Pasukan keamanan di Suriah pada Senin (17/2) mengatakan telah menangkap tiga orang yang terlibat dalam eksekusi ratusan warga sipil oleh pasukan pemerintah di Damaskus pada 2013, dua tahun setelah perang saudara di negara itu dimulai.
Puluhan truk polisi dan pasukan keamanan berbaris di jalanan Tadamon, pinggiran kota Damaskus dekat kamp pengungsi Palestina Yarmouk, di mana mereka melakukan penangkapan di jalan yang pernah menjadi saksi eksekusi massal.
Sejumlah laki-laki bertopeng dan bersenjata, bergerak melalui bangunan-bangunan berlubang, sisa-sisa perang saudara selama 13 tahun yang mengubah distrik itu menjadi garis depan pertempuran antara pasukan pemerintah dan pejuang oposisi.
Petikan Video Eksekusi Massal Mengerikan
Pada 2022, sebuah video bertanggal 16 April 2013 yang muncul di internet memperlihatkan rekaman eksekusi yang mengerikan.
Klip berdurasi hampir tujuh menit itu menunjukkan sejumlah anggota “Military Intelligence Branch 227” – yang terkenal kejam mengarahkan barisan sekitar 40 tahanan yang matanya ditutup dan tangan mereka diikat ke belakang, berjalan menuju sebuah bangunan tak berpenghuni di Tadamon.
Satu per satu, orang-orang bersenjata mendorong atau menendang para tahanan ke dalam parit yang berisi ban bekas, menembak mereka hingga terjatuh dan tewas.
Salah satu dari tiga laki-laki yang ditangkap pada Senin ini adalah Monzer Al-Jazairi, warga Zahira yang juga mantan agen keamanan militer yang beroperasi sebelum jatuhnya Bashar Assad pada Desember 2024.
“Kami biasa membawa tahanan yang ditangkap ke pos pemeriksaan, menempatkan mereka di bawah gedung di sini dan mengeksekusi mereka, dan kemudian setelah kami selesai, meledakkan gedung di atas mereka,” kata Al-Jazairi kepada The Associated Press.
Tidak jelas apakah Al-Jazairi, yang diapit oleh petugas keamanan saat berbicara, berbicara di bawah tekanan atau secara sukarela.
“Setiap kelompok terdiri dari sekitar 25 orang,” katanya, seraya menambahkan bahwa jarak eksekusi antara satu kelompok dengan kelompok berikutnya adalah “sekitar satu pekan.”
Bersama rekan-rekannya, Al-Jazairi memperkirakan mereka telah membunuh “sekitar 500” orang.
Kepala Keamanan Damaskus, Letkol Abdul Rahman Al-Dabbagh, mengukuhkan jumlah tersebut dengan mengutip pengakuan tambahan dari mereka yang ditangkap.
“Mereka akan membawa tahanan ke pos pemeriksaan keamanan dan “Military Intelligence Branch 227” akan menyeret mereka ke tempat-tempat di sekitar Tadamon. Kemudian mengeksekusi mereka di lapangan, dan setelah itu, mereka akan meledakkan bangunan di atas kepala mereka,” kata Al-Dabbagh.
Dua tersangka lainnya yang ditangkap diidentifikasi sebagai Somer Mohammed Al-Mahmoud dan Imad Mohammed Al-Mahmoud.
Bertahun-tahun setelah pembantaian dan penghilangan massal terburuk dalam perang saudara di Suriah itu, sebagian besar dugaan kejahatan masih belum diselidiki dan masih belum diproses hukum.
Sejak penggulingan Assad, pasukan keamanan Suriah, di bawah kepemimpinan kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham, telah melacak dan menangkap sisa-sisa pemerintahan dan militer di seluruh negara itu. [em/ns]
Forum