Peringatan 80 tahun pembebasan Auschwitz oleh pasukan Soviet diperingati pada hari Senin (27/1) dengan upacara di lokasi bekas kamp kematian tersebut.
Pasukan Nazi Jerman membunuh sekitar 1,1 juta orang di lokasi yang terletak di Polandia selatan itu, yang diduduki Jerman selama Perang Dunia II.
Sebagian besar korban adalah orang Yahudi yang dibunuh secara massal di dalam kamar-kamar gas. Akan tetapi, Nazi juga membunuh banyak orang Polandia, Roma, tawanan perang Soviet, kaum gay dan lainnya yang menjadi sasaran pemusnahan dalam ideologi rasial Nazi.
Para penyintas kamp yang sudah lanjut usia – beberapa di antaranya mengenakan syal bergaris biru-putih yang merujuk pada seragam penjara mereka dulu – berjalan bersama menuju Tembok Kematian, di mana para tahanan dieksekusi, termasuk banyak orang Polandia yang menentang pendudukan negara mereka.
Presiden Polandia Andrzej Duda kemudian bergabung dengan para penyintas. Enam juga warga Polandia meninggal dalam perang tersebut.
Sambil membawa lilin, Duda berjalan bersama Direktur Museum Negara Auschwitz-Birkenau, Piotr Cywinski.
Di tembok itu, kedua laki-laki itu tersebut menundukkan kepala mereka, menggumamkan doa, dan membuat tanda salib.
Secara keseluruhan, Jerman membunuh enam juta orang Yahudi dari seluruh Eropa, memusnahkan dua pertiga warga Yahudi di Eropa dan sepertiga orang Yahudi di seluruh dunia.
Pada tahun 2005, Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan tanggal 27 Januari sebagai Hari Peringatan Holocaust Internasional.
Para pemimpin dunia dan bangsawan kerajaan rencananya akan bergabung dengan para penyintas kamp kematian yang sudah lanjut usia – yang termuda kini berusia 80-an tahun – untuk memperingati hari itu.
Meski demikian, para politisi tidak diminta memberikan sambutan pada peringatan kali ini. Karena usia lanjut para penyintas, pihak penyelenggara memilih untuk menjadikan mereka sebagai pusat acara peringatan.
Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dijadwalkan hadir.
Menurut kantor berita Jerman, DPA, Jerman tidak pernah mengirim dua pemimpin tertinggi negara itu secara bersamaan sebelumnya.
Kehadiran kanselir dan presiden Jerman dinilai sebagai bentuk komitmen berkelanjutan negara itu untuk bertanggung jawab atas tindak kejahatan yang dilakukannya, bahkan di tengah tumbuhnya gerakan ekstrem kanan yang ingin melupakan peristiwa tersebut.
Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau juga dijadwalkan hadir, demikian pula Raja Charles III dari Inggris, serta raja dan ratu dari Spanyol, Denmark dan Norwegia.
Perwakilan Rusia biasanya menjadi tamu utama dalam acara tersebut sebagai bentuk pengakuan atas pembebasan kamp oleh Soviet pada 27 Januari 1945, serta kerugian besar yang diderita pasukan Soviet dalam serangan Sekutu yang pada akhirnya mengalahkan Nazi Jerman.
Akan tetapi, sejak terjadinya invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, Rusia tidak lagi diterima. [rd/em]
Forum