatan, adalah seorang negosiator utama di tim Abraham Accords selama masa jabatan pertama Trump yang berupaya untuk mendapatkan pengakuan yang lebih luas terhadap Israel di dunia Arab.

Pembicaraan yang berlangsung bulan lalu itu difokuskan terutama pada pembebasan sandera Amerika dan kemungkinan berakhirnya perang tanpa Hamas berkuasa di Gaza, menurut seorang pejabat Hamas yang tidak berwenang berkomentar di depan umum dan berbicara dengan syarat anonim.

Pejabat itu menambahkan bahwa tidak ada kemajuan yang dicapai tetapi "langkah itu sendiri menjanjikan" dan lebih banyak pembicaraan diharapkan. Mediator Mesir dan Qatar membantu mengatur pembicaraan.

Keterlibatan langsung itu terjadi karena kelanjutan gencatan senjata Israel-Hamas masih belum pasti. Trump telah mengisyaratkan bahwa ia tidak berniat membujuk Netanyahu untuk tidak kembali bertempur jika Hamas tidak menyetujui persyaratan proposal gencatan senjata baru, yang oleh Israel disebut sebagai rancangan utusan AS Steve Witkoff.

Rencana baru itu mengharuskan Hamas membebaskan setengah dari sandera yang tersisa — alat tawar-menawar utama kelompok militan itu — sebagai imbalan atas perpanjangan gencatan senjata dan janji untuk merundingkan gencatan senjata yang langgeng. Israel tidak menyebutkan pembebasan lebih banyak tahanan Palestina, komponen utama dari tahap pertama. [ft/rs]

XS
SM
MD
LG