Pemimpin Kazakhstan, Jumat (1/9) menyerukan referendum mengenai pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pihak berwenang melakukan ratusan uji coba nuklir di padang-padang rumput Kazakhstan selama era Uni Soviet, dengan mengabaikan dampak lingkungan dan kesehatan.
Banyak orang di Kazakhstan yang juga merupakan produsen uranium terkemuka di dunia, merasa skeptis terhadap penggunaan nuklir ke dalam bauran energi negara tersebut.
“Apakah akan membangun pembangkit listrik tenaga nuklir atau tidak merupakan pertanyaan yang sangat penting dan berdampak pada masa depan negara kita,” kata Presiden Kassym Jomart-Tokayev.
“Oleh karena itu saya mengusulkan untuk menanyakannya dalam referendum nasional. Tanggal pastinya akan diputuskan nanti,” ujarnya dalam pidato pembukaan tahun ajaran baru.
Ini akan menjadi referendum pertama di negara otoriter itu di mana pemungutan suara dipandang sebagai formalitas dengan hasil yang sudah ditentukan sebelumnya.
Asosiasi Nuklir Dunia mengatakan Kazakhstan adalah produsen uranium terbesar di dunia, menyumbang 43 persen produksi global tahun lalu.
“Di satu sisi, Kazakhstan sebagai produsen uranium terbesar di dunia harusnya memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir sendiri,” ujar Tokayev.
“Namun di sisi lain, banyak warga dan pakar yang mengkhawatirkan keamanan stasiun-stasiun nuklir. Hal ini dapat dimengerti, mengingat tragedi tragis Situs Uji Nukir Semipalatinsk,” katanya.
Moskow menggunakan wilayah luas di Kazakhstan utara – yang dikenal sebagai Situs Uji Semipalatinsk – antara tahun 1949 hingga 1989.
Sekitar 1,5 juta orang diperkirakan terpapar radiasi tingkat tinggi selama pengujian di sana. Wilayah-wilayah yang dekat dengan lokasi tersebut masih mencatat tingkat kanker yang lebih tinggi.
Rusia adalah eksportir utama tenaga nuklir dan badan tenaga nuklirnya Rosatom telah terlibat dalam pembangunan pembangkit-pembangkit listrik di beberapa negara berkembang, termasuk negara tetangga bekas Uni Soviet, Belarus. [ab/lt]
Paling Populer
1
Forum