Presiden Myanmar Thein Sein telah mengucapkan selamat kepada pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dan Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) atas kemenangan besar mereka dalam pemilihan parlemen minggu ini atas partai Serikat Solidaritas dan Partai Pembangunan (USDP).
Seorang juru bicara NLD mengatakan pesan yang diterima partai hari Rabu (11/11) dari Menteri Informasi Ye Htut atas nama Thein Sein mencakup janji bahwa "pemerintah akan melakukan transfer kekuasaan yang damai" begitu Komisi Pemilu mengukuhkan kemenangan NLD.
Hasil terakhir dari Komisi Pemilu menunjukkan bahwa NLD mendapatkan 273 tempat duduk di majelis rendah parlemen. NLD juga menang besar di majelis tinggi, meraih 77 dari 83 kursi sejauh ini.
Rencana Pembicaraan
Sebelumnya hari Rabu, Ye Htut menulis di halaman Facebook resminya bahwa Presiden Thein Sein telah menerima tawaran dari Aung San Suu Kyi untuk melakukan pembicaraan, namun hanya setelah komisi pemilu telah menyelesaikan proses penghitungan suara.
Selain presiden, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu mengirim surat-surat untuk mengadakan pembicaraan dengan ketua parlemen Shwe Mann dan panglima militer Min Aung hlaing dalam apa yang ia sebut semangat "rekonsiliasi nasional."
Ahli-ahli politik Myanmar mengatakan NLD perlu meraih dua pertiga kursi parlemen untuk mengatasi veto militer dalam badan legislatif bikameral, dikenal sebagai Pyidaungsu Hluttaw, yang menyeleksi presiden.
Ikon demokrasi berusia 70 tahun itu secara konstitusi dilarang menjadi presiden, karena mendiang suaminya warga negara Inggris, demikian juga dengan kedua anaknya. Namun dalam sebuah wawancara dengan BBC hari Selasa, ia bersikeras akan terus membuat semua keputusan sebagai pemimpin NLD, siapapun yang akan menjadi presiden.
Kontrol Militer
Militer secara otomatis mengontrol 25 persen dari semua kursi parlemen berdasarkan konstitusi 2008, dan mempertahankan kontrol atas beberapa pos kunci pemerintahan, termasuk pertahanan, dalam negeri dan keamanan perbatasan.
Militer dan partai-partai terbesar dalam parlemen akan mencalonkan kandidat presiden bulan Februari 2016. Peraih suara terbanyak akan menjadi presiden, dan dua runner-up akan menjadi wakil presiden.
Pemilu kali ini adalah yang pertama di Myanmar, sejak junta militer mendirikan pemerintahan kuasi-sipil tahun 2011, setelah hampir 50 tahun berkuasa, dan satu tahun setelah status tahanan rumah Aung San Suu Kyi yang telah berlangsung dua dekade berakhir, dan larangan atas partai NLD-nya dihapus.
Lebih dari 30 juta orang memberikan suaranya pada pemilu hari Minggu, yang dipuji para pengamat internasional sebagai sebuah keberhasilan, meski mereka prihatin dengan pencabutan hak pilih warga Muslim dan minoritas lainnya, serta kurangnya transparansi mengenai penghitungan suara pendahuluan. [hd]