Para pejabat Rusia mengatakan tiga orang lagi tewas akibat dua bom bunuh diri di kota Volgograd Minggu (29/12) dan Senin (30/12), sehingga korban tewas menjadi 34 dengan puluhan lainnya cedera. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pemerintah Rusia telah meningkatkan keamanan di dan sekitar Volgograd setelah pemboman tersebut.
Dalam serangan Senin (30/12), ledakan bom yang menghantam sebuah bus troli menewaskan 14 orang dan melukai 30 lainnya. Sehari sebelumnya, seorang penyerang meledakkan bom bunuh diri di pos keamanan di pintu masuk stasiun kereta api utama kota itu dan menewaskan sedikitnya 17 orang.
Seorang juru bicara badan penyelidik utama Rusia mengatakan, bom dalam ledakan tersebut mirip dengan yang digunakan dalam serangan hari Minggu (29/12), sehingga mengukuhkan kecurigaan bahwa keduanya mungkin berkaitan.
Kremlin hari Senin (30/12) menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan badan kontraterorisme negara itu untuk meningkatkan keamanan di Volgograd dan lokasi-lokasi lainnya di seluruh negara itu.
Kementerian Luar Negeri Rusia membandingkan serangan-serangan tersebut mirip dengan aksi teroris serupa di Amerika, Irak dan Nigeria. Mereka menyerukan solidaritas internasional dalam menghadapi terorisme dan “ideologi kekerasan di balik terorisme dan ekstremisme.”
Pemerintah Rusia telah meningkatkan keamanan di dan sekitar Volgograd setelah pemboman tersebut.
Dalam serangan Senin (30/12), ledakan bom yang menghantam sebuah bus troli menewaskan 14 orang dan melukai 30 lainnya. Sehari sebelumnya, seorang penyerang meledakkan bom bunuh diri di pos keamanan di pintu masuk stasiun kereta api utama kota itu dan menewaskan sedikitnya 17 orang.
Seorang juru bicara badan penyelidik utama Rusia mengatakan, bom dalam ledakan tersebut mirip dengan yang digunakan dalam serangan hari Minggu (29/12), sehingga mengukuhkan kecurigaan bahwa keduanya mungkin berkaitan.
Kremlin hari Senin (30/12) menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan badan kontraterorisme negara itu untuk meningkatkan keamanan di Volgograd dan lokasi-lokasi lainnya di seluruh negara itu.
Kementerian Luar Negeri Rusia membandingkan serangan-serangan tersebut mirip dengan aksi teroris serupa di Amerika, Irak dan Nigeria. Mereka menyerukan solidaritas internasional dalam menghadapi terorisme dan “ideologi kekerasan di balik terorisme dan ekstremisme.”