Tautan-tautan Akses

Sultan Brunei Buka KTT ASEAN Virtual


Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc (ke-4 dari kiri) sebagai tuan rumah KTT ASEAN dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah (kedua dari kanan), berpidato pada upacara penutupan ASEAN di Hanoi pada 15 November , 2020. (Foto: AFP/Nhac Nguyen)
Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc (ke-4 dari kiri) sebagai tuan rumah KTT ASEAN dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah (kedua dari kanan), berpidato pada upacara penutupan ASEAN di Hanoi pada 15 November , 2020. (Foto: AFP/Nhac Nguyen)

Ketua ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara), Sultan Hassanal Bolkiah membuka KTT tahunan kelompok negara-negara itu, Senin (25/10), melalui pidato yang ditayangkan secara online.

Pidato pembukaannya pada KTT virtual itu tidak menyebutkan ketidakikutsertaan jenderal tertinggi Myanmar tetapi terfokus pada masalah pemulihan pandemi COVID-19 dan persatuan dalam mengupayakan kemajuan.

"Dalam memerangi krisis ini, ASEAN dan mitra-mitra langsungnya perlu meningkatkan solidaritas dan kerja sama," katanya.

Jenderal tertinggi Myanmar, yang pasukannya merebut kekuasaan pada Februari lalu dan menghancurkan salah satu transisi demokrasi paling fenomenal di Asia, telah dikucilkan karena menolak mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri kekerasan mematikan di negara itu.

Myanmar memprotes keras pengucilan Jenderal Senior Min Aung Hlaing dari KTT dengan alasaan ia saat ini mengepalai pemerintahan dan dewan militer yang berkuasa.

Sanksi ASEAN yang belum pernah terjadi terhadap Myanmar itu menyimpang dari prinsip-prinsip dasar non-intervensi dalam urusan dalam negeri masing-masing anggota. Apalagi ASEAN selalu memutuskan segala sesuatu secara konsensus, yang artinya penolakan dari satu anggota saja bisa membatalkan keputusan apapun.

Myanmar menuding ASEAN melanggar prinsip-prinsip yang diabadikan dalam piagam kelompok itu dengan memutuskan untuk melarang pemimpin militernya menghadiri KTT itu. Tetapi kelompok regional ini mengatakan, mereka mengambil opsi itu karena sikap keras kepala sang jenderal yang semakin berisiko menodai citra ASEAN sebagai tempat perlindungan diplomatik bagi orang-orang dari cengkeraman tiran-tiran di Asia.

ASEAN memutuskan untuk mengundang diplomat veteran tertinggi negara itu, Chan Aye, ke KTT itu sebagai perwakilan “non-politik” negara tersebut. Hingga berita ini diturunkan belum jelas apakah Chan Aye akan hadir.

ASEAN belum mengakui kepemimpinan militer di Myanmar meskipun negara itu masih menjadi anggotanya.

Brunei, yang saat ini memimpin blok 10 negara itu, akan menjadi tuan rumah pertemuan tiga hari tersebut. KTT yang juga akan diikuti oleh Presiden Joe Biden dan para pemimpin China dan Rusia itu diperkirakan akan menyoroti krisis Myanmar yang memburuk, pandemi, serta masalah keamanan dan ekonomi. [ab/ka]

Recommended

XS
SM
MD
LG