Tautan-tautan Akses

Tentara Israel Tewaskan 2 Warga Palestina dalam Bentrokan di Tepi Barat


Para pelayat membawa jenazah Samer Houshiyeh (21 tahun), kiri, dan Fouad Abed (25 tahun), saat pemakaman mereka di kota Jenin, Tepi Barat, Senin 2 Januari 2023.
Para pelayat membawa jenazah Samer Houshiyeh (21 tahun), kiri, dan Fouad Abed (25 tahun), saat pemakaman mereka di kota Jenin, Tepi Barat, Senin 2 Januari 2023.

Pasukan Israel membunuh dua warga Palestina, termasuk seorang laki-laki yang oleh kelompok bersenjata Palestina diklaim sebagai anggotanya. Konfrontasi itu pecah Senin pagi (2/1) ketika pasukan Israel memasuki sebuah desa Palestina di Tepi Barat yang diduduki, kata pejabat kesehatan Palestina.

Kedua laki-laki itu tewas di desa Kafr Dan dekat kota utara Jenin. Militer Israel mengatakan memasuki Kafr Dan, Minggu malam untuk menghancurkan rumah dua laki-laki bersenjata Palestina yang membunuh seorang tentara Israel dalam baku tembak pada bulan September. Militer Israel mengatakan pasukan itu dihujani tembakan dan balas menembak ke arah musuh.

Insiden itu adalah pertumpahan darah terbaru di wilayah yang telah menyaksikan ketegangan Israel-Palestina melonjak selama berbulan-bulan. Pada hari Senin, kelompok hak asasi Israel B'Tselem mengatakan 2022 adalah tahun paling mematikan bagi warga Palestina sejak 2004, periode kekerasan hebat yang terjadi selama pemberontakan Palestina.

Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi mereka yang tewas sebagai Samer Houshiyeh, 21, dan Fouad Abed, 25. Houshiyeh menurut Samer Attiyeh, direktur Rumah Sakit Ibnu Sina di Jenin, ditembak beberapa kali di dada. Attiyeh awalnya mengatakan Abed berusia 17 tahun, tetapi kementerian kemudian menyebut usianya 25 tahun.

Kelompok bersenjata Palestina, "Brigade Syuhada Al Aqsa", kemudian mengklaim Houshiyeh sebagai anggotanya. Kelompok itu, sebuah cabang dari partai Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, menerbitkan foto lama di mana Houshiyeh berpose dengan senapan. Video di media sosial menunjukkan tubuhnya dibungkus dengan bendera kelompok bersenjata itu saat ibunya dan pelayat lainnya berduka.

Belum jelas apakah orang Palestina kedua yang tewas juga berafiliasi dengan kelompok militan.

Israel mengatakan menghancurkan rumah-rumah militan sebagai cara untuk mencegah penyerang potensial. Para pengecam mengatakan taktik itu sama dengan penghukuman secara kolektif. [my/jm]

Forum

XS
SM
MD
LG