Kota Volgograd di Rusia memiliki arti khusus bagi sebagian besar penduduk Rusia. Volgograd – yang menurut sejarah sebelumnya dikenal sebagai Stalingrad – merupakan daerah kemenangan Uni Soviet melawan pasukan Nazi pada Perang Dunia Kedua.
Secara geografis, Volgograd adalah kota kedua terbesar yang terdekat dengan kota peristirahatan Sochi di Laut Hitam, tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin mendatang. Volgograd juga merupakan target terakhir pemboman oleh teroris, yang dilakukan kelompok yang diyakini berasal dari kawasan Kaukasus Utara yang rawan.
Robert Legvold – pakar Rusia di Universitas Columbia – mengatakan, sulit untuk mengatakan siapa yang bertanggungjawab atas ledakan di pintu masuk stasiun kereta api dan di sebuah bis, di Volgograd itu.
“Serangan bulan Oktober di Volgograd oleh seorang perempuan pelaku bom bunuh diri itu mungkin terkait sebuah kelompok di Dagestan. Tetapi pemerintah Rusia juga prihatin tentang sebuah kelompok yang dipimpin oleh Doku Umarov. Pada musim panas – tepatnya bulan Juni 2013 lalu, Umarov menyatakan bahwa mereka akan melakukan serangan seperti ini sebanyak mungkin, guna mengganggu Olimpiade di Sochi,” ujar Legvold.
Pemerintah Rusia telah menghabiskan hampir dua milyar dollar untuk meningkatkan keamanan menjelang Olimpiade Musim Dingin di Sochi. Ribuan personil pasukan keamanan dan polisi berpatroli di “zona eksklusif” untuk melindungi pesta olahraga dunia itu.
Legvold mengatakan Rusia tampaknya berhasil mengamankan pesta olahraga itu. “Tokoh-tokoh senior di dalam Komite Olimpiade Internasional mengatakan mereka puas dengan situasi keamanan disana. Pejabat-pejabat Amerika juga mengatakan mereka yakin pemerintah Rusia mampu mengatasi masalah keamanan, meskipun pejabat-pejabat Amerika belum pernah begitu terlibat dalam urusan keamanan Olimpiade yang dilangsungkan jauh dari Amerika, seperti sekarang ini. Saya kira kekhawatiran utamanya adalah serangan yang kita lihat terjadi di Volgograd itu akan terulang di daerah-daerah yang merupakan “target lunak” yang jauh dari Olimpiade Sochi,” ujarnya.
Legvold mengatakan target-target kelompok teroris di Rusia sebelumnya mencakup bandara, sekolah, bioskop dan transportasi publik.
“Jika dipikir lebih jauh, ada beberapa pelaku bom bunuh diri yang mengenakan bahan peledak kuat pada badan mereka, dan ini musim dingin. Berarti setiap warga Rusia akan keluar rumah dengan pakaian musim dingin yang sangat tebal dan sangat sulit mendeteksi keberadaan bom kecuali Anda memiliki peralatan teknis di hampir setiap tempat. Itu tampaknya mustahil,” tambahnya.
Legvold mengatakan Olimpiade Musim Dingin di Sochi bulan Februari mendatang merupakan hal penting bagi citra Presiden Vladimir Putin.
“Ia telah mempertaruhkan prestise pribadi dan bahkan dalam terminologi psikologis – kebanggaan Rusia, nasionalisme Rusia, untuk menunjukkan pada dunia luar bahwa Rusia dalam banyak hal telah berubah. Saya kira ini benar-benar penting baginya. Jadi saya dapat membayangkan betapa ia akan benar-benar sibuk dengan apa yang terjadi di Volgograd dan bersiap menyelenggarakan Olimpiade,” papar Legvold.
Menjawab kemungkinan terjadinya serangan teroris menjelang Olimpiade Musim Dingin tersebut, Legvold mengatakan “bodoh sekali jika Anda mengesampingkan kemungkinan itu”.
(Andre de Nesnera/Washington DC).
Secara geografis, Volgograd adalah kota kedua terbesar yang terdekat dengan kota peristirahatan Sochi di Laut Hitam, tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin mendatang. Volgograd juga merupakan target terakhir pemboman oleh teroris, yang dilakukan kelompok yang diyakini berasal dari kawasan Kaukasus Utara yang rawan.
Robert Legvold – pakar Rusia di Universitas Columbia – mengatakan, sulit untuk mengatakan siapa yang bertanggungjawab atas ledakan di pintu masuk stasiun kereta api dan di sebuah bis, di Volgograd itu.
“Serangan bulan Oktober di Volgograd oleh seorang perempuan pelaku bom bunuh diri itu mungkin terkait sebuah kelompok di Dagestan. Tetapi pemerintah Rusia juga prihatin tentang sebuah kelompok yang dipimpin oleh Doku Umarov. Pada musim panas – tepatnya bulan Juni 2013 lalu, Umarov menyatakan bahwa mereka akan melakukan serangan seperti ini sebanyak mungkin, guna mengganggu Olimpiade di Sochi,” ujar Legvold.
Pemerintah Rusia telah menghabiskan hampir dua milyar dollar untuk meningkatkan keamanan menjelang Olimpiade Musim Dingin di Sochi. Ribuan personil pasukan keamanan dan polisi berpatroli di “zona eksklusif” untuk melindungi pesta olahraga dunia itu.
Legvold mengatakan Rusia tampaknya berhasil mengamankan pesta olahraga itu. “Tokoh-tokoh senior di dalam Komite Olimpiade Internasional mengatakan mereka puas dengan situasi keamanan disana. Pejabat-pejabat Amerika juga mengatakan mereka yakin pemerintah Rusia mampu mengatasi masalah keamanan, meskipun pejabat-pejabat Amerika belum pernah begitu terlibat dalam urusan keamanan Olimpiade yang dilangsungkan jauh dari Amerika, seperti sekarang ini. Saya kira kekhawatiran utamanya adalah serangan yang kita lihat terjadi di Volgograd itu akan terulang di daerah-daerah yang merupakan “target lunak” yang jauh dari Olimpiade Sochi,” ujarnya.
Legvold mengatakan target-target kelompok teroris di Rusia sebelumnya mencakup bandara, sekolah, bioskop dan transportasi publik.
“Jika dipikir lebih jauh, ada beberapa pelaku bom bunuh diri yang mengenakan bahan peledak kuat pada badan mereka, dan ini musim dingin. Berarti setiap warga Rusia akan keluar rumah dengan pakaian musim dingin yang sangat tebal dan sangat sulit mendeteksi keberadaan bom kecuali Anda memiliki peralatan teknis di hampir setiap tempat. Itu tampaknya mustahil,” tambahnya.
Legvold mengatakan Olimpiade Musim Dingin di Sochi bulan Februari mendatang merupakan hal penting bagi citra Presiden Vladimir Putin.
“Ia telah mempertaruhkan prestise pribadi dan bahkan dalam terminologi psikologis – kebanggaan Rusia, nasionalisme Rusia, untuk menunjukkan pada dunia luar bahwa Rusia dalam banyak hal telah berubah. Saya kira ini benar-benar penting baginya. Jadi saya dapat membayangkan betapa ia akan benar-benar sibuk dengan apa yang terjadi di Volgograd dan bersiap menyelenggarakan Olimpiade,” papar Legvold.
Menjawab kemungkinan terjadinya serangan teroris menjelang Olimpiade Musim Dingin tersebut, Legvold mengatakan “bodoh sekali jika Anda mengesampingkan kemungkinan itu”.
(Andre de Nesnera/Washington DC).