Presiden AS Donald Trump berbicara tentang komitmen Amerika pada NATO dan rencananya membentuk sistem perdagangan global yang baru.
Pidato Trump mungkin ditujukan bagi warga Amerika dan ia berulangkali menyampaikan komitmennya untuk senantiasa mendahulukan Amerika, tetapi pidatonya dicermati di seluruh dunia.
“Ini adalah kepemimpinan Amerika yang didasarkan pada kepentingan keamanan yang vital, yang kita lakukan bersama sekutu-sekutu di seluruh dunia. Kita sangat mendukung NATO, aliansi yang telah terjalin melewati dua Perang Dunia yang menghancurkan fasisme, dan Perang Dingin yang mengalahkan komunisme. Tetapi mitra-mitra ini harus memenuhi kewajiban keuangan mereka,” tegas Trump.
Pengamat politik Ian Bond di Pusat Reformasi Eropa yang berkantor di London mengatakan kepada VOA melalui Skype, pernyataan yang lebih hangat itu disambut baik dunia.
“Trump tidak mengulangi pernyataan bahwa NATO sudah ketinggalan jaman dan ia justru menekankan pentingnya NATO. Tetapi di balik itu Trump masih mengemukakan bahwa negara-negara NATO harus membayar tagihan mereka, seolah-olah Amerika adalah perusahaan layanan keamanan,” ulas Bond.
Presiden Trump menjanjikan salah satu peningkatan anggaran pertahanan nasional yang terbesar dalam sejarah Amerika.
“Bahkan banyak anggota Partai Republik yang memberitahu Trump bahwa merupakan suatu kesalahan jika ia memangkas bantuan pembangunan luar negeri dan Departemen Luar Negeri untuk mendanai peningkatan anggaran militer yang sangat besar,” lanjut Trump.
Sementara itu, Direktur Riset di China Policy – sebuah institusi penelitian yang berkantor di Beijing – David Kelly mengatakan berkurangnya keterlibatan Amerika di luar negeri akan dipandang sebagai kesempatan bagi China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
“Sekali lagi Trump membuka peluang besar yang dapat dimanfaatkan China melalui diplomasi,” papar Kelly.
Nama China disebut Trump ketika ia berulangkali menyampaikan tuduhan bahwa sistem perdagangan global tidak menguntungkan Amerika.
“Enam puluh ribu pabrik Amerika tutup sejak China bergabung dalam WTO tahun 2001,” tambah Trump.
Trump tidak secara langsung menyebut larangan masuk ke Amerika bagi warga dari tujuh negara mayoritas berpenduduk Muslim, instruksi yang telah diblokir oleh pengadilan.
Selain menyampaikan tekad untuk memberantas kelompok teror ISIS, tidak satu kali pun Trump menyebut Afrika, salah satu wilayah yang menjadi fokus presiden sebelumnya.
Pengamat di Institut Urusan Internasional Afrika Selatan Steven Gruzd mengatakan, “Dalam satu bulan pertama ini kita belum tahu sama sekali bentuk kebijakan pemerintah mengenai Afrika. Belum ada wakil Menteri luar negeri urusan Afrika. Banyak posisi duta besar yang kosong, antara lain duta besar untuk Afrika Selatan.”
Nada pidato yang terukur umumnya dipuji. Tetapi beberapa analis mengatakan banyak pemimpin dunia menginginkan rincian kebijakan lebih banyak mengenai janji Trump bagi tahap baru kejayaan Amerika. [em/ds]