Rencana China untuk menetapkan zona larangan terbang di utara Taiwan pada 16 April akan berimplikasi terhadap sekitar 33 penerbangan, Kantor Berita Pusat (CNA) resmi Taiwan melaporkan, mengutip Menteri Transportasi Wang Kwo-tsai.
Dampak pada penerbangan dapat diminimalisasi setelah Taiwan menyatakan berhasil mendesak China untuk mempersempit rencana penutupan ruang udara di utara pulau itu, kata Wang.
Reuters pertama kali melaporkan bahwa Beijing awalnya memberi tahu Taipei akan memberlakukan zona larangan terbang pada 16-18 April. Namun Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan masa pelarangan itu hanya dikurangi menjadi hanya 27 menit pada Minggu pagi setelah Taiwan melayangkan protes.
Wang mengatakan kementerian telah berdiskusi dengan otoritas penerbangan Jepang yang akan mengeluarkan pemberitahuan pada Kamis malam kepada kapal dan pesawat untuk menghindari daerah tersebut selama periode tertentu pada Minggu pagi, kata CNA.
Wang mengatakan larangan itu dapat menambah "kurang dari satu jam" waktu perjalanan ekstra untuk penerbangan yang terkena dampak karena mereka harus mengalihkan lebih jauh ke selatan dari rute aslinya.
Kementerian transportasi Taiwan pada Rabu menerbitkan peta yang dilabeli sebagai "zona aktivitas kedirgantaraan" China di timur laut Taiwan dan dekat kepulauan yang disengketakan yang disebut Diaoyu oleh China dan Senkaku oleh Jepang.
Kebijakan pemberlakuan zona larangan terbang tersebut dilakukan setelah Beijing melakukan latihan militer intensif selama berhari-hari di sekitar Taiwan sebagai tanggapan atas pertemuan Presiden Tsai Ing-wen dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di California pada pekan lalu.
Ketika China memberlakukan pembatasan ruang udara selama latihan militer Agustus lalu, ada gangguan signifikan pada penerbangan di wilayah tersebut. Beberapa maskapai penerbangan diharuskan membawa bahan bakar ekstra, menurut OPSGROUP, sebuah koperasi industri penerbangan yang memberi nasihat tentang risiko penerbangan. [ah/rs]
Forum